Kronologi Meninggalnya Anak Ketiga Indra Bekti

Rivan Yuristiawan diperbarui 01 Feb 2017, 11:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Indra Bekti baru saja kehilangan anak yang menjadi kebahagiaannya. Pada Selasa (31/1/2017) malam, anak ketiga Indra Bekti yang baru lahir, Kenwart Athar Indrabekti berpulang pada jam 23.43 WIB setelah 23 menit menghirup udara di dunia.

Tak ayal, hal itu menjadi kesedihan bagi Bekti dan sang istri, Aldilla Jelita. Masih dengan raut wajah sedih, Bekti pun menceritakan kronologis sampai akhirnya sang istri terpaksa melahirkan meski usia kandungannya baru menginjak 22 minggu.

 

Menurut Indra, duka yang ia rasakan merupakan buntut dari bakteri yang sempat menyerang kandungan sang istri beberapa waktu lalu. Dilla sendiri diketahui sempat menjalani perawatan selama beberapa hari di rumah sakit lantaran mengalami gangguan kehamilan.

"Jadi ternyata setelah kemarin 10 hari dirawat di Rumah Sakit Briwijaya, sempet pulang. Jadi pas dirawat yang ditemukan ada bakteri yang nggak kunjung sembuh-sembuh, itu ngebuat rahimnya terbuka. Supaya mencegah bayinya (lahir) prematur, (rahim) itu di jahit," ungkap Indra Bekti saat ditemui usai prosesi pemakaman anaknya di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2017).

"Sempat sudah reda, kemudian pulang Rabu. Rabu pulang, Kamis di rumah panas lagi Dilla-nya, Jumat kita bawa lagi ke Rumah Sakit. Ternyata si bakterinya tak kunjung hilang karena dosis obatnya dan dikasih dosis yang aman untuk bayi. Akhirnya hari Senin dilihat dokter ada sesuatu yang janggal. Akhirnya pas hari Selasa kemarin saya ditelpon dokter, sepertinya harus dilahirkan," tambah Bekti menjelaskan.

Setelah berkonsultasi dengan dokter dan berdiskusi dengan istrinya, akhirnya Bekti dan Dilla memutuskan untuk menjalani proses kelahiran. Hal tersebut tentunya guna meminimalisir risiko yang terhadap ibu dan anak yang diakibatkan oleh bakteri tersebut.

"Ternyata bakterinya yang nggak kunjung hilang mengganas karena dari infeksi saluran kemihnya itu sudah menjalar kemana-mana. Bayinya masih bertahan, tapi nggak baik juga untuk bayinya karena air ketubannya menguap, si bayinya minum air ketuban. Ini harus diselamatkan karena kalau begitu terus akan bahaya buat dua-duanya. Harus dikorbankan salah satu dan harus dilahirkan," terang Bekti.

Akhirnya, setelah keputusan melahirkan dini diambil, sang bayi lahir secara normal setelah beberapa saat diinduksi. Namun, kondisi bayi yang masih berbobot 600 gram memaksanya untuk berjuang bertahan hidup selama 23 menit sebelum akhirnya dinyatakan meninggal pada 23.43 WIB.

"Akhirnya jam 23.00 WIB dilahirkan, digunting, iketannya dilepas terus diinduksi supaya mules 30 menit kemudian lahir tapi masih di dalam selaputnya itu, kecil banget beratnya masih sekitar 600-680 gram, tapi plasenta keluar juga semuanya keluar kayak lahiran normal. Dilla sudah nangis banget ternyata Allah menentukan lain. Lahir sekitar 23.20 meninggalnya 23.43 malam tanggal 31 Januari," paparnya.

Setelah disemayamkan di rumah duka, jenazah Kenwart Athar Indrabekti sudah dikebumikan pada pukul 08.00 WIB di TPU Kamboja, Radio Dalam, Jakarta Selatan. Makam Kenwart sendiri diletakkan di antara dua makam orangtua Indra Bekti yang juga sudah terlebih dahulu dikebumikan beberapa tahun lalu.