Sukses

Lifestyle

SHE CAN Hadir untuk Inklusi Keuangan Perempuan Kalbar Hasil Kolaborasi DBS Foundation X The Asia Foundation

Fimela.com, Jakarta Di balik banyak keputusan soal keuangan rumah tangga, perempuan memiliki peran besar—meski sering tidak terlihat. Sayangnya, masih banyak perempuan yang belum punya akses yang sama untuk belajar tentang keuangan atau menggunakan layanan keuangan resmi. Padahal, jika perempuan tahu cara mengelola uang dengan baik, dampaknya akan besar. Tdak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk keluarga dan lingkungan sekitar.

Hal itulah yang membuat DBS Foundation—bersama The Asia Foundation (TAF) meluncurkan program ‘SHE CAN’, yakni program yang ditujukan untuk memberdayakan 80.000 perempuan rentan di Kalimantan Barat lewat pelatihan keuangan dan pendampingan usaha.

'SHE CAN' hadir untuk mengurangi kesenjangan ini dan membantu perempuan menjadi lebih mandiri secara ekonomi.

Ketimpangan yang Masih Ada di Balik Angka Inklusi

Sekilas, capaian inklusi keuangan Kalimantan Barat yang mencapai 84,16% terlihat cukup menggembirakan. Namun, angka ini belum sepenuhnya mencerminkan realitas yang dihadapi oleh perempuan—khususnya mereka yang berasal dari kelompok rentan. Ketimpangan gender di provinsi ini masih tergolong tinggi, tercermin dari indeks ketimpangan gender sebesar 0,52%, ditambah dengan meningkatnya kasus kekerasan domestik dan menurunnya tingkat pemberdayaan perempuan.

Data lapangan menunjukkan bahwa hanya 67% perempuan yang memiliki rekening bank, dan lebih sedikit lagi yang mengakses pinjaman atau menggunakan dompet digital. Ini menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang belum terhubung dengan sistem keuangan formal. Untuk itu, program 'SHE CAN' hadir untuk mengisi kesenjangan ini dan menghadirkan inklusi keuangan yang lebih merata dan berkeadilan.

Semangat Mandiri yang Terhambat oleh Hambatan Sosial dan Struktural

Hasil studi yang dilakukan oleh The Asia Foundation (TAF) pada awal tahun 2025 di tujuh kabupaten/kota di Kalimantan Barat mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi perempuan dalam mengakses layanan keuangan. Beberapa di antaranya tidak memiliki identitas resmi, tidak terbiasa mencatat arus keuangan rumah tangga, atau menjalankan usaha kecil secara informal yang tidak memenuhi syarat lembaga keuangan formal.

Menariknya, di tengah keterbatasan tersebut, banyak perempuan menunjukkan semangat tinggi untuk menjadi mandiri secara finansial. Mereka ingin keluar dari ketergantungan ekonomi dalam rumah tangga dan berkontribusi lebih besar bagi keluarga serta komunitas. Hal ini menjadi dasar perancangan program 'SHE CAN' yang bertujuan memberdayakan potensi tersebut secara maksimal.

Pendekatan Pelatihan yang Relevan dan Berkelanjutan

Program 'SHE CAN' dikembangkan dengan pendekatan kolaboratif, menggandeng mitra lokal seperti PPSW Borneo, CU Keling Kumang, dan Krealogi. Melalui metode Training of Facilitators (ToF), program ini akan melatih 400 fasilitator komunitas yang nantinya akan menyelenggarakan pelatihan literasi keuangan secara langsung kepada perempuan di berbagai wilayah.

Kurikulum pelatihan disusun agar kontekstual, interaktif, dan mudah dipahami, menggabungkan metode tatap muka dan daring, permainan, lembar kerja, serta pendampingan berkelanjutan. Selain itu, 'SHE CAN' juga membentuk Jaringan Fasilitator Literasi Keuangan Kalbar untuk memperkuat transfer pengetahuan dan menjamin keberlanjutan program dalam jangka panjang. Ini bukan sekadar program jangka pendek, tetapi investasi sosial untuk masa depan perempuan Kalimantan Barat.

Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Setara

Program 'SHE CAN' mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Dalam sambutannya pada peluncuran program ‘SHE CAN’ Senin (14/04/2025), perwakilan Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Ignasius IK, menyatakan bahwa program ini sejalan dengan visi pembangunan Kalbar 2025–2030 yang menempatkan kesetaraan gender sebagai salah satu prioritas utama.

Pemerintah pusat melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) juga menegaskan pentingnya akses keuangan dalam meningkatkan daya saing dan kesejahteraan perempuan, khususnya dari kelompok marjinal. Dari sisi swasta, DBS Foundation mengalokasikan dana lebih dari Rp100 miliar untuk mendukung berbagai inisiatif sosial, termasuk 'SHE CAN', “Kami percaya bahwa ketika perempuan diberdayakan, mereka mampu menciptakan perubahan yang berkelanjutan,” ujar Mona Monika, Head of Group Strategic Marketing & Communications PT Bank DBS Indonesia, pada acara yang digelar di Pontianak, Kalimantan Barat tersebut.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading