Sukses

Lifestyle

Mengenal White Elephant, Tren Tukar Kado yang Gantikan Secret Santa di Kantor Jelang Akhir Tahun

ringkasan

  • Secret Santa seringkali berujung pada hadiah yang tidak diinginkan dan pemborosan, dengan 60% pekerja tidak suka berpartisipasi.
  • White Elephant menawarkan pengalaman tukar kado yang lebih dinamis dan menghibur melalui mekanisme "mencuri" hadiah, menciptakan interaksi yang lebih hidup.
  • Nama "White Elephant" berasal dari legenda gajah suci yang mahal dan merepotkan, secara metaforis menggambarkan hadiah yang tidak diinginkan namun sulit disingkirkan.

Fimela.com, Jakarta - Sahabat Fimela, perayaan Natal di kantor selalu menjadi momen yang dinantikan untuk berkumpul dan bertukar hadiah. Namun, tradisi tukar kado Secret Santa yang telah lama populer kini mulai tergeser. Tampaknya, tren "Forget Secret Santa, we're all doing White Elephant in the office now" semakin menguat, menawarkan pengalaman yang lebih dinamis dan penuh tawa.

Tren ini adalah White Elephant, sebuah permainan tukar kado yang menjanjikan keseruan lebih. Permainan ini hadir sebagai alternatif yang lebih menghibur, mengurangi tekanan, dan menghindari kekecewaan yang sering muncul dari hadiah Secret Santa yang kurang tepat.

Kini, banyak kantor mulai beralih ke White Elephant untuk perayaan akhir tahun mereka. Ini bukan hanya tentang hadiah, tetapi juga tentang menciptakan interaksi yang lebih hidup dan kenangan yang tak terlupakan di antara rekan kerja.

Kelemahan Secret Santa yang Kian Terasa

Tradisi Secret Santa, di mana setiap orang memberikan hadiah secara acak, seringkali berujung pada kekecewaan. Banyak hadiah yang diterima dianggap membosankan, aneh, atau bahkan tidak berguna, seperti yang diungkapkan oleh survei perusahaan pembuangan sampah Hippo. Survei tersebut menunjukkan seperlima partisipan mengaku membuang hadiah dari rekan kerja langsung ke tempat sampah.

Gareth Lloyd Jones, direktur pelaksana Hippo, menyoroti bahwa pertukaran hadiah semacam ini lebih banyak menimbulkan pemborosan daripada kebahagiaan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan pun tidak kecil; Badan Lingkungan Hidup Inggris menemukan limbah rumah tangga meningkat 30 persen selama periode perayaan. Ini menunjukkan bahwa niat baik dapat berujung pada masalah lingkungan yang signifikan.

Kesulitan dalam memilih hadiah "baik" dengan anggaran terbatas untuk orang yang kurang dikenal juga menjadi kendala. Penelitian menunjukkan sekitar 42 persen dari kita tidak merasa terhubung erat dengan rekan kerja. Bahkan, laporan kesejahteraan karyawan terbaru menemukan 60 persen pekerja tidak suka berpartisipasi dalam tradisi Secret Santa karena alasan-alasan tersebut.

White Elephant: Alternatif yang Lebih Menarik dan Menghibur

Berbeda dengan Secret Santa, White Elephant, atau dikenal juga sebagai Yankee Swap atau Dirty Santa, menawarkan pengalaman yang jauh lebih menghibur. Aturan mainnya mirip, namun dengan sentuhan "kekacauan" yang disengaja. Peserta bisa membawa hadiah yang benar-benar diinginkan, hadiah lelucon yang lucu, atau bahkan barang yang sengaja tidak berguna untuk menambah keseruan.

Permainan dimulai dengan para pemain mengambil nomor undian. Secara bergiliran, mereka akan membuka hadiah. Bagian paling menarik adalah pemain berikutnya memiliki kesempatan untuk mencuri hadiah yang sudah dibuka oleh orang lain, menggantinya dengan hadiah yang mereka bawa. Ini menciptakan dinamika tawa, strategi, dan kejutan yang tidak terduga.

Suasana yang tercipta jauh lebih hidup dan interaktif. Ini bukan sekadar membuka hadiah yang mungkin tidak diinginkan, melainkan sebuah pertunjukan strategi dan keberuntungan. White Elephant berhasil mengubah momen tukar kado menjadi sebuah permainan yang penuh kegembiraan dan interaksi antar rekan kerja, jauh dari kesan membosankan.

Asal Usul Nama 'White Elephant' yang Penuh Makna

Nama "White Elephant" sendiri memiliki cerita yang menarik, berasal dari legenda kuno di Asia Tenggara. Konon, raja-raja di sana akan memberikan gajah putih suci kepada para bangsawan yang tidak mereka sukai. Gajah-gajah ini sangat mahal untuk dipelihara, tidak boleh dipekerjakan, dan tidak bisa dijual, menjadikannya beban finansial yang besar.

Secara metaforis, konsep ini diterapkan pada hadiah yang mungkin tidak diinginkan namun sulit untuk disingkirkan. Sebuah "white elephant" menjadi simbol sesuatu yang mahal dan merepotkan, tetapi tidak memiliki nilai praktis atau sentimental bagi penerimanya. Ini sangat relevan dengan pengalaman banyak orang dalam tukar kado yang berakhir dengan hadiah tidak terpakai.

Oleh karena itu, permainan White Elephant secara cerdik memanfaatkan gagasan ini. Peserta membawa hadiah yang bisa jadi "white elephant" bagi orang lain, namun bisa menjadi harta karun bagi yang beruntung. Ini menambah lapisan humor dan strategi dalam permainan, menjadikannya lebih dari sekadar tukar menukar barang.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading