Sukses

Parenting

Minimalisir Penggunaan Paracetamol, Ini Tips Menurunkan Demam Anak dengan Kompres

Fimela.com, Jakarta Anak sangat rentan untuk terkena demam, terutama pada saat peralihan musim seperti sekarang ini. Demam merupakan gejala suatu penyakit atau kondisi abnormal dalam tubuh. Demam yang terjadi pada anak maupun orang dewasa didefinisikan sebagai proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam tubuh mereka yang menyebabkan suhu tubuh meningkat hingga melebihi suhu tubuh normal yakni >37,5°C.

Demam biasanya disebabkan oleh infeksi (bakteri, virus, jamur atau parasit), penyakit autoimun, ataupun obat-obatan. Ketika anak demam, orang tua biasanya mengalami kekhwatiran yang berlebih sehingga langsung memberikan obat-obatan seperti paracetamol pada anak. Namun, maraknya pemberitaan mengenai penyakit gangguan ginjal akut pada anak yang disinyalir disebabkan oleh obat sirup cair menambah kekhawatiran para orang tua di luar sana.

Padahal, selain mengonsumsi obat-obatan ataupun terapi lainnya, demam juga dapat diturunkan dengan kompres lho. Oleh karena itu, melansir dari yanker.kemkes.go.id, berikut merupakan tips menurunkan demam pada anak dengan kompres.

 

Kompres Dingin

Terdapat dua cara mengompres anak yang sedang demam. Cara pertama adalah kompres dingin, artinya mengompres anak dengan menggunakan air dingin. Berikut cara menurunkan demam anak dengan kompres dingin:

1. Siapkan sehelai kain atau handuk kecil dan wadah berisi air dingin.

2. Celupkan kain atau handuk kecil ke dalam wadah berisi air dingin.

3. Peras kain atau handuk kecil, lalu lipat hingga ukurannya pas untuk diletakkan di dahi atau area tubuh anak lainnya (leher dan tangan) yang ingin di kompres.

4. Tempelkan kain atau handuk kecil yang sudah dilipat pada dahi atau area tubuh anak lainnya.

Kompres dingin dapat menurunkan temperatur kulit lebih cepat dari pada temperatur inti tubuh. Hal ini merangsang vasokonstriksi dan shivering. Kondisi shivering dapat mengakibatkan gangguan metabolisme karena meningkatkan konsumsi oksigen dan volume respirasi. Sehingga meningkatkan persentase karbon dioksida dalam udara ekspirasi dan meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis.

Meskipun kompres dingin disarankan dalam salah satu cara menurunkan demam anak, kompres dingin tergolong kurang efektif dalam tatalaksana demam. Selain dikarenakan dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada anak, kompres dingin juga dapat merangsang produksi panas dan menghalangi pengeluaran panas tubuh.

 

Kompres Hangat

Selain kompres dingin, orang tua juga dapat memberikan kompres hangat pada anak yang sedang demam. Cara mengompres anak dengan kompres hangat sama dengan cara mengompres dengan air dingin. Perbedaannya hanyalah pada penggunaan airnya. Berikut cara menurunkan demam anak dengan kompres hangat:

1. Siapkan sehelai kain atau handuk kecil dan wadah berisi air hangat dengan temperatur maksimal 43°C.

2. Celupkan kain atau handuk kecil ke dalam wadah berisi air hangat tadi.

3. Peras kain atau handuk kecil, lalu lipat hingga ukurannya pas untuk diletakkan di dahi atau area tubuh anak lainnya (leher dan tangan) yang ingin di kompres.

4. Tempelkan kain atau handuk kecil yang sudah dilipat pada dahi atau area tubuh anak lainnya.

Mngompres anak dengan menggunakan kompres hangat dapat menghambat shivering dan dampak metabolik yang ditimbulkannya. Selain itu, kompres hangat juga dapat menginduksi vasodilatas perifer yang mampu meningkatkan pengeluaran panas tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi demam kombinasi antara antipiretik dan kompres hangat lebih efektif dibandingkan hanya pemberian antipiretik saja.

Kompres hangat juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman akibat gejala demam yang dirasakan anak. Mengompres anak dengan air hangan dapat menurunkan temperatur dalam tubuh. Oleh karena itu, dianjurkan sebagai salah satu cara untuk menurunkan demam pada anak.

Demam biasanya akan berangsur hilang dan suhu tubuh pun akan turun dengan sendirinya. Namun, perlu diingat jika demam anak tidak kunjung turun, sebaiknya segera dibawa ke klinik terdekat agar diberikan resep obat. Di masa seperti ini, sebaiknya hindari memberikan obat bebas tanpa resep atau rekomendasi tenaga kesehatan yang dijual di apotek pada anak.

 

Penulis: Frida Anggi Pratasya

#Women for Women

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading