Fimela.com, Jakarta Menghadapi anak yang malas belajar memang bisa membuat frustrasi, terutama saat orang tua merasa sudah memberikan semua fasilitas yang dibutuhkan. Namun, memarahi atau memaksa justru sering memperburuk situasi. Anak bisa semakin enggan belajar karena merasa tertekan atau takut, bukan karena memahami pentingnya belajar itu sendiri.
Agar anak bisa belajar dengan senang hati, diperlukan pendekatan yang lebih lembut dan strategis. Membangun semangat belajar tidak bisa dilakukan dalam semalam, melainkan melalui kebiasaan kecil yang konsisten dan suasana belajar yang positif. Berikut beberapa cara yang bisa dicoba orang tua untuk menumbuhkan motivasi belajar pada anak—tanpa harus marah-marah.
Advertisement
1. Ciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Anak akan lebih mudah fokus jika belajar dilakukan di tempat yang nyaman dan tidak membosankan. Cobalah atur ruang belajar yang rapi, terang, dan jauh dari distraksi seperti TV atau gadget. Gunakan alat tulis yang menarik atau hias sudut belajar dengan hal-hal yang disukai anak agar mereka merasa betah di sana.
Selain itu, biarkan anak ikut memilih waktu belajar yang mereka rasa paling nyaman. Ketika anak punya kontrol atas proses belajarnya, mereka akan lebih termotivasi. Suasana yang positif dan penuh dukungan jauh lebih efektif daripada tekanan atau ancaman.
2. Gunakan Metode Belajar yang Interaktif
Anak-anak zaman sekarang cenderung cepat bosan dengan metode belajar konvensional. Untuk mengatasinya, orang tua bisa menggunakan pendekatan belajar yang lebih interaktif, seperti video edukatif, permainan edukasi, atau belajar lewat praktik langsung. Ini membuat proses belajar terasa seperti aktivitas seru, bukan kewajiban.
Misalnya, jika anak sedang belajar matematika, gunakan benda-benda di sekitar rumah untuk berhitung. Jika mereka belajar tentang alam, ajak mereka berkebun atau menonton dokumenter singkat. Cara belajar yang variatif akan membuat anak lebih antusias dan tidak mudah jenuh.
Advertisement
3. Beri Apresiasi, Bukan Ancaman
Memberikan pujian atau penghargaan kecil atas usaha anak bisa sangat berdampak positif. Anak-anak butuh merasa dihargai agar termotivasi mengulang perilaku yang baik. Tidak selalu harus hadiah besar—kata-kata dukungan seperti “Ibu bangga kamu sudah belajar hari ini” pun bisa sangat berarti.
Sebaliknya, ancaman atau hukuman seringkali hanya membuat anak belajar karena takut, bukan karena memahami pentingnya belajar. Ini bisa mematikan semangat dan kreativitas mereka dalam jangka panjang. Fokuslah pada proses, bukan hanya hasil akhirnya.
4. Jadilah Contoh yang Baik
Anak-anak belajar paling efektif dengan meniru. Jika mereka melihat orang tuanya senang membaca buku, menulis, atau belajar hal baru, mereka cenderung tertarik untuk mengikuti. Tunjukkan bahwa belajar adalah kegiatan yang menyenangkan, bukan beban.
Cobalah sisihkan waktu bersama untuk membaca buku atau menonton video edukatif sebagai kegiatan keluarga. Dari situ, anak bisa melihat bahwa belajar bukan hanya tanggung jawab mereka, tapi juga bagian dari gaya hidup yang positif.
Semangat belajar tidak bisa tumbuh dalam suasana penuh tekanan. Anak-anak butuh merasa aman, didukung, dan dimengerti agar mereka bisa berkembang dengan maksimal. Ketika pendekatan orang tua penuh kasih dan sabar, anak pun akan lebih terbuka dan siap belajar.
Jangan takut jika hasil tidak langsung terlihat. Menumbuhkan semangat belajar adalah proses jangka panjang yang membutuhkan konsistensi dan kehangatan. Dengan cara yang tepat, anak akan belajar dengan hati gembira—bukan karena takut dimarahi, tapi karena memang ingin tahu dan ingin berkembang.