Sukses

Lifestyle

Penyebab Kucing Jalan Sempoyongan dan Tidak Stabil yang Perlu Diwaspadai

Fimela.com, Jakarta Kucing sudah tidak asing lagi bagi hampir semua orang di seluruh dunia. Ketika kamu menyebut kucing, orang biasanya berpikir tentang kucing yang dipelihara di rumah. Namun, ada juga kucing liar yang biasa ditemukan di jalanan.

Banyak orang memelihara kucing karena mereka menganggapnya lucu dan menggemaskan. Kucing dapat menjadi hewan peliharaan yang menemani kamu setiap hari. Ada banyak jenis kucing yang dapat dipelihara, termasuk kucing liar. Beberapa orang memilih untuk memelihara ras tertentu seperti kucing anggora berbulu panjang atau kucing persia.

Merawat ras kucing tertentu membutuhkan perhatian lebih dibandingkan dengan kucing liar karena kebutuhan makanan mereka. Misalnya, kucing Persia berbulu panjang perlu diberi makan makanan khusus yang disesuaikan untuk menjaga perawatan bulu mereka.

Kucing liar membutuhkan tingkat perawatan yang sama dengan ras lainnya. Apa pun rasnya, begitu kamu mengadopsi kucing, kamu bertanggung jawab atas perawatannya seumur hidup. Sangat penting untuk memantau kesehatan mereka.

Kucing bisa saja mengalami penurunan kesehatan tanpa gejala yang jelas. Misalnya ketika kucing berjalan sempoyongan. Bisa saja hal ini terlihat sepele, tetapi dapat menjadi indikasi penyakit tertentu.

Sebelum komplikasi lebih lanjut muncul, penting untuk memahami penyebab yang mendasari dan tindakan yang tepat untuk mengatasi kucing yang berjalan sempoyongan. Berikut adalah beberapa penyebab yang perlu diperhatikan.

Penyebab Kucing Jalan Sempoyongan dan Tidak Stabil

1. Cedera atau trauma kepala

Kucing yang mengalami cedera pada kepala atau trauma pada bagian tersebut dapat mengalami gangguan keseimbangan. Hal ini disebabkan oleh adanya kerusakan pada bagian dalam telinga atau otak yang mengatur keseimbangan.

2. Penyakit telinga

Infeksi atau gangguan lain pada telinga kucing juga dapat menyebabkan kucing jalan sempoyongan. Kondisi ini bisa disertai dengan gejala seperti gatal, bau yang tidak sedap, atau keluarnya cairan dari telinga.

3. Diabetes

Kucing yang menderita diabetes juga bisa mengalami gangguan keseimbangan. Kadar gula yang tidak stabil dalam darah dapat mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan kucing kesulitan dalam berjalan.

4. Vestibular disease

Vestibular disease adalah kondisi yang menyerang sistem keseimbangan kucing. Gejalanya antara lain termasuk pusing, muntah, dan kesulitan dalam berjalan.

5. Kucing Cacingan

Kucing yang mengalami cacingan biasanya memiliki perut yang buncit, perut yang keras saat ditekan, nafsu makan yang meningkat, dan penurunan berat badan serta kesulitan buang air besar.

Kucing dapat berjalan dengan cara yang tidak stabil karena potensi kekurangan energi dalam tubuhnya yang disebabkan oleh cacingan. Pada beberapa kasus cacingan yang parah, kucing dapat mengalami muntah atau buang air besar berdarah.

6. Cerebellar Hypoplasia

Kucing sempoyongan dapat disebabkan oleh hipoplasia serebelar. Gangguan ini memengaruhi koordinasi, sistem motorik, dan kesadaran spasial kucing. Kucing dengan kelainan ini sering bergerak kaku, tersentak, dan terhuyung-huyung. Pada kebanyakan kasus, kelainan ini bersifat bawaan.

Hipoplasia serebelar biasanya terdeteksi pada anak kucing, dan tingkat keparahan kondisinya dapat bervariasi. Kucing dengan kasus ringan dapat mengalami kesulitan dengan kepala mereka dan berjalan tidak stabil, sedangkan kasus yang parah dapat menyebabkan kelumpuhan dan memerlukan bantuan untuk makan.

Untuk mencegah kelainan hipoplasia, kucing hanya dapat divaksinasi karena penyebab kelainan ini adalah virus panleukopenia. Obat spesifik untuk ini belum ditemukan.

7. Dehidrasi

Ketika kucing mengalami dehidrasi, ia mungkin mengalami kesulitan berjalan atau terlihat goyah. Hal ini terjadi karena kucing menjadi lemah dan tidak memiliki energi untuk bergerak akibat kehausan.

8. Terkena Stroke

Stroke dapat menyebabkan gangguan pembuluh darah, khususnya berkurangnya aliran darah ke otak. Gangguan ini dapat menyebabkan masalah keseimbangan akibat gangguan fungsi otak. Ini adalah salah satu faktor penyebab kucing mengalami gaya berjalan sempoyongan.

Jika tidak ditangani, gangguan ini dapat menyebabkan kucing menjadi goyah dan dapat menyebabkan kelumpuhan. Salah satu ciri kucing yang mengalami stroke adalah kepala yang miring dan kelopak mata yang terkulai.

9. Distemper

Distemper adalah penyakit menular yang memiliki risiko kematian yang tinggi. Kucing yang terkena distemper dapat menunjukkan gangguan neurologis, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan, yang membuat kucing berjalan sempoyongan.

10. Gangguan Ataksia

Ataksia adalah gangguan pada sistem saraf kucing yang ditandai dengan kesulitan mengendalikan gerakan tubuh, sehingga terlihat sempoyongan. Hal ini disebabkan oleh gangguan pada sistem koordinasi dan keseimbangan otak.

Cara Mengatasi Kucing Jalan Sempoyongan

Kucing yang jalannya sempoyongan bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang perlu segera diatasi. Sempoyongan atau tidak seimbangnya gerakan kucing bisa disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari cedera fisik hingga penyakit serius seperti infeksi telinga atau masalah saraf. Untuk itu, penting untuk mengidentifikasi penyebabnya dan mengambil tindakan yang tepat.

Jika kucing tiba-tiba mulai berjalan dengan sempoyongan, pertama-tama periksa apakah ada cedera fisik yang terlihat. Periksa kakinya, ekornya, dan bagian tubuh lainnya untuk melihat apakah ada tanda-tanda cedera atau benjolan. Jika tidak ada cedera fisik yang terlihat, kamu perlu membawa kucing ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Dokter hewan akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk mengidentifikasi penyebab sempoyongan pada kucing. Ini mungkin termasuk pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar-X, atau bahkan MRI atau CT scan. Setelah penyebabnya teridentifikasi, dokter hewan dapat memberikan perawatan yang sesuai.

Jika penyebabnya adalah infeksi telinga, kucing mungkin perlu diberikan obat tetes telinga atau antibiotik. Jika penyebabnya adalah masalah saraf, kucing mungkin perlu menjalani terapi fisik atau terapi obat-obatan tertentu. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter hewan dengan teliti dan memberikan perawatan yang diperlukan.

Selain perawatan medis, kamu juga perlu memberikan perhatian ekstra kepada kucing selama proses pemulihan. Pastikan kucing mendapatkan istirahat yang cukup, makanan bergizi, dan tetap terhidrasi. Sediakan juga lingkungan yang nyaman dan aman bagi kucing agar proses pemulihan berjalan lancar.

Dalam beberapa kasus, kucing mungkin membutuhkan perawatan jangka panjang untuk mengatasi sempoyongan. Namun, dengan perawatan yang tepat dan perhatian ekstra, banyak kucing dapat pulih sepenuhnya dari masalah ini. Jadi, jika kamu melihat kucing berjalan dengan sempoyongan, jangan menundanya. Segera bawa kucing ke dokter hewan untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading