Sukses

Lifestyle

Tahukah Kamu? Dubai Punya Chef AI Pertama di Dunia, Bisa Bikin Tartare Dinosaurus!

ringkasan

  • Dubai memperkenalkan Chef AI pertama di dunia, Aiman, di restoran WOOHOO untuk merevolusi kuliner dengan efisiensi dan kreativitas yang didukung data.
  • Chef Aiman, sebagai otak digital, mampu menciptakan resep baru, menganalisis rasa, dan mengurangi limbah makanan hingga 60% berkat pelatihan data ilmu pangan dan ribuan resep.
  • Kehadiran Chef AI memicu perdebatan antara inovasi dan esensi "jiwa" koki manusia, meskipun WOOHOO sukses menarik perhatian publik dengan hidangan unik seperti "tartare dinosaurus" dan pengalaman multisensori.

Fimela.com, Jakarta Sahabat Fimela, Dubai kembali mengejutkan dunia dengan inovasi futuristiknya. Kota metropolitan ini baru saja merekrut "Chef AI" pertama di dunia yang diberi nama Aiman. Kehadirannya menandai babak baru dalam integrasi teknologi canggih dan industri gastronomi.

Chef Aiman akan menjadi otak di balik menu restoran WOOHOO yang baru dibuka. Lokasinya strategis di Downtown Dubai, dekat dengan ikonik Burj Khalifa. Langkah ini sejalan dengan ambisi Uni Emirat Arab menjadi pemimpin global dalam bidang kecerdasan buatan.

Perekrutan Chef AI di Dubai bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan kreativitas kuliner. Selain itu, inisiatif ini juga diharapkan dapat mengurangi limbah makanan secara signifikan. Namun, kehadiran koki digital ini memicu perdebatan menarik di kalangan para ahli.

Mengapa Dubai Berinvestasi pada Chef AI?

Perekrutan Chef Aiman selaras dengan visi besar Uni Emirat Arab. Strategi Kecerdasan Buatan 2031 UEA bertujuan menjadikan negara ini pemimpin global dalam AI. Investasi pada industri utama seperti perhotelan menjadi fokus utama.

Tujuan utama di balik inisiatif ini adalah optimalisasi operasional restoran. AI diharapkan mampu mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi. Selain itu, keberlanjutan juga menjadi pertimbangan penting dalam setiap langkah inovatif.

Lebih dari sekadar efisiensi, Chef AI di Dubai juga diharapkan dapat mendorong kreativitas kuliner. Aiman dirancang untuk mengembangkan resep yang menggunakan kembali bahan-bahan sisa. Ini secara signifikan membantu mengurangi limbah makanan hingga 60%.

Para pencipta Aiman menegaskan bahwa tujuannya bukan menggantikan peran koki manusia. Sebaliknya, Aiman hadir untuk melengkapi dan memperkaya pengalaman memasak. Kolaborasi antara AI dan koki manusia menjadi kunci utama di WOOHOO.

Kemampuan Revolusioner Chef Aiman dalam Kuliner

Sahabat Fimela perlu tahu, Chef Aiman bukanlah robot yang secara fisik memasak di dapur. Ia adalah entitas digital canggih yang berfungsi sebagai "otak" utama. Aiman memproses data dan memberikan panduan kuliner inovatif.

Chef AI di Dubai ini dilatih menggunakan data ilmu pangan selama puluhan tahun. Ia juga memahami komposisi molekuler makanan dan lebih dari seribu resep global. Beberapa sumber bahkan menyebut basis datanya mencakup lebih dari 14.000 resep yang terus berkembang.

Kemampuan Aiman sangat beragam, mulai dari menciptakan resep baru hingga menyempurnakan menu secara real-time. Ia dapat mengusulkan kombinasi bahan yang tak terduga. Meskipun tidak bisa mencicipi, Aiman menganalisis masakan berdasarkan tekstur, keasaman, dan umami.

Pembelajaran berkelanjutan menjadi salah satu keunggulan utama Aiman. Ia belajar dari umpan balik manusia untuk menyempurnakan pemahamannya. AI ini juga dirancang untuk mengoptimalkan penggunaan bahan, mengurangi limbah hingga 60%, serta memastikan metode memasak yang presisi.

Debat Kuliner: Antara Inovasi dan "Nafas" Koki Manusia

Menu di restoran WOOHOO menyajikan perpaduan berani cita rasa Jepang, Meksiko, dan Peru. Ini adalah tantangan kuliner yang disengaja untuk menunjukkan kemampuan AI. Setiap hidangan mencerminkan kolaborasi antara wawasan data Aiman dan intuisi koki tingkat Michelin.

Koki manusia seperti Reif Othman yang terkenal di Dubai, bekerja sama dengan Aiman. Mereka melakukan uji rasa dan memberikan umpan balik untuk menerjemahkan ide-ide algoritmik. Salah satu hidangan unik yang dihasilkan adalah "tartare dinosaurus," yang dirancang untuk menciptakan kembali rasa reptil punah menggunakan pemetaan DNA.

Namun, kehadiran Chef AI di Dubai ini memicu beragam tanggapan dari para ahli. Ahmet Oytun Cakir, salah satu pendiri Gastronaut Hospitality, meyakini Aiman akan meningkatkan ide dan kreativitas. Ia bahkan berharap Aiman bisa menjadi "Gordon Ramsay berikutnya, tetapi AI."

Di sisi lain, Chef Mohamad Orfali, koki berbintang Michelin, berpendapat bahwa memasak membutuhkan "nafas" atau jiwa. Ia merasa AI tidak memiliki perasaan dan ingatan yang esensial dalam menciptakan hidangan luar biasa. Chef Serhat Karanfil dari WOOHOO pun mengakui kadang tidak setuju dengan pilihan Aiman dan melakukan penyesuaian.

Meskipun ada perdebatan, WOOHOO telah menarik perhatian publik dan media sosial. Pengunjung menggambarkan konsepnya kreatif dan hidangannya "luar biasa" serta "sangat lezat." Restoran ini juga menawarkan pengalaman multisensori dengan pencahayaan ambien dan instalasi seni digital yang memukau.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading