Fimela.com, Jakarta Di tengah masyarakat yang kerap menyalahkan korban, keberanian perempuan untuk bersuara saat mengalami atau menyaksikan pelecehan seksual adalah bentuk perlawanan yang sangat penting.
Pelecehan seksual kerap terjadi dalam situasi di mana pelaku merasa memiliki kuasa—baik secara fisik, sosial, maupun struktural—dan korban dipaksa diam karena rasa takut, malu, atau stigma sosial. Dalam banyak kasus, perempuan yang menjadi korban justru disalahkan, diragukan kesaksiannya, atau bahkan diintimidasi ketika mencoba melaporkan. Akibatnya, banyak korban memilih bungkam.
Budaya diam ini memperkuat kekuasaan pelaku dan membuat kekerasan seksual terus berlangsung tanpa konsekuensi. Di sinilah pentingnya suara perempuan: ia bisa menjadi awal dari perubahan besar. Sebagai publik figure, Nova Eliza, Ayushita, Donna Agnesia, dan Ussy Sulistiawaty berbagi pandangan tentang dan ajakan kepada para perempuan untuk berani bersuara, terutama soal pelecehan dan kekerasan seksual terhadap perempuan.
Advertisement
Nova Eliza sebagai publik figur dan founder Yayasan Suara Hati Perempuan mengatakan jika Perempuan tidak sendiri, setiap langkahmu melawan kekerasan, adalah kekuatan untuk perempuan lainnya.
“Kami ingin mengajak semua perempuan utk berani melapor jika mereka mengalami pelecehan baik verbal dan Fisik atau bahkan sudah mengarah kepada kekerasan. Karena kalian tidak sendiri, dan setiap langkah melawan kekerasan , merupakan kekuatan utk perempuan lain,” ujar Nova dalam keterangan resmi acara Lippo Mall Nusantara menggelar SRIKANDI pada 25 April hingga 18 Mei 2025 dan berkolaborasi dengan Suara Hati Perempuan Foundation, Indonesian Fashion Chamber (IFC) Jakarta, serta 12 seniman visual muda perempuan dari berbagai daerah.
Advertisement
Jangan Tinggal Diam
Ayushita pun mengatakan jika tubuhmu adalah milikmu. Maka tidak ada seorang pun yang berhak merampas kendali atasnya.
Sedangkan menurut Ussy melaporkan pelecehan bukanlah melainkan menghentikan kekerasan seksual terhadap perempuan.
"Melaporkan pelecehan bukan aib. Diam terhadap kekerasanlah yang harus kita hentikan,” katanya.
Sementara Donna Agnesia menuturkan jika biarkan rasa takut menutupi keadilan. Justru keberanian akan menyelamatkanmu.
“Jangan biarkan rasa takut menutup pintu keadilan. Bicaralah, karena keberanianmu menyelamatkan lebih banyak perempuan,” ujar Donna.
Yayasan Suara Hati Perempuan juga memamerkan 16 foto public figure dan profesional yang peduli dan turut menyuarakan anti kekerasan terhadap perempuan selama program SRIKANDI berlangsung.
“Kami ingin memberikan wadah bagi perempuan-perempuan berbakat dan berprestasi untuk memperkenalkan karya-karya terbaik mereka kepada masyarakat yang lebih luas. Kami percaya bahwa setiap karya yang dihadirkan merupakan representasi dari semangat, perjuangan, dan inspirasi yang dapat mendorong perubahan positif," ungkap Hiu Mulyawati Santoso selaku Mall Director Lippo Mall Nusantara.