Sukses

Relationship

Hubungan Nyaman dan Dekat, Bisakah Sahabat Menjadi Cinta?

Fimela.com, Jakarta Apa arti cinta pertama untukmu? Apa pengalaman cinta pertama yang tak terlupakan dalam hidupmu? Masing-masing dari kita punya sudut pandang dan cerita tersendiri terkait cinta pertama, seperti kisah Sahabat Fimela yang diikutsertakan dalam Lomba My First Love: Berbagi Kisah Manis tentang Cinta Pertama berikut ini.

***

Oleh: Risqy Putri

Kata orang cinta pertama itu sulit untuk dilupakan, aku setuju dengan pernyataan itu dan aku merasakannya. Cinta pertamaku ada pada saat aku memasuki sekolah menengah pertama.

Pertengahan semester satu telah berlalu  seperti biasa jam menjelang istirahat kelas mulai ramai, teman-teman di kelasku asyik bermain begitu juga dengan aku dan temanku yang sibuk bercerita. Hingga akhirnya mataku tertuju pada anak laki-laki yang berada di depan kelas sedang memperkenalkan dirinya, dia adalah murid baru pindahan dari Bandung saat mendengar kata Bandung, aku memikirkan kalau Bandung itu adalah tempat yang sejuk dan damai ditambah lagi bahasa Sunda yang menjadi bahasa daerah bagi sebagian penduduknya yang terbiasa menggunakannya.

Aku mencoba berkenalan dengannya menggunakan bahasa Sunda yang aku ketahui, menurutku tidak ada salahnya jika mencoba berbicara dengan bahasa daerah lain. Ternyata dia orangnya ramah, mudah bersosialisasi dengan siapapun jadi tidak perlu membutuhkan waktu yang lama untuk dia dan teman-teman di kelasku saling mengenal.

Pasti kalian tahu hubunganku dengan dia seperti apa? Ya, kami berdua begitu dekat. Aku dan dia selalu menghabiskan waktu bersama, posisi duduk kami yang dulu depan dan belakang kini berubah menjadi satu meja.

 

 

Dekat dengan Sahabat

Aku tidak tahu kenapa dia selalu ingin dekat denganku terutama saat di kelas, kami berdua suka dengan pelajaran bahasa Inggris, setiap pelajaran bahasa Inggris kami berdua selalu kompak mengikuti sampai mata pelajaran itu selesai. Saking kompaknya bahkan guru bahasa Inggris sering terkejut dengan sikap kami berdua. Beliau sering menanyakan hubungan kami berdua tapi aku dan dia kompak menjawab, "Kami hanya sahabatan." Meskipun aku tahu beliau masih tidak percaya kalau aku dan dia sahabatan tapi beliau juga mendukung apa pun keputusan kami berdua.

Aku dan dia kadang pulang bersama dengan naik angkutan umum, rumahku berada di pinggir jalan jadi setiap naik angkutan umum aku yang lebih dulu turun dibanding dia, sedangkan dia tinggal di perumahan dan tidak begitu jauh dari rumahku.

Dia sering bercerita kalau bepergian melewati rumahku  suka melihatku dari balkon atas rumahku,  hal yang tidak aku lupa saat aku sedang  menjemur sepatuku dan kebetulan dia melihatku, kita saling menyapa.

Tidak ada satu hari pun yang aku lewati tanpa dia, di sekolah selalu bertemu bahkan satu meja dan di rumah melalui sms, karena saat itu kami berdua belum memiliki hp android tapi seru pokoknya hari-hari aku lewati bersama dia.

Ya, dia sahabatku, dia juga cinta pertamaku. Dia selalu menghiburku di saat aku sedih, dia selalu ada untukku dan dia sangat perhatian padaku. Perlakuan dan perkataannya yang manis dan sopan itulah yang membuatku suka berada di dekatnya.

Persahabatan Jadi Cinta?

Apakah mungkin persahabatan bisa diubah menjadi cinta? Dan apakah bisa persahabatan yang menjadi cinta nanti tidak akan berubah kebersamaannya setelah kami berpisah? Entahlah yang penting aku bisa bersama dia.

Suatu ketika rasa yang tidak pernah aku duga justru membuatku menyesal. Aku suka sekali marah tidak jelas padanya, menghindarinya bahkan tidak mau berbicara dengannya. Ya, ternyata aku cemburu, aku cemburu padanya ketika dia sedang berbicara dengan temanku waktu itu.

Aku tahu ini berlebihan tapi aku juga tidak bisa mengungkapkan perasaan cemburuku padanya. Dia terus mencoba mendekatiku dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi padaku namun aku tetap tidak mau berbicara dengannya, sampai akhirnya dia perlahan menjauh.

Biasanya kami berdua yang duduk sebelahan kini saling menjauh, aku dan dia seperti orang asing yang tidak lagi saling mengenal dan menyapa. Tidak pernah aku sadari akan perlakuanku padanya sampai dia benar-benar jauh dariku, ternyata dia pindah lagi ke Bandung.

Kini hanya kata seandainya yang bisa aku ucapkan, seandainya aku mampu menahan sedikit rasa cemburu dan seandainya aku tidak mengabaikan telepon terakhir darinya. Apalah dayaku kata andai tidak mengubah apa pun, semua sudah berlalu menjadi kenangan yang aku kenang dengan sedikit penyesalan.

Bertemu denganmu adalah hal yang terindah yang pernah aku rasakan. Terima kasih sudah menjadi bagian dari cerita hidupku. 

#WomenforWomen

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

Loading