Sukses

Parenting

4 Gaya Parenting dan Dampaknya terhadap Tumbuh Kembang Anak

Fimela.com, Jakarta Setiap rumah tangga menyimpan pola tersendiri dalam membesarkan anak. Ada yang penuh aturan, ada yang longgar, ada yang cenderung tak terlibat, dan ada pula yang mampu menjaga keseimbangan antara tegas dan hangat. Menariknya, pola asuh ini bukan sekadar gaya hidup, melainkan fondasi yang membentuk cara anak menghadapi dunia.

Moms, tumbuh kembang anak tidak hanya dipengaruhi oleh genetik, melainkan juga oleh pola interaksi harian bersama orang tua. Satu sikap konsisten bisa memperkuat rasa aman, sementara pola yang kurang tepat bisa mengikis kepercayaan diri mereka. Dari sinilah empat gaya parenting yang diperkenalkan psikolog Diana Baumrind, seperti yang dilansir dari laman Bright Horizons, menjadi penting untuk dipahami, karena tiap gaya membawa dampak berbeda pada perjalanan anak menuju kedewasaan.

1. Authoritarian: Disiplin yang Mengikat, Hangat yang Hilang

Authoritarian ibarat pagar besi—kuat menjaga aturan, namun dingin tanpa ruang dialog. Orang tua menuntut kepatuhan penuh tanpa penjelasan, dan suara anak jarang dianggap penting.

Dalam praktiknya, Moms yang menerapkan gaya ini memang akan melihat anak tumbuh patuh, teratur, dan taat aturan. Namun, sisi emosional mereka sering kali terbebani. Anak bisa belajar takut salah, merasa tertekan, dan kurang berani mengekspresikan diri.

Jika diterapkan terus-menerus, hubungan anak dan orang tua berpotensi renggang. Anak mungkin tumbuh disiplin, tetapi kehilangan rasa percaya pada kemampuan dirinya sendiri.

2. Permissive: Kehangatan Berlebih, Batas yang Tidak Jelas

Permissive tampak manis di permukaan karena penuh kasih sayang. Anak jarang dilarang, bahkan sering dituruti demi menghindari konflik. Orang tua lebih mirip sahabat ketimbang pembimbing.

Moms, anak yang tumbuh dengan pola ini memang akan merasa dicintai. Mereka dekat dengan orang tua, tidak takut mengungkapkan perasaan, dan penuh keceriaan. Namun, ketika harus menghadapi dunia nyata, mereka sering kesulitan menerima batasan.

Kurangnya disiplin bisa membuat anak sulit mengatur diri, mudah frustrasi, dan sulit menghadapi aturan yang berlaku di sekolah atau lingkungan sosial.

3. Uninvolved: Kebebasan yang Kehilangan Arah

Uninvolved adalah pola asuh paling riskan karena orang tua hampir tidak hadir dalam kehidupan anak. Bukan hanya aturan yang kabur, kehangatan pun minim. Anak dibiarkan mengurus dirinya sendiri.

Moms mungkin tidak selalu sadar menerapkannya—kadang karena sibuk bekerja, kelelahan, atau bingung harus mulai dari mana. Namun, dampaknya jelas: anak merasa terabaikan, kesulitan percaya diri, dan rentan mengalami masalah emosi.

Tanpa arahan dan dukungan emosional, anak kehilangan jangkar. Mereka bisa saja tumbuh bebas, tapi kebebasan itu terasa rapuh karena tidak dibekali rasa aman dari rumah.

4. Authoritative: Tegas yang Menguatkan, Hangat yang Menenangkan

Authoritative adalah pola yang dianggap paling ideal. Moms yang menerapkannya mampu menetapkan aturan jelas, menjelaskan alasannya, dan tetap mendengarkan suara anak. Tegas sekaligus penuh kasih.

Anak yang tumbuh dalam pola ini belajar disiplin tanpa kehilangan rasa aman. Mereka merasa didukung, punya ruang untuk memilih, sekaligus tahu batasan yang harus dihormati.

Dampaknya, anak lebih percaya diri, punya kemampuan mengelola emosi, berprestasi di sekolah, dan mampu membangun hubungan sehat dengan orang lain.

Mengapa Gaya Parenting Sangat Menentukan?

Gaya parenting memengaruhi kualitas hubungan antara Moms dan anak. Relasi yang hangat sekaligus terstruktur akan membentuk otak, mengatur stres, dan memperkuat keterampilan sosial anak.

Namun, setiap anak punya temperamen berbeda. Ada yang lebih aktif, ada yang mudah sensitif, ada yang butuh banyak arahan. Tantangannya adalah menciptakan kecocokan antara gaya parenting dengan karakter anak.

Di titik inilah parenting bukan soal teori semata, melainkan seni membaca kebutuhan anak lalu menyesuaikannya dengan cara mendidik.

Bisakah Gaya Parenting Diubah?

Jawabannya: tentu bisa. Banyak Moms yang awalnya keras atau terlalu longgar, kemudian memilih beralih ke gaya yang lebih seimbang. Perubahan itu tidak menuntut kesempurnaan, melainkan keberanian untuk mencoba cara baru yang lebih sehat.

Dengan memilih pendekatan yang lebih hangat dan tegas sekaligus, Moms sedang membangun rumah yang aman sekaligus mendidik. Sebuah ruang di mana anak bisa merasa dicintai tanpa kehilangan arah.

Anak tidak menuntut orang tua sempurna. Mereka hanya butuh orang tua yang berusaha hadir dengan cara yang penuh cinta, konsisten, dan memberi arahan jelas dalam langkah kecil sehari-hari.

 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading