Sukses

Entertainment

Dian Pelangi Deg-Degan Melenggang Di New York Fashion Week 2014

Next

Pencitraan busana muslim yang tercipta di tengah masyarakat sedikit banyak mengalami transformasi berkat kehadiran karya Dian Pelangi. Perempuan kelahiran 14 Januari 1991 ini berhasil memberikan paradigma baru bahwa perempuan berhijab juga dapat tampil stylish tanpa meninggalkan pakem berbusana muslim yang tercipta.

Sebenarnya, perjalanan memasuki dunia fashion di mulai sejak Dian lulus sekolah menengah atas kejuruan. Di usia belia tadi, ia sudah dididik untuk buat melanjutkan bisnis pakaian muslim milik keluarga. Cibiran miring dan anggapan masih “anak-anak” seringkali sampai ke telinganya. Meski diakui omongan tadi sempat membuatnya down, ia justru terlatih lebih kuat menghadapi masalah. “Kita nggak bisa meminta orang lain untuk menghargai kita tapi tunjukkan kalau kita pantas buat dihargai melalui prestasi,” tuturnya mengenang.

Strateginya mengubah label Dian Pelangi menjadi modern dilakoni dengan memanfaatkan jejaring sosial termasuk blog. Sampai pada akhirnya ia mendapatkan kesempatan untuk membawa karyanya ke tingkat internasional. “Aku pertama kali fashion show justru bukan di Indonesia melainkan Melbourne pada tahun 2008. Alhamdulillah, tanggapannya bagus karena rancanganku terbilang universal jadi nggak hanya perempuan berhijab saja yang bisa mengenakannya,” katanya.

Sukses di Negeri Kanguru membuka jalan lain bagi Dian buat menjajaki kaki di Eropa, Inggris hingga Timur Tengah. Apa yang menjadi kunci kesuksesannya? “Selama membawa label aku ke dunia internasional, Alhamdulillah aku nggak mengalami kendala yang berat. Trik aku adalah menyesuaikan rancangan yang aku buat dengan kultur di negara tersebut. Misalnya, di Timur Tengah karakter penduduknya lebih menyukai pakaian berbahan tipis dengan warna yang gelap sedangkan di Indonesia lebih suka dengan corak yang berwarna-warni,” jelasnya.

Next

Selain memang melakukan observasi, desainer yang dikenal dengan sebutan Queen of Tie-Die ini juga membangun networking  dengan komunitas muslim di luar negeri. Melalui hubungan baik tadi, banyak kesempatan emas yang didapatnya. Yang terbaru adalah  menginjakkan kaki di New York Fashion Week pada September 2014 mendatang. FYI, Dian menjadi satu-satunya desainer muslim Indonesia yang akan tampil di New York Fashion Week 2014. “Aku dapat tawaran ini dari komunitas muslim yang berada di Amerika. Mereka bahkan memberikan tawaran untuk tampil di LA Fashion Week juga,” ceritanya. “Lewat acara besar tadi, aku ingin dapat mengenalkan Indonesia lebih jauh dan menunjukkan sisi cantik dari Islam yang seringkali dikaitkan dengan terorisme,” tambahnya.

Itulah mengapa Dia mengaku belum membuat koleksi busana muslim 2015 karena ternyata masih terfokus dengan proyek besarnya. “Sejauh ini, prosesnya masih pengerjaan bahan tenun. Ada sekitar 20-30 look yang telah dipersiapkan. Kalau biasanya rancanganku terlihat heboh, kali ini aku lebih ingin menampilkan karya yang ready to wear dengan tone warna yang lebih kalem,” ungkapnya. “Ini fashion week pertama aku jadi deg-degan banyak kekhawatiran yang dipikirkan. Tapi berusaha yang terbaik selebihnya tinggal ikhtiar,” tambahnya.

Nggak hanya aktif di dunia fashion, Dian kini juga sudah merambah ke dunia hiburan. FYI, Wajahnya sempat muncul dua film bertema religi, 99 Cahaya di Langit Eropa dan Ketika Tuhan Jatuh Cinta. Ia bahkan sedang berpikir untuk dapat mengembangkan karier di dunia tarik suara. Well, kita tunggu saja terbosan baru dalam karier Dian selanjutnya, Fimelova!


Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading