6 Perempuan Miliarder di Usia Muda: Dari Dunia AI hingga Panggung Musik Dunia

Fimela.com, Jakarta Ada yang menarik dari daftar miliarder global tahun ini: makin banyak perempuan muda muncul dengan pencapaian luar biasa. Mereka bukan pewaris kekayaan, melainkan pembuat peluang. Berasal dari bidang yang berbeda—AI, musik, teknologi, kosmetik, hingga perhiasan—mereka membangun kekayaan dari nol dan menginspirasi dunia dengan langkah-langkah berani.

Mengutip laman Forbes, dari lebih dari 100 perempuan miliarder mandiri di dunia, pada tahun 2025 ini ada enam yang berusia di bawah 40 tahun, dan setengahnya berasal dari Amerika Serikat. Mereka adalah Lucy Guo (30 tahun, $1,25 miliar, AI), Taylor Swift (35 tahun, $1,6 miliar, musik), Daniela Amodei (37 tahun, $1,2 miliar, AI), Melanie Perkins (37 tahun, $5,7 miliar, perangkat lunak), Rihanna (37 tahun, $1,4 miliar, kosmetik dan musik), serta Lu Yiwen (37 tahun, $1,1 miliar, perhiasan). Keenam perempuan ini berasal dari berbagai negara dan industri, membuktikan bahwa inovasi dan keberanian bisa menghasilkan kekayaan luar biasa di usia muda.

Enam perempuan di bawah usia 40 tahun ini berhasil menunjukkan bahwa kreativitas, strategi yang matang, dan keberanian menghadapi tantangan bisa membawa dampak besar. Berikut rangkuman kisah dan pencapaian mereka yang bisa menjadi inspirasi baru. Simak uraiannya berikut ini, ya Sahabat Fimela.

Lucy Guo, 30 tahun, menjadi perempuan miliarder mandiri termuda di dunia dengan kekayaan sekitar $1,25 miliar. Ia ikut mendirikan Scale AI di usia 21, namun keluar beberapa tahun kemudian karena perbedaan visi. Meski begitu, ia tetap menyimpan sebagian besar sahamnya—keputusan yang kini membawanya ke level finansial baru.

Setelah meninggalkan Scale AI, Lucy tak berhenti berinovasi. Ia membangun Passes, platform untuk kreator digital, dan berhasil menarik dukungan dari investor besar dan selebritas dunia. Sahabat Fimela, keberanian Lucy untuk memulai ulang membuktikan bahwa kegagalan atau perpisahan bukan akhir, tapi justru bisa jadi titik awal kesuksesan baru.

Latar belakang Lucy yang bukan berasal dari keluarga kaya, bahkan sempat dropout dari universitas, menunjukkan bahwa siapa pun bisa meraih hasil besar jika berani memegang kendali atas pilihan hidup sendiri.

Taylor Swift kini bukan hanya ikon musik dunia, tapi juga perempuan yang mampu mengelola aset kreatifnya dengan cerdas. Di usia 35 tahun, ia memiliki kekayaan sekitar $1,6 miliar, berkat kepemilikan atas hak cipta musiknya sendiri, tur konser skala global, dan strategi distribusi yang terarah.

Ia membuktikan bahwa seniman bisa memiliki kuasa penuh atas karyanya dan menjadikannya aset jangka panjang. Sahabat Fimela, Taylor tidak hanya menciptakan lagu—ia mengelola setiap elemen kariernya dengan strategi bisnis yang matang, termasuk dalam merilis ulang albumnya secara independen.

Konsistensinya menjaga kualitas karya dan membangun hubungan jangka panjang dengan penggemar membuatnya jadi contoh nyata bagaimana integritas dan ketekunan bisa menghasilkan dampak besar.

Daniela Amodei, 37 tahun, adalah pendiri Anthropic, perusahaan AI yang menekankan keamanan dan etika dalam pengembangan teknologi. Kekayaannya kini mencapai $1,2 miliar. Ia memilih jalur yang tidak hanya mengejar kemajuan teknologi, tetapi juga menjamin dampaknya tetap aman untuk manusia.

Sahabat Fimela, di tengah kompetisi sengit dalam dunia AI, Daniela menunjukkan bahwa nilai dan prinsip tetap bisa menjadi fondasi bisnis yang kuat. Ia berani mengambil posisi berbeda dengan menawarkan pendekatan yang lebih hati-hati, tetapi tetap relevan dan dibutuhkan.

Pengalamannya di OpenAI dan kesadarannya akan risiko AI membuatnya fokus membangun teknologi yang lebih transparan dan bertanggung jawab. Ia adalah contoh bahwa kesuksesan jangka panjang dibangun dari kejelasan visi dan komitmen terhadap dampak positif.

Melanie Perkins, CEO Canva, membuktikan bahwa inovasi tidak harus rumit untuk berhasil. Di usia 37 tahun, ia memimpin salah satu platform desain terbesar di dunia dan membangun kekayaan sekitar $5,7 miliar dari ide sederhana: membuat desain mudah diakses oleh siapa saja.

Ia berasal dari Perth, Australia, bukan pusat teknologi global. Tapi itu tidak menghalanginya menciptakan solusi yang kini digunakan oleh jutaan orang di dunia. Sahabat Fimela, Melanie melihat kebutuhan yang sering diabaikan dan menjadikannya peluang bisnis dengan dampak luas.

Yang membuatnya menonjol adalah kepemimpinannya yang tetap menjaga nilai-nilai sosial, seperti memberikan saham untuk karyawan dan mendukung kegiatan filantropi. Ia membuktikan bahwa membangun perusahaan besar bisa dilakukan tanpa mengorbankan nilai kemanusiaan.

Rihanna, 37 tahun, membangun merek kosmetik Fenty Beauty dan Savage x Fenty dengan pendekatan yang inklusif dan kuat secara identitas. Ia memiliki kekayaan sekitar $1,4 miliar yang berasal dari kombinasi antara bisnis dan karier musiknya.

Rihanna menghadirkan produk kecantikan dengan pilihan warna yang mewakili beragam warna kulit. Strategi ini bukan hanya menyasar pasar luas, tapi juga menciptakan loyalitas dari konsumen yang merasa dilibatkan secara langsung. Sahabat Fimela, keberhasilannya menunjukkan bahwa pemahaman terhadap kebutuhan pasar bisa menjadi dasar pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

Kepiawaiannya mengelola merek dan berkolaborasi dengan tim yang solid membuat bisnisnya berkembang cepat, bahkan ketika ia sedang tidak aktif bermusik. Rihanna memberikan contoh nyata bahwa keberagaman bisa menjadi kekuatan bisnis yang solid.

Lu Yiwen, 37 tahun, berasal dari Tiongkok dan membangun kerajaan bisnis di bidang perhiasan. Dengan kekayaan sekitar $1,1 miliar, ia berhasil mengembangkan merek yang tidak hanya populer di dalam negeri, tapi juga mulai merambah pasar internasional.

Strateginya menggabungkan teknologi pemasaran digital dengan sentuhan desain lokal yang kuat, menjadikan mereknya relevan di era modern. Sahabat Fimela, Lu Yiwen membuktikan bahwa produk tradisional bisa dikemas secara global jika dijalankan dengan pendekatan inovatif.

Ia fokus pada kualitas, desain, dan strategi komunikasi yang kuat—semua dilakukan dengan efisiensi tinggi dan target yang jelas. Di tengah persaingan global, pendekatannya yang fleksibel dan cepat menjadikan bisnisnya terus tumbuh.

Sahabat Fimela, enam perempuan ini tidak hanya menciptakan kekayaan, tetapi juga membuka jalan baru dalam dunia bisnis. Mereka datang dari latar belakang berbeda, memilih jalur sendiri, dan berani mengambil keputusan penting meski belum tentu populer.

Yang membuat mereka istimewa bukan hanya angka kekayaan yang mereka capai, tapi keberanian mereka untuk membentuk masa depan lewat kerja nyata.

Di dunia yang bergerak cepat, mereka menunjukkan bahwa pemikiran segar dan tindakan berani adalah kunci untuk menciptakan peluang baru.