Sukses

Lifestyle

Maafkan Aku Ibu, tapi Kegagalanmu Berumah Tangga Menjadi Trauma Bagiku

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh: Dian

Aku pernah mendengar sebuah kalimat, bahkan sering mendengarnya. "Kita tidak bisa memilih di keluarga mana kita dilahirkan." Aku setuju dengan kalimat itu. Jika bisa memilih tentu aku akan memilih terlahir di keluarga yang harmonis, penuh kasih sayang, dan kehangatan. Tetapi karena tidak bisa memilih maka di sinilah aku berada sekarang. Dalam sebuah keluarga broken home yang tidak memberiku pandangan positif tentang sebuah keluarga.

Aku seorang perempuan yang kini berusia 30 tahun. Orang-orang di sekitarku sering bertanya padaku kapan aku akan menikah. Tetangga, kerabat, teman, saudara dekat, dan terutama ibu. Ibuku sepertinya tidak jenuh bertanya kapan aku akan menikah. Dia bahkan selalu bertanya-tanya mengapa seumur hidup aku belum pernah berpacaran. Mengapa aku tidak pernah dekat dengan lelaki manapun.

Ibuku juga selalu membanggakan anak perempuan teman-temannya. Sukses berkarier, menikahi pria baik alias bergelimang harta, dan memiliki keturunan. Aku bisa diam menerima semua pertanyaan dan keluhannya, memaklumi kekhawatirannya sebagai seorang ibu. Tetapi aku tidak bisa menerima jika ibuku mulai berusaha menjodohkanku dengan sembarang laki-laki hanya demi melihatku segera ‘laku’.

 

 

Ibu, Sepertinya Aku Tidak Bisa Memenuhi Harapanmu dalam Hal Ini

Ibu, andai saja kau tahu dan memahamiku. Aku bukan makanan kaleng yang dijual di toko yang memiliki tanggal kedaluwarsa. Aku bukannya tidak laku seperti yang kau takutkan atau orang lain pikirkan. Aku tidak pernah mengatakan alasan yang sebenarnya padamu karena takut melukaimu. Aku hanya terus berpikir kau akan menyadarinya sendiri.

Ibu, aku tumbuh sambil melihatmu dan ayah bertengkar dan berselisih hebat tepat di depan mataku. Aku mendengar umpatan burukmu tentang ayah dan begitu pula sebaliknya. Aku mendengar hal buruk tentangmu dari ayah. Kalian saling menjelekkan satu sama lain untuk mempengaruhiku. Kalian menunjukkan dan menanamkan kebencian di dalam diriku. Lalu bagaimana bisa kalian mengharapkanku untuk memiliki cinta di dalam hatiku. Bagaimana aku bisa mempercayai cinta dan melakukannya?

Aku tidak bisa membuat suatu ikatan baru yang tidak aku percayai. Sebuah hubungan yang membebaniku dengan berbagai tanggung jawab. Suatu situasi yang aku tidak yakin akan bahagia di dalamnya. Sebutlah aku penakut atau pengecut. Tetapi, trauma bisa berasal dari mana saja. Bahkan dari ikatan yang disebut keluarga. Trauma bukan sesuatu yang kita inginkan dan terhadap hal apapun tidak bisa diremehkan.

Jadi, Ibu, sepertinya aku tidak bisa memenuhi harapanmu dalam hal ini. Pernikahan. Maafkan aku Ibu, tetapi kegagalanmu berumah tangga sudah menjadi trauma bagiku.

#ElevateWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading