Sukses

Lifestyle

Kisah Pemuja Rahasia: Namanya Senja, Dia Kisahku

Orang bilang, cinta itu bisa datang kapan dan di mana saja. Tidak pernah terduga dan bahkan tidak bisa dihindari. Agaknya ungkapan ini benar adanya. Anda pasti pernah mengalami momen di mana menyukai seseorang tiba-tiba, tanpa alasan. Hati Anda yang berbicara, iya, hati kecil Anda.

Semua wanita pernah memendam rasa, rasa cinta yang mungkin tidak akan pernah terungkap. Sayang, apakah ada kata terlambat untuk cinta? Apa selalu ada kata tunggu untuk cinta?

"Tolong ya, siapkan semua dengan baik. Malam ini harus jadi malam yang istimewa." ujar Senja.

***

"Selamat ya, akhirnya kamu kerja di sini juga," ucap Gana, seorang wanita yang kemudian menjadi teman akrabku di kantor baruku. Aku baru saja diterima kerja di sebuah kantor. Dari sini hidupku bermula, dari sini juga aku mengenalnya, literally. Senja.. Nama itu ada di otakku selalu, di hatiku tak pernah pergi.

***

Aku hanya tahu namanya, ngobrol saja belum pernah, Tapi ada sesuatu yang aneh ketika melihat dia. Entah itu apa. Terlalu dini rasanya jika aku sebut itu adalah cinta. Ah mungkin hanya perasaanku saja.

Lambat laun, dia semakin menarik. Menarik perhatianku, menarik hatiku untuk selalu melihatnya lewat ketika dia baru saja datang. Aku selalu menempatkan posisiku senyaman mungkin agar bisa memandanginya. Entah dia menyadari atau tidak jika aku selalu menjadi yang pertama tahu dia datang. Ah tidak mungkin.

"Eh, ada acara kantor lho, minggu depan. Kamu ikut kan? " kata Gana membuyarkan lamunan ku. Dia berkata sambil melirikku penuh maksud. Aku tahu, ini pasti adalah kode bahwa dia juga akan ada di acara itu. Ini mungkin jadi kesempatan pertama buatku untuk mengajaknya datang bersama. Tapi, mungkinkah? Duh, bagaimana ya alasan yang tepat? Aku harus bilang apa ya? Sayang, semua itu hanya ada di angan. Aku tidak pernah berani untuk menanyakannya. Semua berakhir. Kesempatanku hilang. Bodoh...

Acara kantor terlewat begitu saja, seperti anganku berkenalan lebih dekat dengannya juga. Sayang, aku hanya bisa melihat punggungnya saja. Aku dan dia memang berada di kantor yang sama, sayang kami dipisahkan oleh divisi yang berbeda.

***

"Lho, kamu kok belum pulang? Belum dijemput ya? Udah malem lho, masih di kantor aja." Kata Senja. Suaranya mengagetkanku yang sedang asyik mendengarkan musik volume maksimal dengan headset. Kebiasaanku memang, simple sih, supaya bisa konsentrasi.

"Ah, nggak, lagi males pulang aja. Asyik di sini." Entah apa yang meracau dari mulutku. Hati, otak dan mulutku sedang tidak bisa bersinergi dengan baik. Tapi, dari situlah aku sedikit mengenalnya. Dia menemaniku hingga beberapa jam setelahnya. Dari situ juga aku mendapatkan kontaknya. Malam itu aku tidur dengan tersenyum, antara tidak percaya dan lucu saja bagaimana Tuhan mengatur perkenalan kami.

***

From : Senja

To : Gana

"Akhirnya aku kenalan juga dengan dia." Sent

***

Tidak terasa, sudah satu tahun aku bekerja di kantor ini. Aku dan Senja masih dekat, ya sama seperti yang lainnya. Belum ada yang spesial. Bahkan rasa yang pernah aku rasakan sejak satu tahun lalu tidak pernah hilang. Kami tidak pacaran, terlalu cepat rasanya dan aku tidak yakin apakah dia memiliki rasa yang sama. Ada gosip yang berhembus bahwa dia sedang dekat dengan salah satu wanita di kantor, tapi entah siapa. Tidak pernah ada yang tahu siapa wanita itu. Misterius..

Tapi, bagiku, melihatnya datang setiap pagi sudah bisa membuat hariku bahagia. Melihatnya membalas senyumku itu sudah cukup membuat tidurku nyenyak. Mungkinkah aku hanya akan menjadi secret admirer? Atau harus kukatakan bagaimana perasaanku sebenarnya? Tapi, bagaimana jika semua kedekatan yang sudah pernah terjalin hilang begitu saja?

"Cie.. Siapa nih gebetannya? Makin kenceng aja gosipnya." Tanyaku suatu malam ketika lagi-lagi aku harus lembur di kantor. Dia yang kutanya hanya diam saja. Tidak ada jawaban. Tidak pernah ada jawaban.

***

Hari ini, tepat satu tahun yang lalu di mana aku hanya bisa melihat punggungnya dari jauh. Ya, aku sedang menikmati acara tahunan kantor. Bedanya, aku sudah dekat dengan Senja, walaupun tidak 'dekat' dalam artian yang lebih. Menurutku kami hanya dekat. Senja tidak pernah menunjukkan apa-apa, kode, sinyal, apa saja. But, I'm good with that. Setiap momen aku nikmati, aku syukuri. Hingga di puncak acara, biasanya akan ada sedikit kegilaan yang akan disumbangkan dari setiap tim dan divisi.

"Perhatian semuanya. Setelah ini akan ada pemutaran video. Minta perhatiannya ya?"

Aku yang semula tidak terlalu memperhatikan karena sedang sibuk ngobrol, tiba-tiba merasa aneh karena semua orang menoleh ke arahku. Ketika aku mengubah pandanganku, astaga...

***

Aku akan menjadi orang pertama yang mengiyakan bahwa cinta itu bisa tumbuh di mana dan kapan saja tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Malam itu, jadi malam paling indah karena cinta rahasiaku ternyata bersambut. Memori kenangan malam itu di mana Senja memberikan video singkat manis tentang cinta rahasia kami (ternyata dia juga merasakan hal yang sama) ditutup dengan pernyataan cinta manis yang dia katakan untukku. Sekarang aku tahu dan sadar, hati tidak pernah salah...

***

Manis.. Kadang juga sedih, itulah cinta. Kadang Anda juga tidak bisa menebak bagaimana rasa akan berakhir, bahagia atau sia-sia. Untuk Anda yang sedang memuja dia diam-diam, ungkapkan. Lebih baik mengetahui apa jawabannya kini daripada dihantui dengan perasaan yang tidak menentu. You, secret admirer, don't let your love be only a secret.

(vem/dyn)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading