Sukses

Lifestyle

Fakta Cokelat Sebagai Simbol Hari Valentine yang Tak Banyak Diketahui Orang

Fimela.com, Jakarta 14 Februari menjadi tanggal diperingatinya Hari Valentine. setiap tahunnya, hari kasih sayang diperingati dengan ragam simbol mulai dari bunga hingga coklat. Kilas balik sejarah valentine yang disebut sebagai hari kasih sayang, rupanya ada cerita tragis yang tak diketahui banyak orang.

Melibatkan sosok suci dari agama Kristen, perayaan valentine menjadi sebuah agenda rutin tahunan yang dirayakan di seluruh penjuru dunia. Awalnya, hari valentine dirayakan pada tanggal 13, 14, 15 Februari pada masa Romawi kuno dan diperingati sebagai Lupercalia atau festival kesuburan dan kesehatan. 

Festival ini berasal dari nama dewa Lupercus. Momentum ini berlaku untuk kesuburan seluruh makhluk hidup, termasuk hewan. Seiring berjalannya waktu, festival tersebut juga beralih kepada kesuburan wanita yang berada di wilayah Romawi. 

 

festival perjodohan

Terjadilah perjodohan di mana seorang pria akan menarik nama seorang wanita secara acak dan akan bersama selama festival tersebut. Jika keduanya merasa cocok, maka akan dilanjutkan dengan pernikahan. Selanjutnya, pada abad ke-5, Paus Hilarius melarang festival tersebut karena bertentangan dengan nilai-nilai Kristen. Tidak lama kemudian, Paus Gelasius mencabut larangan tersebut dan meneruskannya.

Pada masa itu, Paus Gelasius mulai menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari untuk memperingati Santo Valentinus. Seorang pendeta Roma yang dimartirkan pada 269. Ia dipenjara karena membela orang Kristen yang ditindas.

Coklat dan Hari Valentine

Pada abad ke-18, hari valentine biasanya dilakukan dengan cara bertukar surat. Kebiasaan itu ditemukan di Inggris hingga kemudian menyebar ke Amerika Serikat dan seluruh dunia. Adapun coklat sebagai salah satu makanan yang identik dengan valentine mulai dikenal pada tahun 1600-an. Saat itu merupakan era di mana coklat mulai masuk ke Eropa. Pada saat itu Madame du Barry yang merupakan raja Louis IV memberikan minuman coklat pada sang suami sebagai stimulan.

Coklat yang belum menyebar luas kepada rakyat Eropa saat itu hanya berkutat pada keluarga kerajaan saja. Saat itu, coklat juga merupakan salah satu simbol cinta di Eropa dan di keluarga kerajaan. Seiring berkembangnya waktu, coklat juga menjadi makanan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan menjadi favorit banyak orang.

Simbol rayuan

Selain itu, pada era Victorian di Inggris, coklat juga menjadi salah satu makanan yang digunakan oleh para pria untuk merayu lawan jenisnya. Oleh karena itu, ada hubungan yang cukup erat di Inggris kala itu antara coklat, cinta, dan rayuan.

 

 

 

 

#Breaking boundaries

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading