Alasan Sederhana Mengapa Rusia dan Turki Tak Memulai Peperangan

Asnida Riani diperbarui 27 Nov 2015, 08:14 WIB

Fimela.com, Jakarta Reaksi berbeda ditunjukkan masyarakat dunia setelah dua jet tempur Su-24 Rusia ditembak jatuh oleh pesawat tempur F-16 milik Turki. Peristiwa yang terjadi di sekitar perbatasan Suriah itu pun secara tak langsung memengaruhi hubungan pemerintah Rusia dan Turki.

Dilaporkan oleh NBC News, pihak Rusia sudah memutuskan komunikasi militer dengan Turki. Keadaan kian diperparah dengan munculnya trending World War III di salah satu media sosial, Twitter. Bahkan Business Insider pun memuat saran yang ditujukan pada warga Rusia untuk tak mengunjungi Turki.

Masih di satu berita sama yang dipublikasi oleh Business Insider, keduanya memang punya cukup alasan untuk terlibat konflik militer. Namun, ternyata ada satu alasan sederhana mengapa Rusia dan Turki tak ingin memulai perang. Tak sebatas tetangga, ternyata Rusia punya hubungan ekonomi yang cukup erat dengan Turki.

Salah satu catatan yang dimuat analis HSBC, Melis Metiner dan Artem Biryukov, menjelaskan hubungan tersebut. Turki adalah pasar ekspor terbesar kedua bagi perusahaan Rusia, Gazprom. Turki merupakan pembeli 5,3% dari keseluruhan produksi gas alam Gazprom.

Seakan ingin memperkuat asumsi tersebut, Business Insider pun melaporkan bahwa industri energi di Rusia mengalami krisis serius setahun belakangan. Karenanya, insiden jet jatuh ini diperkirakan tak akan memberi banyak pengaruh terhadap hubungan ekoonomi kedua negara, apalagi sampai mengambil risiko memulai peperangan.

What's On Fimela