Sukses

Parenting

Anak Sering Bertanya ‘Aneh’? Bisa jadi Kreativitasnya Tinggi

Fimela.com, Jakarta Pernah nggak, anak tiba-tiba bertanya hal yang terdengar aneh atau nggak masuk akal, seperti “Kenapa bulan nggak jatuh ke bumi?” atau “Kalau kucing bisa bicara, suaranya kayak gimana ya?” Bagi sebagian orang tua, pertanyaan seperti ini mungkin dianggap lucu, merepotkan, atau bahkan bikin bingung harus jawab apa. Tapi sebenarnya, ini adalah sinyal penting yang menunjukkan perkembangan otak dan imajinasi anak yang luar biasa.

Anak yang sering bertanya hal-hal “tidak biasa” sebenarnya sedang menunjukkan bahwa mereka mampu berpikir di luar kotak. Kreativitas bukan hanya tentang menggambar atau membuat prakarya, tapi juga tentang cara anak memproses informasi, membayangkan kemungkinan baru, dan berani mempertanyakan hal-hal yang dianggap biasa oleh orang dewasa.

Bertanya “Aneh” Sama Dengan Imajinasi Aktif

Ketika anak mengajukan pertanyaan yang tidak biasa, itu artinya mereka sedang mengaktifkan imajinasinya secara alami. Imajinasi adalah bahan bakar utama kreativitas. Pertanyaan seperti “Kenapa pelangi nggak bisa dimakan?” mungkin terdengar konyol bagi orang dewasa, tapi buat anak, itu adalah bentuk eksplorasi dunia lewat pikiran mereka sendiri.

Anak-anak yang imajinasinya hidup akan cenderung menciptakan dunia-dunia kecil di pikirannya. Mereka bisa membayangkan mainan yang bicara, atau membuat cerita dari hal-hal sederhana di sekitar. Ini adalah cara otak mereka berlatih untuk berpikir fleksibel dan kreatif dalam menyikapi lingkungan sekitar.

Kemampuan Berpikir Abstrak Sejak Dini

Anak kreatif cenderung memiliki kemampuan untuk berpikir abstrak bahkan sejak usia dini. Mereka bisa menghubungkan hal-hal yang tampaknya tidak berkaitan, seperti menyamakan awan dengan permen kapas, atau menganggap bantal sebagai kapal luar angkasa. Hal-hal semacam ini menunjukkan bahwa mereka punya cara unik dalam memaknai dunia.

Ketika anak bertanya hal-hal seperti “Kalau kita tidur di awan, empuk nggak ya?”, itu bisa jadi tanda bahwa mereka sedang melatih otaknya untuk berpikir simbolik dan mengolah ide-ide baru. Inilah dasar dari pemikiran kreatif yang nantinya bisa berkembang menjadi kemampuan problem solving yang luar biasa di masa depan.

Jangan Langsung Ditegur atau Dianggap Ngaco

Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk tidak langsung menegur atau mematikan pertanyaan-pertanyaan “ajaib” dari anak. Ketika anak merasa ditertawakan atau dianggap aneh, mereka bisa kehilangan rasa percaya diri untuk mengekspresikan ide-idenya lagi. Kreativitas butuh ruang aman untuk berkembang.

Cobalah jawab dengan terbuka, atau bahkan balik bertanya, “Kalau menurut kamu gimana?” Cara ini tidak hanya membuat anak merasa dihargai, tapi juga mendorong mereka untuk berpikir lebih jauh. Kadang-kadang, ide-ide terbaik justru lahir dari pertanyaan yang awalnya terdengar konyol.

Setiap anak punya cara unik dalam mengekspresikan pemikirannya, dan pertanyaan “aneh” adalah salah satu bentuknya. Bukannya diabaikan, momen ini sebaiknya dimanfaatkan sebagai peluang untuk mendukung perkembangan kreativitas anak. Dari situlah tumbuh daya pikir kritis, imajinatif, dan berani bereksperimen.

Sebagai orang dewasa, tugas kita bukan untuk membatasi cara berpikir mereka, tapi justru menumbuhkannya. Jadi, lain kali anak bertanya sesuatu yang terdengar “nggak nyambung”, tersenyumlah—karena mungkin saja kamu sedang melihat awal dari pemikiran brilian yang akan tumbuh besar suatu hari nanti.

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading