Pengertian Haji dan Hukum Melaksanakan Ibadahnya

Fimela.com, Jakarta Haji adalah rukun Islam yang kelima yang wajib ditunaikan oleh umat Islam. Secara umum, pengertian haji adalah melakukan ibadah pada waktu yang ditentukan dengan cara yang dilakukan dengan tertib, serta berkunjung ke Baitullah yang berada di Mekkah.

Haji dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan dengan waktu pelaksanaannya, karena waktu keberangkatan untuk pergi haji berbeda-beda. Ada yang datang terlebih dahulu, ada yang datang berdekatan di bulan Zulhijjah.

Waktu pelaksanaan haji berbeda dengan umroh. Naik haji harus dilaksanakan pada bulan Syawal, Zulqaidah dan Zulhijjah. Sedangkan melaksanakan umroh bisa dilakukan kapan saja tanpa ada waktu yang terikat.

Sebagian orang ada yang melaksanakan untuk haji bersamaan dengan umroh, ada juga yang melakukan umroh terlebih dahulu sebelum naik haji, dan ada yang melaksanakan haji terlebih dahulu baru umroh.

Sebenarnya pelaksanaan haji tidak harus dibarengi dengan ibadah umroh, karena tidak ada ketentuan yang mewajibkannya. Untuk memahami lebih jauh tentang pengertian haji, berikut penjelasannya yang dilansir dari Liputan6.com:

Pengertian Haji dan Umroh

Niat Sholat Dhuha — Ilustrasi Sholat Dhuha Credit: shutterstock.com

Haji adalah suatu kewajiban bagi umat Islam, yang harus dilakukan setidaknya sekali dalam seumur hidup. Menunaikan ibadah haji wajib untuk orang Muslim yang sudah dewasa, baik dewasa secara fisik dan finansial, sehingga bisa menjalankan ibadah dengan lancara dan mendapat banyak dukungan dari keluarga mereka.

Pengertian haji menurut bahasa adalah menyengaja atau menuju. Sedangkan, pengertian haji menurut istilah adalah menyengaja pergi ke tanah suci yaitu Mekkah, untuk melakukan ibadah, menjalankan tawaf, sa’I dan wukuf di Arafah, serta menjalankan semua ketentuan ibadah haji, dengan waktu yang sudah ditentukan dan wajib dilakukan dengan tertib.

Sedangkan pengertian umroh menurut syariat Islam adalah berkunjung ke Baitullah atau Masjidil Haram, dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada sang kuasa yakni Allah SWT. Ibadah umroh harus dilakukan dengan memenuhi seluruh ketentuan yang diberikan, tetapi bisa dilaksanakan dengan waktu yang tidak ditentukan.

Hukum Melaksanakan ibadah Haji dan Umroh

Manfaat dan Keutamaan Sholat Dhuha — Ilustrasi Berdoa Credit: pexels.com/pixabay

Selain memahami tentang pengertian haji dan umroh, ketentuan tentang hukum melaksanakan ibadah haji dan umroh dalam Islam, harus dipelajari dan dipahami dengan bener. Pada dasarnya, haji adalah rukum Islam yang kelima dan hukumnya sangat wajib untuk dilaksanakan, untuk semua umat Islam. Kewajiban melaksanakan haji ini ditulis dalam firman Allah SWT pada QS Ali Imran ayat 98.

“Dan bagi Allah subhanahu wata’ala, wajib bagi manusia untuk melaksanakan haji ke Baitullah.” (QS Ali Imran 98).

Seseorang yang sudah memenuhi syarat untuk menjalankan ibadah haji, tetapi orang yang mengingkari dan menghindari haji, maka ia termasuk sebagai orang yang berdosa.

Berbeda dengan ketentuan ibadah haji, untuk hukum dan ketentuan menjalankan ibadah umroh ini, masih menjadi perdebatan di antara para ulama. Menurut ayat QS Al-Baqarah 196, umat Islam diperintahkan untuk menyempurnakan ibadah haji dan umroh untuk Allah.

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah untuk Allah,” (QS al-Baqarah: 196).

Selain itu, juga terdapat banyak hadist yang menjelaskan tentang hukum ibadah umroh. Beberapa orang ada yang berpendapat kalau ketentuan hukum umroh sama dengan haji, tetapi juga ada yang berpendapat kalau melaksanakan umroh adalah Sunah.

Waktu Pelaksanaan Haji dan Umroh

Sholat Taubat — Ilustrasi Kitab Al Qur’an Credit: pexels.com/Abdulmeilk

Waktu pelaksanaan ibadah haji dan umroh itu berbeda, Untuk melaksanakan ibadah haji, bisa dilakukan setiap satu tahun sekali. Pelaksanaan ibadah haji ini memiliki jumlah Jemaah yang banyak dan berasal dari seluruh dunia.

Pelaksanaan ibadah haji ini waktunya terbatas, yaitu pada saat waktu awal bulan Syawal sampai Hari Raya Idhul Adha di bulan Dzulhijjah. Berbeda jika dibandingkan dengan waktu pelaksanaan ibadah umroh, karena ibadah umroh bisa dilaksanakan kapan saja dan tidak ada rentan waktunya, kecuali pada waktu hari Arafah pada 10 Zulhijah dan hari-hari Tasyrik tanggal 11, 12, 13 Zulhijah. Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani berkata:

“Dan waktu, waktu dalam haji adalah mulai dari permulaan bulan Syawal sampai fajar hari raya Idul adha (Yaumu al-nahr) dan umrah bisa dilakukan di sepanjang tahun."

(Abu Abdil Mu’ti Muhammad Nawawi Bin Umar al-Jawi al-Bantani, Nihayah al-Zain, al-Haromain, hal. 201).