Sukses

Lifestyle

Saya Ingin Jadi PRINCESS!

Oleh Susan Bachtiar

Sebagai guru bahasa Inggris, saya sudah pernah mengajar murid-murid SMP, SMA bahkan mahasiswa. Tapi akhirnya saya memilih menjadi guru untuk murid-murid mungil di TK. Padahal, saya juga pernah dilanda rasa ragu ketika pertama kali mengajar anak-anak usia 4 dan 5 tahun tersebut. Harus super sabar. Tapi nyatanya, kebahagiaan yang saya dapatkan jauh lebih besar dibandingkan kesabaran yang harus saya miliki. Setiap pulang mengajar, ada saja kebahagiaan yang saya bawa pulang. Cerita dari para murid kecil itu tak terhitung banyaknya. Saya bagi pada Anda beberapa diantaranya.

Suatu hari ketika memeriksa hasil menggambar di sebuah meja, Anisa (5) menatap saya. Dia lalu memegang tangan saya, “Miss Susan, kalau di rumah tidak punya kuteks, bilang saja sama aku. Di rumah aku punya banyak kuteks warna-warni. Jangan pakai tip ex begini.” Saya menahan rasa geli. Saat itu kuku saya baru saja di-french manicure, dengan ujung-ujung kuku berwarna putih. Rupanya ia mengira itu tip ex!

Di lain hari, seperti biasa anak-anak sedang mewarnai. Tiba-tiba terdengar suara, “Kenapa kamu mewarnai gambar orang dengan warna cokelat tua? Nah, aku tahu, soalnya kamu berkulit hitam,” kata seorang murid dengan nada mengejek. Saya pun datang melerai. “Ssst, kulit memang berbeda-beda warnanya, dan itu tak masalah,” kata saya. Ridchard (5) murid yang diledek, lalu berdiri dan bicara pada teman yang jahil itu, “Saya memang berkulit hitam, tapi kan, hitam manis!” Gayanya itu, membuat saya ingin tertawa. Kedua tangannya di pinggang.

Murid saya yang perayu pun ada. “Miss Susan hari ini cantik sekali, aku sayang lho, sama kamu,” kata Roby sambil mengelus-elus tangan saya. Di lain waktu saya dibuat terharu oleh Prita (4), ketika saya menanyakan ada berapa jumlah orang dalam keluarga? Prita menjawab, “Dua, hanya saya dan mama. Sebab papa saya sudah berada di surga.”

Namun saya memang lebih sering dibuat tertawa. Inilah cerita William (5). Di kelas dia berkata, “Miss Susan seksi sekali.” Wah, saya kaget, langsung melihat ke diri sendiri. Apa yang salah? Rasanya tidak ada. “Apa yang dimaksud seksi, William?” “Itu warna baju Miss Susan, seksi.” Oooh, warna fuchsia. “Ini namanya warna cerah, bukan seksi,” kata saya sambil menahan tawa. William pun tersipu. 

Lain lagi tingkah Runi (5). Ketika saya mengajar, mulutnya sibuk komat-kamit. “Runi, sedang apa?” “Aku sedang menghitung jumlah kancing baju Miss Susan,” katanya sambil malu-malu. Saya pun tertawa, saat itu saya memakai blus yang jumlah kancingnya berderet banyak.

Ini juga lucu. Suatu pagi saya menanyakan, ingin memilih profesi apa ketika besar nanti? “Louisa, ingin jadi apa?” “Aku ingin jadi princess,” katanya mantap. “Oh, tapi princess buka profesi, Louisa.” Dia menunduk. Saya pikir dia mengerti. Tapi sedetik kemudian dia menatap saya dengan mata berkaca-kaca. Saya kaget, “Kenapa Louisa?” “Aku tetap mau jadi princess....” Huaaa, dia pun menangis.

[initial]

Source: GoodHouseKeeping, Edisi Oktober 2012, Halaman 138

(GH/gil)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading