Sukses

Lifestyle

Penyebab Rupiah Melemah Akibat Faktor Internal dan Eksternal, Simak Penjelasannya

Fimela.com, Jakarta Salah satu fenomena ekonomi yang kerap kali terjadi dan selalu menjadi ancaman bagi negara-negara di dunia adalah melemahnya nilai mata uang. Sebagai mata uang Indonesia, rupiah juga tidak luput dari fenomena ekonomi itu. 

Pelemahan nilai mata uang yang terus-menerus akan mempersulit perencanaan bisnis, akibatnya perhitungan biaya produksi menjadi kacau. Hal ini membuat perhitungan harga jual produk yang masih menggunakan bahan baku impor menjadi serba sulit dan tidak pasti.

Mata uang yang melemah dipicu oleh banyak faktor, mulai dari faktor politik hingga sistem internasional yang memengaruhi kondisi keuangan domestik. Menjadi penting bagi kamu untuk tahu hal apa saja yang menyebabkan pelemahan mata uang agar wawasanmu semakin luas. 

Untuk itu, berikut Fimela.com kali ini akan mengulas penyebab rupiah melemah akibat faktor internal dan eksternal. Dilansir dari beragam sumber, simak ulasan selengkapnya di bawah ini. 

Penyebab Rupiah Melemah secara Umum

Dinamika nilai tukar mata uang umumnya dipengaruhi oleh kondisi penawaran-permintaan (supply-demand) pada mata uang tersebut. Jika permintaan meningkat, sementara penawarannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan mengalami kenaikan.

Sebaliknya jika penawaran pada mata uang itu meningkat, sementara permintaannya tetap atau menurun, maka nilai tukar mata uang itu akan melemah. Faktor penyebab melemahnya nilai tukar rupiah dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Berikut penjelasan mengenai penyebab rupiah melemah dari segi faktor internal dan eksternal, dilansir dari artikel Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI.

Penyebab Rupiah Melemah yang Dipengaruhi Faktor Internal

Beberapa faktor internal yang menyebabkan rupiah melemah dintaranya;

1. Adanya defisit pada kebijakan transaksi berjalan

Kebijakan transaksi berjalan (total ekspor barang dan jasa dikurangi impor barang dan jasa) yang mengalami defisit sejak 2012 (lebih banyak impor daripada ekspor). Defisit berjalan ini dikhawatirkan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tidak berkesinambungan. Untuk mengurangi defisit transaksi berjalan tersebut, tampaknya otoritas moneter memilih langkah memperlambat pertumbuhan ekonomi dan membiarkan rupiah cenderung melemah.

2. Investasi portofolio asing dari Indonesia yang menurunkan nilai tukar rupiah

Keluarnya sebagian besar investasi portofolio asing dari Indonesia yang menurunkan nilai tukar rupiah karena dalam proses ini investor asing menukar rupiah dengan mata uang utama dunia, seperti dolar AS untuk diputar dan di investasikan di negara lain. Hal ini berarti akan terjadi peningkatan penawaran atas mata uang rupiah. Peristiwa tersebut akan simetris dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang akan cenderung menurun sejalan dengan kecenderungan penurunan nilai rupiah.

3. Politik anggaran negara terkait utang

Melemahnya rupiah tidak hanya berdampak pada kenaikan harga komoditas impor saja, namun juga dari utang luar negeri, karena utang luar negeri ditetapkan dengan mata uang asing dan masih ada yang tidak diasuransikan (lindung nilai). Akibatnya, karena utang harus dibayar dengan mata uang dolar AS, sedangkan nilai tukar rupiah dipastikan melemah, maka besaran utang otomatis meningkat.

Penyebab Rupiah Melemah yang Dipengaruhi Faktor Eksternal

Melemahnya nilai mata uang rupiah juga bisa disebabkan oleh faktor eksternal. Faktor eksternal yang dimaksud yakni menguatnya ekonomi Amerika Serikat (AS). Pertumbuhan ekonomi AS yang kuat menimbulkan spekulasi Bank Sentral AS (The Fed) akan segera menaikkan suku bunga (Fed Rate).

Sementara di Eropa, Jepang, dan Tiongkok justru sedang membutuhkan dukungan kebijakan moneter untuk mencegah perekonomiannya jatuh ke masa resesi. Dengan kata lain, suku bunga di AS cenderung mengalami kenaikan, sedangkan suku bunga di negara lain cenderung tetap atau bahkan menurun.

Suku bunga yang tinggi di AS telah memicu aliran dana ke aset-aset dalam dolar AS (selain saham dan obligasi). Selain itu, kekhawatiran ekonomi global akan terus melambat telah membuat investor dunia mencari tempat yang aman untuk investasi mereka.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading