Sukses

Parenting

8 Ciri-ciri Anak Stunting dan Penyebabnya

Fimela.com, Jakarta Data RIKESDAS 2018 menyebut 17,7 persen anak Indonesia masih masuk dalam kategori gizi kurang dan buruk, sedangkan 30.8 persen berada di kategori pendek dan sangat pendek.

Pakar Gizi Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosoni pun mengatakan jika kekurangan protein hewani akan menghambat perkembang anak, seperti menyebabkan stunting.

Kondisi tidak tercukupinya gizi dapat terjadi ketika bayi masih berada di dalam kandungan, sehingga membuat janin tumbuh lambat hingga ia lahir. Lebih parah jika anak berusia dibawah dua tahun tidak mendapatkan gizi yang baik untuk tumbuh kembangnya.

Misalnya tidak memberikan ASI ekslusif atau memberikan MPASI pada si kecil. Jika seorang anak mengalami stunting seharusnya segera mendapat penanganan yang tepat dan cepat, sebab jika sudah terlambat, kondisi ini tidak dapat kembali pada kondisi normal.

Balita stunting di masa yang akan datang akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang optimal.

Ciri-ciri stunting pada anak

Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal.

Kondisi ini diukur dengan panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar pertumbuhan anak dari WHO.

Seorang anak termasuk dalam stunting atau tidak, tergantung dari hasil pengukuran tersebut. Jadi tidak bisa hanya dikira-kira atau ditebak saja tanpa pengukuran.

Selain tubuh yang berperawakan pendek dari anak seusianya, ada juga ciri-ciri lainnya, melansir hellosehat.

1. Pertumbuhan melambat

2. Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya

3. Pertumbuhan gigi terlambat

4. Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya

5. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya

6. Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.

7. Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan).

8. Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Sementara untuk tahu apakah tinggi anak normal atau tidak, orangtua harus secara rutin memeriksakannya ke pelayanan kesehatan terdekat.

 

#elevate women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading