Sukses

Parenting

Rahasia Keuangan Keluarga I

Oleh: Maharani Indri

Keluarga Yulia dan Adit Creative Smart Saving

Yulia Indriati, marketing communication di sebuah penerbitan, mengategorikan dirinya sebagai “control-freak”. Tentu saja dalam hal yang positif. “Saya ingin segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Triknya, saya antisipasi dari awal, supaya nantinya tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan,” ujarnya membuka cerita.

Kebiasaan tersebut sejalan dengan sang suami, Aditia Sudarto, yang punya pandangan menarik, termasuk soal smart saving. “Dalam mengatur keuangan keluarga, kami memilik tabel pengeluaran bulanan yang sudah ditentukan pos-posnya. Seperti di kantor saja, kami membuat pembagian tugas, siapa yang bayar apa. Tugas saya membayar salah satu pos yang termasuk ringan, yaitu gaji satu pembantu dan uang bulanan sekolah anak kami, Hanami Atalia Sudarto,” katanya. “Tabel ini kami review setiap tahun, misalnya apakah penghasilan Adit atau saya meningkat, atau gaji pembantu naik, atau tambahan pengeluaran, dan lain-lain,” lanjutnya.

Keduanya berusaha detail dalam menyusun budget, termasuk untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya membayar listrik, internet, TV berlangganan, dan investasi pendidikan, cicilan rumah, sampai uang belanja dan budget weekend. “Uang belanja seminggu diberikan Adit setiap hari Senin, demikian juga uang bensin,” ucap Yulia.

Mobil difungsikan seminimal mungkin. Untuk jarak dekat, boleh mengendarai mobil. Tapi untuk jarak jauh, harus memikirkan menggunakan transportasi lain. “Karena jarak rumah ke kantor lebih dekat, saya yang pakai mobil. Adit berangkat ke kantor dengan sepeda.

Pertimbangkannya, kalau naik mobil, Adit akan lebih malam sampai rumah. Sedangkan dengan bersepeda, pulang dari kantor jam setengah delapan malam, ia bisa sampai rumah jam delapan. Adit juga bisa menyalurkan hobi bersepedanya, sesekali main bersama teman-temannya sehabis pulang kantor, atau ikut night ride. Hati senang dan badan pun sehat,” sambung wanita 32 tahun ini.

Yulia mengaku, banyak kebiasaan baik yang ditularkan Adit yang bekerja sebagai human resource consultant di perusahaan swasta. Dengan kesadaran sendiri ia mulai mengeveluasi gaya hidup, seperti dalam hal pemakaian listrik. Ia mengaku jadi irit setelah berumah tangga. “Dibanding saya, pandangan suami cukup jeli. Saat membangun rumah, dia mempertimbangkan berbagai aspek, seperti pencahayaan, agar lebih irit menggunakan listrik. Misalnya, lay out ruangan mempertimbangkan arah datangnya cahaya matahari, posisi soket listrik dan titik lampu, ketinggian atap, serta arah putaran angin, sehingga ruangan tidak panas. Penggunaan pendingin ruangan atau kipas angin jadi lebih irit.” Perilaku hemat listrik lainnya, seperti mencabut charger dari outlet usai dipakai, mematikan lampu, mematikan steker, diterapkan Yulia dan keluarga. Kebiasaan ini berdampak pada pengurangan pengeluaran per bulan, juga untuk kelangsungan lingkungan.

“Budget pengeluaran berkurang. Ada perasaan puas juga karena sudah melakukan hal yang benar. Apalagi bisa mendiskusikan dan menyontohkannya ke Nami. Bangga lho melihatnya sigap mencabut steker TV dari soket, mematikan dekoder, lalu mematikan lampu ruangan. Sampai di kamat tidurnya, ia mematikan lampu sebelum terlelap,” tutupnya sambil tersenyum.

Rahasia Keuangan Keluarga II

Source: Goodhousekeeping, edisi November 2011, halaman 46- www.goodhousekeeping.co.id

(vem/tik)

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading