Sukses

Lifestyle

Hiduplah dengan Standar Diri Sendiri, Bukan Standar Orang Lain

Fimela.com, Jakarta Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.

***

Oleh: F. Deliyana 

Dulu, seringkali aku harus berkorban demi menyenangkan orang sekitar. Namun, di saat aku membuat mereka senang dengan standar hidup yang mereka tetapkan, di satu sisi aku merasa itu bukanlah diriku yang sebenarnya. Selama ini aku hidup untuk orang lain, bukan untuk diriku sendiri. Akhirnya, seringkali aku merasa down dan terpuruk manakala aku tak bisa memenuhi harapan mereka.

Seiring berjalannya waktu, aku pun mulai mencari jati diriku yang sebenarnya. Aku memutuskan lebih menghabiskan waktu untuk membaca buku, mencari informasi, mengikuti seminar-seminar dibanding meratapi diri yang tak bisa memenuhi standar orang lain. Aku pun mulai membuka diri dan bertemu dengan orang-orang baru yang lebih sepaham denganku. Bagiku, lingkungan yang positif akan memberi efek yang sangat dahsyat bagi diri kita sendiri. Dari situ, aku mulai membatasi diri dan seringkali menolak untuk mengikuti hal-hal yang kurang memberi efek positif bagiku.

Aku sadar, hanya diriku sendiri yang memahami dan memberi kebahagiaan yang tak semua orang lain dapat berikan. Aku mulai untuk mensyukuri hal-hal kecil setiap harinya dan tak ingin lagi membanding-bandingkan hidup dengan standar yang mereka tetapkan.

Oleh karena itu sebelum terlambat menyadarinya, aku memulainya dengan langkah kecil.  Setiap bangun pagi, aku selalu mengecek apakah semua anggota tubuhku bekerja dengan baik. Kaki bisa digerakkan, tangan masih bisa memegang, mata masih bisa melihat, serta masih menghirup udara pagi nan segar. Seketika itu juga, aku bersyukur bahwa Tuhan masih memberi aku kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi.  

Lalu, kupandangi wajahku di cermin. Hati kecilku pun berkata, “Hai, cantik! Kamu sudah siap dengan hari ini? I know you can do the best, darling! Because you are stronger than you think!" Setiap hari kuulang-ulang dan kumunculkan optimismeku sendiri agar aku siap menghadapi hari seberat apapun masalahnya. 

Membuat Daftar Positif dan Pencapaian

Daripada fokus kepada kekurangan diri, aku selalu berusaha memaksimalkan kelebihan yang kupunya agar bisa memberi manfaat yang lebih banyak. Caranya, aku selalu membuat daftar hal-hal positif dan pencapaian-pencapaian yang bisa kuraih. Setiap harinya aku selalu membuat target minimal ada satu atau dua hal baik yang harus kucapai. Misalnya, hari ini aku bisa memberi tempat duduk untuk orang yang telah lanjut usia atau hari ini aku berhasil menolak ajakan makan di restoran cepat saji yang sedang aku hindari demi kesehatan. Jika target tersebut tercapai, aku akan beri reward kecil seperti boleh menonton satu film baru atau membeli buku yang sudah kuincar.

Aku tak ingin hidup dengan standar orang lain lagi.

Saat ini aku mulai membenahi diri, jika kita ingin mencintai diri kita sendiri, kita harus hidup dengan standar yang kita buat sendiri dan kita percaya itu baik untuk kita. Tugasku sekarang adalah banyak bersyukur dan lebih menyayangi diri sendiri tanpa mengharapkan pengakuan orang lain. Hiduplah sebermanfaat mungkin bukan untuk pencitraan dan mengharap pujian dari orang lain. Karena semua hal yang dilakukan hanya untuk mengikuti standar orang lain itu melelahkan.

Kesehatan tubuhku adalah segalanya.

Aku pun mulai memperlakukan tubuhku dengan layaknya aku ingin diperlakukan. Kini aku berusaha untuk hidup lebih sehat dan berolahraga. Kupaksakan diri ini untuk tidak lagi mengkonsumsi makanan-makanan junk-food. Kuganti dengan makanan kaya nutrisi dan gizi seimbang. Aku pun rajin mengikuti resep-resep sehat dan ku-follow akun-akun hidup sehat. Semua itu demi kesehatanku sendiri, bukan untuk terlihat cantik dan menarik di depan orang lain. 

Solo Travelling

Saat terpuruk dan merasa jenuh, aku berusaha untuk meredamnya dengan melakukan perjalanan sendiri. Aku mulai dengan mendatangi tempat favoritku, mengunjungi perpustakaan atau hanya sekadar melihat sekitar. Aku perhatikan aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang lain. Aku selalu bermain-main dengan khayalan, menebak-nebak usia orang tersebut, pekerjaan dan hal-hal baik yang telah dilakukannya.

In the end, aku selalu mendoakannya semoga apa yang ia lakukan memberi manfaat untuk dirinya dan orang lain. Seketika itu juga, aku merasa relieved dan feel better. Aku siap untuk bangkit kembali, tak mau kalah dan terlalu lama meratapi diri sendiri.

Membersihkan Rumah Secara Berkala

Terakhir, membersihkan rumah dan menyingkirkan benda-benda lama yang sudah tak terpakai adalah salah satu caraku juga untuk mencintai diri sendiri. Aku ingin memberi ruang untuk hal-hal baru dan membuang kenangan-kenangan buruk di masa lalu yang membebani pikiran. Biasanya, setelah ini aku merasa lepas dan bebas. Siap menyambut hal-hal baik di depan mata. Pikiran lebih fresh dan tentunya rumah lebih rapi dan nyaman.

So, mulai detik ini juga, jadilah diri sendiri dan sayangi diri kita dengan mencari kebahagiaan yang semuanya ada di dalam jiwa dan raga yang kita miliki ini.  

 

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading