Sukses

Lifestyle

3 Fakta Psikologi dan Medis Tentang Cinta dan Seksualitas

Cinta dan seksualitas nampaknya merupakan 2 hal yang sulit untuk dipisahkan keberadaannya. Berikut ini ada beberapa fakta psikologi dan medis terkait cinta dan seksualitas, dilansir dari lovepanky.com.

Jatuh cinta memang bisa membuat Anda ‘gila’

Ladies, menurut para ahli, jatuh cinta membuat kadar hormone serotonin di tubuh turun drastis. Hal ini menyebabkan kerja otak menurun sekian persen sehingga menyebabkan Anda sulit untuk berpikir rasional. Berkurangnya hormone serotonin di dalam tubuh memicu hormone kortisol yang mampu mengatasi stress juga ikut menurun. Oleh karenanya, saat jatuh cinta tekanan darah menjadi lebih tinggi – apalagi jika bertemu si dia – dan terkadang mengalami insomnia. Selain itu, sirkuit saraf di otak yang bereaksi saat manusia melakukan penilaian sosial juga mengalami penurunan kinerja, which leads to mencintai pasangan secara habis-habisan.


Patah hati selalu menyiksa
Sebuah penelitian membuktikan bahwa luka psikologis diterima tubuh sama dengan luka fisik. Penelitian yang dilakukan di UCLA ini menggunakan MRI untuk memonitor reaksi saraf di otak seorang sukarelawan ketika ia dihadapkan pada simulasi social rejection seperti patah hati. Dua area di otak yang khusus merespon terhadap luka fisik menjadi aktif ketika sukarelawan ini mengalami situasi patah hati.


Wajah merona saat jatuh cinta terjadi secara ilmiah
Seiring dengan tekanan darah yang meninggi ketika seseorang jatuh cinta, maka wajah akan menjadi merona, which is also a sign bahwa kesehatan seseorang tersebut dalam kondisi baik. Sebuah percobaan yang dilakukan pada hewan primate menunjukkan bahwa para jantannya lebih tertarik untuk kawin dengan betina yang berwajah merona.

 

Oleh: Mazhi

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading