Wakil Wali Kota Bontang, Agus Haris, yang hadir membuka kegiatan, mengingatkan bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya diukur dari kemampuan teknis.

Bontang menerima hibah Rp155,9 miliar dari Pemerintah Jeju untuk membangun sistem pengolahan sampah terpadu, termasuk biodigester, fasilitas daur ulang, dan program edukasi lingkungan guna memperkuat pengelolaan sampah berkelanjutan di kota tersebut.

Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, mendorong lulusan STIT Syamsul Ma’arif menjadi agen perubahan yang berkontribusi bagi pembangunan daerah, sekaligus menegaskan komitmen Pemkot melalui program beasiswa dan penguatan kualitas SDM.

Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Bontang menggelar kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk melihat sejauh mana keterbukaan informasi dijalankan oleh setiap OPD dan kelurahan.

Selain kesuksesan penyelenggaraan yang dinilai lebih baik, Wali Kota Bontang juga memberikan apresiasi peserta dan panitia karena sudah menyajikan keragaman budaya Indonesia dalam perspektif yang berbeda.

Acara ini nggak hanya sekadar pawai budaya saja, tapi juga memiliki misi buat memperkenalkan obyek wisata yang ada di dalamnya.

Berbagai ide pun digali untuk menciptakan hiburan yang menarik untuk masyarakat.

Ternyata, pemilihan tema budaya Minahasa memiliki cerita dan makna tersendiri, lho. Ulik lebih jauh yuk!

Demi tampil apik, Diskominfo Kota Bontang rela berlatih selama sebulan.

Kemeriahannya diwarnai oleh karnaval hingga pawai budaya. Kali ini Bontang City Carnival (BCC) dan Pawai Budaya kembali digelar yang bertema Kreativitas Hebat, Harmoni Budaya Beradab.

Festival rutin yang digelar setiap tahun ini merupakan event untuk memperingati hari ulang tahun kota yang memiliki julukan Kota Taman tersebut.