Sukses

Lifestyle

Mencoba Bisnis Celana Anak dari Kain Batik, Responsnya Ternyata Sangat Positif

Fimela.com, Jakarta Kita bisa bersinar melalui setiap pilihan hidup yang kita buat dalam hidup. Baik dalam hal pendidikan, karier atau pekerjaan, dan pilihan soal impian serta cita-cita. Setiap perempuan bisa menjadi sosok tangguh melalui setiap pilihan hidup yang diambil. Seperti dalam tulisan Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba Share Your Stories Oktober 2020: Menjadi Lady Boss Versimu ini.

***

Oleh: Patrica

Pandemi tahun 2020 ini menghantam usahaku yang sudah berjalan dari tahun 2017 menjadi mendadak melambat. Tahun 2019 usahaku lagi di puncak-puncaknya, setiap bulan selalu kewalahan di bagian produksi karena banyaknya permintaan. Oh ya, usahaku ini di bidang produksi souvenir pernikahan berbasis bahan kulit sintetis premium.

Balik lagi karena pandemi ini, aku terpaksa merumahkan sebagian karyawanku, padahal waktu itu menjelang hari raya Lebaran. Singkat cerita, usahaku libur beberapa bulan, karena toh karena PSBB tidak ada pernikahan yang boleh melangsungkan resepsi dan banyak calon pengantin yang terpaksa mengundur jadwal pernikahannya.

Sebelumnya perkenalkan namaku Patricia, ibu dari 2 anak laki-laki yang membanggakan. Aku dan mamaku (usaha mamaku di bidang konveksi juga terdampak, karena permintaan baju menurun drastis) harus putar otak. Mama bilang, "Kenapa kita nggak bikin celana anak bahan batik aja? Kita buat warna-warna ceria." Memang sebelumnya sudah pernah muncul ide ini, karena mama suka bikin celana batik dari bahan potongan sisa dari produksi souvenir untuk perusahaan pemerintah. Bahan sisa disulap jadi celana rumahan untuk kedua anakku.

"Ya udah, ayo!" Toh mama juga harus berusaha mempertahankan karyawannya yang sudah kerja puluhan tahun. Jadilah kami berburu bahan batik dengan warna-warna ceria. Kami pilih batik cap Garutan, karena warna-warnanya yang super ceria hingga tidak terkesan kuno untuk anak-anak. Kami menamainya Daily Kids Style. Kenapa kami pilih batik cap? Karena aku sangaat suka sama yang berbau-bau handmade alias dikerjakan dengan oleh pekerja/pengrajin. Suka dengan proses dari bahan katun biasa hingga menjadi bahan batik cap. Suka lihat proses dari bahan batik yang dipola, dipotong, dan dijahit hingga menjadi celana. Dan bahan batik cap memiliki nilai lebih dari proses kerja handmade tersebut, tetapi harga bahan masih bisa terbilang cukup aman di kantong.

Usaha Celana Anak dari Kain Batik Cap

Singkat cerita dimulailah perjuangan kami dari bahan batik 4 lembar, hingga sekarang setiap pesan bahan batik cap sekitar 100 lembar/minggu. Dan semua dilakukan oleh aku, mama, dan tim mama selama kurang lebih 5 bulan.

Dari awal iseng-iseng putar otak berusaha mempertahankan usaha di masa pandemi ini hingga menjadi usaha yang benar-benar diseriusin karena ternyata banyak sekali peminatnya, terutama ibu-ibu yang butuh pakaian nyaman untuk anak-anaknya karena semua harus beraktivitas dari rumah. Plus kami turut membantu pengrajin lokal batik cap, karena menurut bapak produsen batik cap Garutan selama pandemi ini mereka juga kewalahan, permintaan menurun, tapi beliau juga harus tetap berjuang mempertahankan para pengrajinnya.

Oh iya kami juga gencar mengedukasi agar anak-anak mencintai kain Batik Indonesia sejak usia dini. Karena lima bulan berjalan, kami menambah produksi baju khusus anak di bawah dua tahun dengan tetap berbahan dasar batik cap bernama Poppin Babies. Batik nggak melulu kuno, celana sederhana dikemas dengan warna-warna ceria menambah nilai dari bahan batik itu sendiri. Jadi, ayo cintai bahan batik Indonesia dari sedini mungkin.

Jangan lupa untuk selalu semangat dan jangan pernah menyerah! Love, Pat, mama dan tim produksi.

#ChangeMaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading