Sukses

Lifestyle

Sex and Hinduism: Pendidikan dan Kesehatan Masyarakat

Ladies, seperti yang telah dibahas di artikel sebelumnya, budaya Barat meningkatkan tingkat “tabu” seks pra-nikah dalam masyarakat India, negara yang memiliki penganut Hindu terbanyak di dunia.

Namun, ternyata peningkatan kadar “tabu” seks pra-nikah dalam masyarakat Hindu modern di India ini juga disinyair membawa efek buruk bagi kesehatan seksual para pemuda dan pemudi.

Situs sexandhinduism.wikispaces.com melansir bahwa seks pranikah hanya dianggap sebagai sebuah alarm bagi para pasangan pemuda dan pemudi mengenai moral dna norma kesusilaan. Konsekuensinya, kesehatan seksual anak-anak muda cenderung terabaikan, sehubungan dengan adanya kepercayaan kolektif bahwa pemuda dan pemudi menjaga keperawanan mereka.

Tidak hanya itu Ladies, banyak masyarakat Hindu India yang merasa tidak perlu untuk melakukan pemeriksaan penyakit menular seksual.

Situs itu menyebutkan bahwa masyarakat Hindu yang terinfeksi HIV/AIDS cenderung merasa tidak perlu untuk periksa dan melakukan perawatan, akibat ajaran agama yang tidak memperbolehkan seks pra-nikah.

Para pasangan muda akan mengabaikan kesehatan seksual pasangan mereka, karena mereka yakin bahwa pasangan mereka tidak pernah berhubungan dengan orang lain. Oleh sebab itu, mereka tidak perlu khawatir akan penularan seksual.

Untungnya, pemerintah tanggap mengenai isu ini. Pemerintah India mendapatkan banyak pujian internasional karena telah berkontribusi dengan mengembangkan obat antiretroviral generic.

Nah, Indonesia punya kasus yang mirip dengan ini kan, Ladies? Bagaimana menurut Anda cara terefektif untuk menurunkan angka HIV/AIDS di Indonesia? Latar belakang kita sama lo bila dilihat dari sudut pandangan sosial, budaya, dan agama.

Mari berpendapat!

 

Oleh: Nastiti Primadyastuti

(vem/riz)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading