Sukses

Lifestyle

Perceraian Tak Membuatku Rapuh, Kini Aku Bangkit Demi Anakku

Menjadi single mother bukanlah perkara yang mudah. Banyak tantangan dan kesulitan hidup yang dihadapi. Belum lagi dengan desas-desus omongan orang lain yang suka mencibir atau merendahkan. Tapi kekuatan seorang wanita terkadang bisa begitu luar biasa. Seperti sosok wanita luar biasa Aan Wisginanjarsih ini. Setelah bercerai, hidupnya seakan runtuh. Namun semua hanya persoalan apakah kita mau bangkit atau tidak. Dan Aan memilih untuk bangkit dan berjuang.

***


Berawal dari melihat begitu banyaknya para wanita di sekitar kehidupan saya sehari-hari yang mengalami pelbagai masalah dan tidak tahu yang harus dilakukan, membuat saya tergerak untuk menulis kisah ini. Betapa inginnya saya melihat kaum saya menjadi mandiri dan mampu bertumpu di atas kakinya sendiri. Tidak sedikit para wanita yang terpuruk dan merasa tak berdaya pada saat terjadi masalah dalam rumah tangga baik karena masalah perselingkuhan ataupun ekonomi. Saya tahu rasanya karena memang pernah mengalami sendiri.

Saya seorang wanita usia 38 tahun, orangtua tunggal dari anak berumur 10 tahun. Pada pertengahan 2010 lalu saya mengalami hal yang kemudian memacu semangat saya untuk mandiri dan bekerja keras. Pada saat itu anak masih berusia 6 tahun. Karena suatu alasan akhirnya saya dan suami memutuskan untuk berpisah. Sungguh dunia serasa runtuh pada awal perceraian kami karena saya tidak bekerja dan hanya mengurus anak.

Setelah beberapa minggu merenung dan mencoba melupakan kesedihan saya, saya tiba-tiba teringat betapa lama saya tidak mengerjakan ibadah. Suatu malam saya shalat malam dan berdoa untuk diberikan kekuatan menata ulang hidup saya.


Kemudian saya bertekad dan berkata pada diri saya sendiri bahwa saya harus bisa bekerja dan bertahan demi anak dan juga saya sendiri. Orangtua dan saudara menawarkan diri untuk membantu secara finansial tapi saya berkata bahwa saya ingin memulai hidup saya yang baru dengan uang yang ada di tangan saya. Waktu itu jumlahnya hanyalah 2,8 juta rupiah. Sangat kecil untuk ukuran waktu itu jika ingin membuka usaha. Tapi saya tidak menyerah.

Kebetulan saya punya kemampuan di bidang teknik komputer dan pemasaran (marketing). Saya putar otak agar dengan dana 2,8 juta rupiah itu saya bisa memulai usaha kecil-kecilan. Akhirnya saya putuskan untuk membuka usaha komputer di rumah. Pada pagi hari, saya siapkan keperluan anak dan mengantar ke sekolah, kemudian saya bekerja menerima service komputer dan laptop pada siang hari. Saya juga memasang iklan di koran untuk membeli laptop atau komputer kondisi rusak/mati. Saya melakukan sistem jemput bola, yaitu saya ambil barang yang dijual.

Meskipun jauh atau sedang hujan tetap saya ambil karena saya bertekad tidak mau mengecewakan orang. Pernah saya mengambil laptop rusak pada malam hari di tengah hujan lebat karena tidak mau melanggar janji. Saya juga memberikan jasa reparasi laptop di tempat pelanggan langsung.


Untuk melakukan usaha seperti itu sungguh tidak mudah bagi seorang wanita. Banyak sekali tantangannya. Kadang ada yang kasihan, kadang ada juga yang kurang menghargai, tapi juga banyak yang salut akan ketekunan saya.

Seorang wanita tapi melakukan jenis pekerjaan pria. Saya abaikan semua hal negatif yang kadang datang menghampiri. Saya katakan pada diri sendiri bahwa saya bisa berhasil. Hampir tiap hari saya bekerja dari jam 5 pagi hingga jam 2 pagi keesokan harinya. Kadang tidur hanya 2-3 jam per hari. Saya selalu berusaha menyelesaikan barang pesanan atau servisan konsumen secepat mungkin.

Setahun berlalu dan usaha saya semakin membaik dan berkembang. Kemudian saya mempekerjakan dua orang teknisi. Dalam beberapa bulan kemudian saya memutuskan pindah ke ruko di kota agar mudah dijangkau konsumen. Dan tak lama kemudian usaha laptop saya berkembang dan bisa membuat saya membuka dan mengembangkan usaha baru. Usaha laptop sekarang sudah mempunyai sembilan karyawan dan cukup dikenal di kota Palembang. Dan sekarang saya mempunyai usaha klinik kecantikan, property developer, dan beberapa usaha yang lain. Juga sebentar lagi akan membuka beberapa usaha di Eropa. Semua pencapaian ini saya dapatkan dalam kurun waktu kurang dari empat tahun.

Sebisa saya, dalam kehidupan sehari-hari, apabila menemui wanita yang berputus asa karena menghadapi suatu masalah, saya berusaha menguatkan dan memotivasi untuk kuat dan mandiri. Belajar untuk tegar dan bertumpu di kaki sendiri.

Semoga kisah ini bisa menggerakkan hati para wanita yang mungkin sedang dilanda masalah dan kehilangan pegangan. Let's become a stronger woman no matter what has happened in our life!

Salam hangat,
Aan Wisginanjarsih






(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading