Sukses

Parenting

Sebentar Lagi Ada PTM Terbatas, Apa Saja yang Perlu Disiapkan?

Fimela.com, Jakarta Sejak PPKM Darurat diterapkan beberapa waktu lalu, kabar baik perlahan-lahan datang. Salah satunya dengan penerapan PPKM menggunakan level. Beruntungnya bagi sekolah di wilayah PPKM level 1-3 diizinkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.

Menariknya, PTM Terbatas ini menjadi opsi yang bisa dipilih oleh orang tua. Jadi, izin apakah sang anak mau ikutan PTM Terbatas di sekolah, atau memilih untuk Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena berbagai pertimbangan personal, keputusannya tetap diberikan kepada orang tua.

Nah yang pasti, adanya PTM Terbatas ini perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin. Sebab, tak semua wilayah berkesempatan mendapatkan izin PTM Terbatas dari pemerintah. Selain itu, sekolah yang mendapatkan izin melangsungkan PTM Terbatas, berarti sudah memenuhi syarat dan verifikasi dari dinas pendidikan, sehingga dianggap sanggup melangsungkan PTM Terbatas secara aman dan nyaman.

Lebih lanjut, berikut beragam hal yang perlu disiapkan, baik pihak sekolah maupun orang tua dalam menyambut adanya PTM Terbatas.

Pastikan Kesiapan Pihak Sekolah

Wajar sebagai orang tua jika khawatir akan keselamatan anaknya. Untuk memantapkan hati sebelum mengambil keputusan untuk mengizinkan anak mengikuti PTM Terbatas, bisa memastikan kesiapan dari pihak sekolah secara langsung. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan bagi sekolah agar bisa melaksanakan PTM Terbatas. Pertama satuan pendidikan membentuk gugus tugas Covid-19 di sekolah, menyiapkan infrastuktur, menyiapkan tempat bagi siswa, dan sosialisasi kepada orang tua atau wali murid.

Kedua, sekolah harus mengantongi izin PTM Terbatas ke dinas pendidikan setempat, kemudian dinas pendidikan akan melakukan verifikasi apakah semua faslitas sudah disiapkan dengan baik, tujuannya untuk mencegah pembentukan klaster sekolah selama PTM Terbatas. Ketiga, satuan pendidikan menyebarkan kuesioner ke orang tua, mendata siswa, guru dan orang tua yang mengalami komorbid. Dengan begitu, klaster Covid-19 di sekolah selama PTM Terbatas ini tak sampai terjadi.

Serta yang keempat adalah pelaksanaan perlu dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat, butuh pengawasan dan evaluasi. Ketika sekolah tak menerapkannya, maka sekolah harus dicegah melakukan PTM Terbatas.

Selain itu, tenaga pengajar atau guru-guru sudah dipastikan vaksin semua. Sekolah juga harus siap menerapkan protokol kesehatan ketat, seperti pengecekan suhu tubuh, penerapan masker dobel, menjaga jarak selama di sekolah. Begitu juga dengan jam belajar selama PTM Terbatas juga tak 6 jam penuh, tetapi 1-2 jam, dan tak setiap hari harus datang ke sekolah. Jika semua hal tersebut dapat dipastikan, maka bisa mengizinkan anak-anak mengikuti PTM Terbatas di sekolah.

Anak-Anak Bisa Dipastikan Sehat Sebelum ke Sekolah

Bukan hanya memastikan sekolah benar-benar aman dan nyaman selama penerapan PTM Terbatas, orang tua juga harus kooperatif untuk menjamin sang anak benar-benar sehat dan bebas komorbid. Jika kondisi buah hati kurang begitu sehat, jangan memaksakan diri mengirimkannya ke sekolah. Selain berisiko bagi anak dan keluarga, juga bisa menyebabkan klaster sekolah selama PTM Terbatas. Jadi, harus benar-benar disiplin protokol kesehatan ketat sejak dari rumah.

Kesiapan Mengantar dan Menjemput Anak dari Sekolah

Apabila kendaraan umum belum menjamin keselamatan anak di masa pandemi, karena tak menerapkan protokol kesehatan ketat, maka akan lebih baik orang tua siap mengantar dan menjemput anak selama PTM Terbatas di sekolah. Meski tampak sepele, kesiapan ini perlu dipikirkan juga secara matang, karena jangan sampai membiarkan anak lalu-lalang sendiri di jalan, mengingat mereka kadang lupa untuk menghindari kerumunan.

Biasakan Edukasi Tentang Protokol Kesehatan di Rumah

Menerapkan protokol kesehatan selama melakukan PTM Terbatas, tak semata-mata jadi peran guru, tetapi juga butuh keterlibatan orang tua. Justru yang benar, anak perlu dibiasakan melakukan protokol kesehatan di rumah, sehingga saat keluar bisa melakukannya secara mandiri. Mulai tak mencopot masker, apalagi sampai bertukar dengan teman di sekolah. Kemudian, selalu menjaga jarak, dan tak berkerumun dulu sementara waktu. Setelah datang ke sekolah hingga mau pulang ke rumah, jangan lupa cuci tangan menggunakan sabun sampai bersih. Karena PTM Terbatas ini tak lama, lebih baik anjurkan anak-anak makan minum sehabis pulang ke rumah saja agar lebih aman.

Apabila kesiapan tersebut bisa dilakukan oleh orang tua, maka PTM Terbatas ini pun tak perlu ragu untuk mengizinkan anak-anak mengikutinya. Sebab, menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Jumeri PTM Terbatas ini menjadi momen bagi anak-anak dan guru untuk relaksasi akibat kejenuhan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sudah dilakukan selama pandemi.

“Urgensi pemerintah mendorong PTM Terbatas, kalau PJJ dibiarkan terlalu lama, risiko yang dialami anak-anak, pendidikan, dan negeri ini semakin besar. Selain risiko psikologis berupa kekerasan fisik sampai seksual, juga learning loss yang berdampak pada kemampuan intelektual, kecakapan hidup berkurang, kompetisinya rendah, sehingga tenaga kerja anak-anak sekarang jadi kurang dihargai di masa depan. Jadi, PTM Terbatas ini dapat menjadi relaksasi buat anak-anak dan guru agar tak lupa belajar dan mengajar di sekolah,” ungkap Jumeri.

Gimana siap mengantarkan anak-anak mengikuti PTM Terbatas dalam waktu dekat?

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading