Sukses

Relationship

Cara Komunikasi Sehat Ketika Ada Perbedaan Perspektif dalam Hubungan

Fimela.com, Malang Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda terhadap kata-kata, tindakan, atau situasi tertentu. Dalam hubungan interpersonal, perbedaan ini kadang bisa menciptakan ketegangan atau kesalahpahaman. Mungkin pernah merasa harus berjalan di atas kulit telur ketika berinteraksi dengan seseorang, atau sebaliknya, merasa bahwa kepekaan diri tidak dipahami orang lain.

Penting untuk menyadari bahwa sensitivitas seseorang sering kali memiliki akar yang mendalam dan valid. Pengalaman masa lalu, trauma, kondisi kesehatan mental, atau bahkan perbedaan budaya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang merespons situasi tertentu. Daripada menilai atau mengkritik perbedaan ini, pendekatan yang lebih sehat adalah membangun komunikasi yang empatik dan saling pengertian.

Artikel ini akan membahas strategi untuk menciptakan komunikasi yang sehat ketika menghadapi perbedaan sensitivitas, baik ketika berinteraksi dengan orang yang lebih sensitif maupun ketika diri sendiri merasa mudah tersinggung. Tujuannya adalah membangun hubungan yang saling mendukung dan menghormati.

Memahami Akar Sensitivitas

Ketika seseorang bereaksi kuat terhadap sesuatu yang tampak sepele, biasanya ada alasan yang lebih dalam. Sensitivitas bisa berakar dari pengalaman traumatis, kondisi neurodivergent seperti ADHD atau autisme, gangguan kecemasan, atau sekadar perbedaan temperamen alami. Daripada menganggap reaksi mereka berlebihan, cobalah memahami bahwa bagi mereka, perasaan itu nyata dan valid.

Pendekatan yang empatik adalah bertanya dengan tulus "Bisa bantu jelaskan mengapa hal ini penting untukmu?" atau "Apa yang bisa lakukan untuk berkomunikasi dengan lebih baik?" Menunjukkan keingintahuan yang tulus daripada ketidakpedulian akan membuka ruang untuk dialog yang lebih terbuka.

Praktik Komunikasi yang Mindful

Komunikasi yang mindful berarti berbicara dengan kesadaran penuh tentang dampak kata-kata terhadap orang lain. Ini bukan berarti harus menghindari semua topik yang mungkin sensitif, tetapi menyampaikannya dengan cara yang lebih thoughtful. Gunakan "I statements" untuk mengekspresikan perasaan tanpa menyalahkan, seperti "Merasa bingung ketika..." daripada "Kamu selalu..."

Berikan ruang untuk klarifikasi ketika ada kesalahpahaman. Sering kali konflik terjadi karena asumsi yang salah tentang niat atau makna di balik perkataan seseorang. Bertanya "Apakah yang dimaksud adalah..." atau "Bisa tolong klarifikasi..." dapat mencegah konflik yang tidak perlu.

Mengenali dan Menghormati Batasan

Setiap orang memiliki batasan emosional yang perlu dihormati. Ketika seseorang mengkomunikasikan bahwa topik atau cara komunikasi tertentu menyakitkan bagi mereka, penting untuk mendengarkan dan menghormati permintaan tersebut. Ini bukan berarti menerima semua tuntutan yang tidak wajar, tetapi menunjukkan rasa hormat terhadap kebutuhan emosional orang lain. Batasan yang sehat adalah dua arah. Sambil menghormati sensitivitas orang lain, juga penting untuk mengkomunikasikan batasan pribadi dengan jelas.

Membangun Lingkungan yang Aman

Menciptakan ruang aman untuk komunikasi berarti memastikan bahwa semua pihak merasa didengar dan dihargai. Ini melibatkan mendengarkan aktif, menghindari interupsi, dan memberikan waktu yang cukup untuk setiap orang mengekspresikan perasaan mereka. Hindari reaksi defensif ketika dikonfrontasi dengan perasaan terluka seseorang, meskipun tidak sengaja menyakiti mereka.

Gunakan teknik validasi emosional seperti "Dapat memahami mengapa itu menyakitkan" atau "Kedengarannya ini sangat penting bagimu." Validasi tidak berarti harus setuju dengan interpretasi mereka tentang situasi, tetapi mengakui bahwa perasaan mereka dapat diterima.

Komunikasi yang sehat adalah tentang menciptakan budaya dimana semua orang merasa aman untuk menjadi autentik, mengekspresikan kebutuhan mereka, dan tumbuh bersama. Ini membutuhkan komitmen dari semua pihak untuk prioritaskan kesehatan hubungan di atas ego atau kebutuhan untuk "menang" dalam argumen. Ingat bahwa setiap orang adalah hasil dari pengalaman hidup yang unik, dan apa yang mudah bagi satu orang mungkin sulit bagi yang lain. 

Follow Official WhatsApp Channel Fimela.com untuk mendapatkan artikel-artikel terkini di sini.

What's On Fimela
Loading