Sukses

Parenting

Anak Buat Kesalahan? Ini 3 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Jika Ingin Menghukum Anak

Fimela.com, Jakarta Anak-anak terasosiasikan pada individu berusia 5 sampai dengan 13 tahun. Dalam usia tersebut anak-anak sedang dalam keadaan menggebu-gebu untuk mengeksplorasi dunia luar yang menarik untuk mereka. Ketika sedang mengeksplorasi kamu sebagai orangtua tentu dapat mendampingi mereka. Akan tetapi anak-anak juga tidak luput dari kesalahan yang dibuatnya. 

Hal tersebut membuat kamu sebagai orangtua merasa kesal bahkan hingga marah. Tidak hanya itu kamu juga memberikan hukuman atas perlakuan mereka dan membuatnya jera. Tapi tahukah kamu jika hukuman yang kamu berikan bisa memberikan dampak traumatis. Tidak hanya itu, perubahan sifat juga akan terlihat seperti anak tidak menurut dan membangkang. 

Lantas apa saja sih yang harus diperhatikan ketika memberikan hukuman pada anak? Hukuman yang tepat untuk anak juga seperti apa serta apa yang harus diperhatikan sebelum menghukum anak? Simak informasi yang dirangkum dari Enpowering Parents di bawah ini. 

1 Hukuman yang tepat adalah hukuman yang mengajarkan anak sebuah pembelajaran

Sebagai orangtua pastinya merasa kesal jika anak melakukan kesalahan besar yang membuat kekacauan di rumah. Tidak hanya itu, anak juga akan memberontak dan membuatmu memberikan hukuman padanya. Namun kamu tidak boleh memberikan hukuman “sembarangan” pada anak. Alih-alih belajar dari kesalahan, anak akan memberontak dan makin membangkang. Coba kamu lihat, apakah kamu sudah perhatikan hal-hal seperti hukuman yang terlalu membebani anak, atau hukuman yang tidak sesuai dengan gaya anak? 

Hukuman yang baik adalah hukuman yang membuat anak “mempelajari” suatu hal, benar yaitu kesalahan yang dibuat. Contoh ketika anak laki-lakimu tidak menghormati kakak perempuannya, hukuman yang tepat untuk diberikan adalah beri tahu anak laki-lakimu bahwa ia tidak bisa menggunakan ponselnya sebelum membuat surat permintaan maaf pada kakaknya. Dalam surat tersebut, dia harus memberitahu permintaan maaf serta ‘solusi’ lainnya ketika ia berkonflik kembali dengan kakaknya. 

Dengan membuat surat permintaan maaf, anakmu juga mempelajari bahwa agar bisa menggunakan ponselnya kembali, hal yang dilakukan olehnya tidak membuat dirinya terasa “terkekang dalam hukuman orangtua” sebaliknya ia menyelesaikan kesalahan dengan mendapatkan pembelajaran berharga. 

2 Membatalkan janji sebagai hukuman juga tidak boleh dilakukan, coba pertimbangkan kembali!

Apakah kamu adalah orangtua yang pernah melakukan pembatalan janji kepada anak ketika ia melakukan kesalahan? Misalnya anakmu membuatmu marah dan ketika kamu punya janji untuk pergi bersama ke kebun binatang, kamu malah membatalkannya. 

Membatalkan janji di hari penting seperti liburan, perayaan, bahkan pesta untuk mengajarkan anak akan hukuman sendiri ternyata tidak efektif. Alih-alih membuat anak berubah, pembatalan ini akan menjadi hal pahit untuk diingat. Hukuman yang efektif haruslah memiliki efek perubahan perilaku anak.

Jika kamu berniat untuk membatalkan janji pada anak sebagai bentuk hukuman sebaiknya kamu pertimbangkan kembali sebab di hari-hari spesial anak akan mendapatkan momen berharga yang baik untuk dikenang. Dan dengan hukuman tersebut mereka tidak dapat menangkap momen spesial tersebut. Tidak hanya anak saja yang merasa sedih karena tidak bisa mengabadikan momennya, kamu sebagai orangtua juga pasti sangat sedih jika ada momen spesial yang terlewatkan bukan?

3 Buatlah kesepakatan bersama anak: Kenalkan mereka dengan aturan-aturan di rumah

Sebagai orangtua cobalah buat kesepakatan dengan anak seperti membuat aturan yang jelas serta ekspektasi yang realistis terhadap aturan yang harus diikuti dalam rumah. Aturan-aturan yang dibuat juga harus merefleksikan nilai-nilai berharga. 

Ini bukan berarti orangtua bersikap diktator dan memberikan hukuman yang berat atas perbuatan anak. Sebaliknya, sebagai orangtua kamu harus memastikan anak akan mempelajari pengalaman yang berharga atas hukuman yang diberikan. Ingat juga bahwa anak sedang berproses sehingga kamu harus bisa memaafkan perbuatan mereka. Dan bagian penting lainya 

Dan terakhir, sebagai orangtua ajarkan dan arahkan anak agar menjadi anak dengan sikap yang dewasa serta mandiri. Melalui hukuman yang tepat mereka dapat belajar dan beradaptasi atas berbagai konsekuensi perbuatan yang mereka perbuat. 

 

Penulis: Tisha Sekar Aji

Hashtag: #Timeless

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading