Sukses

Lifestyle

Bermimpi Jadi Sineas, Aku Wanita yang Senang Bercerita dalam Visual

Hidup memang tentang pilihan. Setiap wanita pun berhak menentukan dan mengambil pilihannya sendiri dalam hidup. Seperti cerita sahabat Vemale yang disertakan dalam Lomba Menulis April 2018 My Life My Choice ini. Meski kadang membuat sebuah pilihan itu tak mudah, hidup justru bisa terasa lebih bermakna karenanya.

***

Empat tahun menggeluti dunia broadcasting dan perfilman membawaku pada pengalaman–pengalaman luar biasa. Menjadi seorang siswi SMK broadcasting tentu tidaklah mudah, banyak hal baru yang harus aku pelajari dan tentunya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan terbiasa dengan tuntutan yang lebih besar lagi. Tetapi memilih untuk menekuni ilmu ini tidak pernah membuatku menyesal, bahkan di luar ekspektasiku, ini semua membawa perubahan besar pada hidupku dan aku ingin berterimakasih pada diriku yang empat tahun lalu memantapkan pilihan broadcasting dan perfilman ini.

Seolah menemukan apa yang aku cari selama ini, mempelajari berbagai hal tentang bagaimana seorang produser mengelola sebuah program acara, bagaimana seorang sutradara harus mampu bercerita melalui setiap visual yang disajikan di layar kaca, bagaimana seorang penulis naskah berproses menjadikan sebuah cerita bermakna dan hidup, bagaimana seorang kameramen menciptakan komposisi gambar yang memanjakan mata, bagaimana seorang penata artistik memberikan sentuhan artistik di setiap unsur visual, bagaimana seorang penata suara menyajikan unsur audio yang selaras dengan visual, dan juga bagaimana seorang editor menyuntingnya agar menjadi satu paduan yang harmoni dan menyampaikan sebuah pesan utuh serta bagaimana ketujuh elemen utama ini bersatu untuk menghasilkan sebuah karya audio visual yang dapat dinikmati oleh khalayak ramai membuatku merasa hidup dan bersemangat.

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

Terjun dalam dunia broadcasting dan perfilman banyak mengajarkanku nilai–nilai penting dan membawa pengalaman berharga yang tak terlupakan. Proses kreatif dalam pembuatan sebuah karya audio visual memerlukan kerja sama tim yang solid. Di sinilah aku dapat mengasah kemampuanku untuk bekerja sama dengan banyak orang yang isi kepalanya berbeda–beda, aku belajar bagaimana menurunkan ego untuk mendengarkan pendapat orang lain dan bagaimana memposisikan diri untuk dapat diandalkan dalam sebuah tim. Jiwa kepemimpinan pun dibutuhkan untuk mengambil keputusan dan mengelola tim dengan baik untuk menciptakan sebuah karya yang maksimal.

Tahun 2016, aku dengan seorang temanku dipercaya untuk memproduksi sebuah film pendek dengan tema revolusi mental untuk Festival dan Lomba Seni Siswa (FLS2N) tingkat provinsi, waktu itu kami mewakili Kota Cimahi atas nama SMKN 1 Cimahi. Aku menjadi produser, sutradara dan sekaligus penulis naskah pada project ini. Dengan waktu yang hanya dua minggu, kami harus menyelesaikan proses pembuatan film ini sampai tahapan produksi atau yang biasa kita sebut shooting.

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

Adapun proses pasca produksi atau editing dilakukan bersamaan dengan peserta dari kota lain di hari perlombaan dengan waktu delapan jam. Setelah proses editing selesai dilaksanakan, tiba waktunya untuk screening karya tiap tim dan presentasi mengenai film yang dibuat. Aku cukup gugup waktu itu, tetapi respon juri terhadap film kami sangat mengobati rasa gugup tersebut, presentasi pun berjalan lancar.

Hingga waktu pengumuman juara tiba, film kami mendapatkan Juara 1 dan otomatis mewakili Provinsi Jawa Barat dalam FLS2N tingkat nasional bersama dengan Juara 2 dan Juara 3 pada saat itu. Di sini keajaiban pun dimulai, aku mulai diperhitungkan keberadaannya dan merasa lebih percaya diri tetapi tetap rendah hati tentunya. Kami pun diundang Walikota Cimahi dalam rangka menyambut HUT Kota Cimahi, Ibu Walikota memberikan piagam penghargaan atas prestasi yang kami raih.

Ilustrasi./Copyright pixabay.com

Masih di tahun 2016 pula, kami melanjutkan lomba film pendek ke tingkat nasional, bersama dengan tim dari Bogor dan Bandung, kami atas nama Provinsi Jawa Barat membuat sebuah film bertemakan kearifan lokal Jawa Barat. Di sini aku berperan sebagai produser dan sutradara. Perlombaan berlangsung di Manado, Sulawesi Utara. Lagi-lagi di dunia perfilman, aku mendapatkan pengalaman baru yang luar biasa. Hasilnya kami mendapatkan Juara 3, tentunya rasa bahagia dan bangga karena telah melewati banyak proses yang melelahkan menyelimuti kami hari itu. Tidak hanya predikat juara yang menjadi pengalaman berharga, bertemu teman–teman baru dari berbagai provinsi di Indonesia sambil mempelajari beberapa bahasa daerahnya sangatlah menyenangkan, ditambah lagi meng-explore keindahan Kota Manado sungguh pengalaman yang tak akan pernah terlupakan.

Berkat prestasiku di bidang perfilman ini, aku mendapatkan beasiswa yang dapat menutupi biaya sekolahku hingga lulus SMK, tentunya ini sangat melegakan sekaligus membanggakan. Sempat terpikir olehku apakah keputusanku menekuni ilmu broadcasting dan perfilman yang masih banyak disepelekan oleh orang–orang ini merupakan pilihan yang benar atau malah pilihan yang salah. Semua pengalaman hebat ini menjawabnya, ya, pilihanku memang benar. Aku menikmati setiap prosesnya.

Banyak orang yang memilih karirnya masing–masing, ada yang menjadi dokter, pengacara, pengusaha, guru, dan profesi lainnya. Dan inilah aku, wanita yang memilih menjadi seorang sineas yang ingin selalu bercerita dalam visual di setiap karyanya.





(vem/nda)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading