Mendengarkan 'Suara' Belantara Indonesia di Tanjung Puting

Asnida Riani diperbarui 25 Agu 2015, 18:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Mendarat di Pangkalan Bun. Sengatan matahari seakan mengucakan 'selamat datang' di tanah Kalimantan. Namun, perjalanan kali ini tak berhenti di kota, melainkan terus sampai ke Tanjung Puting. Menelusuri sungai, melihat industri Kalimantan yang benar-benar nampak gamblang. Berteman angin yang begitu sejuk, serta warna cokelat yang begitu mendominasi.

Masuk ke anak sungai, berganti kapal yang biasa masyarakat lokal sebut sebagai klotok. Suasana santai seketika menghampiri. Arus sungai yang tak terlalu nampak. Suara mesin kapal yang membentuk satu harmoni yang konstan. Tak hanya itu, suasana kekeluargaan pun begitu nampak. Setiap kali bersua dengan klotok lain, kamu bisa menyapa orang yang menaikinya.

Menepi dari Sungai Sekonyer, kamu akan disambut damainya belantara Kalimantan. 'Suara' alam yang begitu membius, lengkap dengan aroma dari pepohonan dan tanah yang begitu khas. Berjalan di antara pepohonan yang puncaknya jauh di atas sana, mendekat ke habitat orangutan.

Tanjung Puting memang terkenal sebagai camp perlindungan orangutan. Kamu bisa melihat bagaimana mereka makan langsung di habitat aslinya. Terkagum atas keanggunannya.

Tak terasa matahari sudah bertengger di ufuk barat. Bermalam di atas klotok. Terlelap di bawah selimut langit malam bertabur bintang, dihantarkan tidur oleh 'suara' belantara Tanjung Puting.

 

Baca Juga: 6 Taman Nasional di Indonesia yang Rugi Kalau Nggak Disambangi