Sukses

Entertainment

Kaleidoskop Bintang 2017: 8 Film Terbaik di Layar Lebar Indonesia

Fimela.com, Jakarta Tahun 2017, film Indonesia memiliki ratusan judul film. Dari berbagai genre, banyak kisah yang ditawarkan untuk penonton. Keragaman kisah juga memperkaya sinema Indonesia.

Kebanggan muncul dari beberapa judul film Indonesia. Tak cuma di dalam negeri, beberapa film mampu menembus festival film luar negeri. Berikut Bintang.com rangkumkan 8 film Indonesia terbaik tahun 2017.

Salah satu adegan film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. (Istimewa)

1. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak sempat ditayangkan di Festival fi Cannes 2017. Bahkan Marsha Timothy menyabet penghargaan sebagai aktris terbaik dalam ajang Sitges International Fantastic Film Festival 2017 lewat film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Festival film kelas dunia ini digelar di sebuah kota di Catalonia, Spanyol.

Sebuah penghargaan bergengsi pastinya bagi Marsha Timothy, karena dirinya berhasil menyingkirkan kandidat kuat dalam kategori aktris terbaik berkat film Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak. Salah satu kandidat tersebut adalah Nicole Kidman.

Malang melintang di festival film luar negeri, Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak juga dinobatkan sebagai film terbaik Tempo. Film ini memberikan standart untuk Film Indonesia, bahwa film Indonesia tak harus selalu berkutat di Jakarta.

 

2. Pengabdi Setan

Pengabdi Setan menjadi film yang menang dari sua sisi, kualitas dan kuantitas. Secara kuantitas, film besutan Joko Anwar ini menjadi film terlaris tahun 2017 dengan memperoleh lebih dari 4 juta penonton.

Secara kualitas, bukan cuma penonton yang menggagumi film ini tapi dari berbagai festival film juga memberikan apresiasi. 13 kategori FFI 2017 dikantongai Pengabdi Setan dan berbuah 7 Piala Citra. Festival Film Tempo 2017 juga memasukkan film ini ke dalam beberapa kategori dan memenangkan kategori Pemain Anak Pilihan.

 

 

3. Posesif

Film Posesif berhasil meraih 10 nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia 2017. Putri Marino mencuri perhatian lewat aktingnya sebagai Lala di film Posesif. Bahkan, untuk film pertamanya tersebut, wanita yang sebelumnya dikenal sebagai presenter tersebut langsung diganjar masuk nominasi Festival Film Indonesia sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik.

Di kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, selain Putri Marino nominator lainnya sudah punya jam terbang dan reputasi bagus di dunia film. Mereka adalah Adinia Wirasti, Dian Sastowardoyo, Sheryl Sheinafia dan Tatjana Saphira. Yang jadi kejutan menarik, ternyata Putri Marino yang keluar sebagai pemenang lewat akting debutnya di fim Posesif!.

Film Posesif berhasil meraih 10 nominasi dalam ajang Festival Film Indonesia 2017. Putri Marino mencuri perhatian lewat aktingnya sebagai Lala di film Posesif. Bahkan, untuk film pertamanya tersebut, wanita yang sebelumnya dikenal sebagai presenter tersebut langsung diganjar masuk nominasi Festival Film Indonesia sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik.

Di kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik, selain Putri Marino nominator lainnya sudah punya jam terbang dan reputasi bagus di dunia film. Mereka adalah Adinia Wirasti, Dian Sastowardoyo, Sheryl Sheinafia dan Tatjana Saphira. Yang jadi kejutan menarik, ternyata Putri Marino yang keluar sebagai pemenang lewat akting debutnya di fim Posesif!.

 

4. Night Bus

Film garapan Emil Heradi ini memang dibuat serius untuk pasar festival luar negeri. Film yang diangkat dari cerpen karya Teuku Rifnu Wikana tersebut tidak mendapatkan banyak penonton alias sepi penonton. Night Bus hanya meraih sekitar 20 ribu penonton dalam waktu satu minggu.

"Penonton Night Bus 20 ribuan satu minggu. Sedih ya. Kita dapat 105 layar, di bioskop jaringan dan kecil. Jadi sebenarnya cukup bagus. Kita banyak dibantu pihak distributor. Mereka tetap support dan proaktif untuk memberikan arahan ke kita," papar Darius Sinathrya salah satu produser Night Bus.

Namun, di FFI 2017 film ini memberikan kejutan dengan memenangkan 7 kategori. Film ini juga dinobatkan sebagai film terbaik 2017. Kemenangan Night Bus dalam FFI 2017 menjadi kado yang luar biasa. Tim produksi sadar betul bahwa karya mereka sangat diapresiasi di negeri sendiri.

 

 

5. Kartini

Sebelum FFI 2017, Hanung Bramantyo mengatakan pesimis film Kartini bisa meraih banyak piala dan lebih mengunggulkan Pengabdi Setan. Hanung mengaku masih sakit hati karena kasus film Sang Pencerah yang tak masuk nominasi di FFI 2010. Dugaan Hanung ternyata tak jauh meleset.

Kartini yang meraih nominasi terbanyak (14) ternyata hanya meraih satu piala lewat Christine Hakim (Pemeran Pendukung Wanita Terbaik), dan Pengabdi Setan meraih 7 piala dari 13 nominasi

 

 

 

6. My Generation

Apa yang membuat film My Generation karya Upi layak menyandang film terbaik 2017? Karena keberanian Upi mengungkap kondisi realis hubungan anak muda dan orangtua saat ini dirangkum dengan manis.

Upi bahkan berani menampilkan empat wajah baru sebagai pemeran utamanya yaitu Bryan Langelo, Arya Vasco, Alexandra Kosasie dan Lutesha. Bibit-bibit bintang film baru dipersembahakn Upi lewat film My Generation.

 

 

7. Critical Eleven

Film Critical Evelen sangat menarik untuk ditonton, mengingat kekuatan ceritanya dan pemain yang terlibat di dalamnya. Critical Eleven bisa dibilang karya terbaik Starvision di tahun 2017.

Kisah film ini sangat biasa, tentang kehidupan pasangan sehari-hari. Tentang pasang surut cinta suami istri. Yang membuat luar biasa Reza Rahadian dan Adinia AWirasti tampil sangat realis seolah tak berakting. Mereka bisa membawakan peran yang membuat penontonnya larut dalam emosi dan kisah film ini.

 

8. Turah

Film Turah, produksi PT Empat Warna Media terpilih sebagai film yang diikut sertakan ke ajang anugerah Oscar 2018 mendatang untuk kategori Foreign Language Film Award. Terpilihnya film Turah mewakili Indonesia di ajang Oscar berdasarkan pemilihan yang dilakukan Komite Seleksi yang dihadirkan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI).

Turah terpilih usai Komite Seleksi memasukkan 130 film. Dibandingkan dengan film lainnya, film garapan sutradara Wicaksono Wisnu Legowo dan diproduseri oleh Ifa Isfansyah dinilai pata Komite Seleksi masuk dalam karakteristik ajang Oscar 2018.

Film Turah menyampaikan fakta kemanusiaan, fakta sosial dengan cukup apik. Artinya film Turah punya pendekatan artistik dengan sederhana tetapi kejujurannya ini terhadap karya ini menjadi sebuah kekuatan. Di balik kesederhanaan itu ada permainan-permainan konsep yang kuat ini yang membuat Turah layak menjadi salah satu film Indonesia terbaik tahun 2017. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading