Sukses

Parenting

FIMELA FEST 2020: 4 Tanda Toxic Relationship dalam Keluarga yang Membuat Anak Tidak Percaya Diri

Fimela.com, Jakarta Sebagai orangtua, wajar jika mendambakan ikatan yang erat dengan anak. Namun, tanpa disadari kata-kata atau tindakan tertentu dari orangtua justru kerap menghambat perkembangan mental dan emosional anak.

Jika sudah terjadi hal-hal seperti itu, hubungan orangtua dan anak yang berharga akan berubah menjadi toxic relationship. Bahkan hal ini dapat terjadi hingga anak dewasa.

"Setiap orangtua yang baik ingin membantu anak mereka. Tetapi dalam hal tertentu, orangtua justru mengambil semua kebebasan dari anaknya, sehingga anak tidak belajar bagaimana melakukan apapun untuk diri mereka sendiri, yang dapat menyebabkan kekurangan kepercayaan diri dan batasan yang sehat di kemudian hari," kata terapis Kristie Overstreet kepada Insider.

Agar tidak menjadi orangtua yang toxic, berikut ini beberapa tanda yang patut disadari jika orangtua sudah masuk ke dalam toxic relationship melansir Insider.

1. Menyalahkan anak ketika sedang kesal

Saat anak melanggar aturan yang ditetapkan, orangtua akan menegur mereka untuk menegakkan perilaku yang baik.

Tetapi jika menyalahkan anak atas kesalahan tanpa menjelaskan atau secara konsisten mengatakan mereka adalah penyebab kemarahan, frustrasi, atau kesedihan, hal itu dapat menyebabkan hubungan tidak nyaman dalam jangka panjang.

Baiknya, menjelaskan kesalahan kepada anak dengan tenang.

2. Menunjukan perilaku pasif-agresif

Demikian pula, menunjukkan perilaku pasif-agresif, seperti memutar mata, membanting pintu, atau memberikan perlakuan diam saat anak berperilaku tidak baik dapat menumbuhkan hubungan yang saling bergantung.

Jika diulangi, perilaku pasif-agresif dapat menghambat kemampuan anak untuk memiliki komunikasi positif dalam hubungan di masa depan.

3. Membantu pekerjaan rumah anak

Meskipun menawarkan bantuan untuk soal matematika yang rumit atau mengajarkan keterampilan baru untuk membantu di sekitar rumah dapat meningkatkan kepercayaan diri dan rasa diri anak, menawarkan terlalu banyak bantuan dapat memiliki efek tidak baik. Anak menjadi ketergantungan.

Baiknya, tanyakan kepada anak bantuan apa yang dapat mereka gunakan, dan biarkan mereka memutuskan sendiri.

4. Tidak memberikan kebebasan pada anak

Jika orangtua merasa bebas mengantur hidup anaknya bahkan hingga dewasa sebenarnya menghalangi anak untuk berkembang. Anak justru nantinya tidak hidup secara mandiri.

Untuk tahu lebih lanjut topik seputar ini, daftarkan dirimu di sini dan dapatkan info terupdate FIMELA FEST 2020. Jangan sampai terlewat ya

#changemaker

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading