7 Mitos Tentang Kesehatan Gigi, Percaya Nggak ya?

fitriandiani diperbarui 18 Mei 2017, 18:01 WIB

Fimela.com, Jakarta Mitos ada di mana-mana, menyangkut tentang banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Mitos itu biasanya berasal dari opini orang-orang zaman dahulu kala dan dipercaya secara turun temurun karena disebarkan dari mulut ke mulut. Tidak ada yang bisa sepenuhnya menjamin kebenaran dari sebuah mitos yang beredar, kecuali yang telah diuji coba dengan penelitian ilmiah modern, seperti mitos tentang kesehatan gigi berikut ini.

Seperti hal-hal lainnya, mitos itu banyak dipercaya karena pendapat bahwa 'orang zaman dulu ngelakuin ini, mereka jadi sehat dan berumur panjang," kamu pernah menghadapi situasi yang seperti ini saat dihadapkan dengan mitos?

Well, alangkah baiknya jika kamu mau meluangkan waktu untuk mencari tahu kebenaran mitos tersebut dari jurnal ilmiah sebagai referensi, sebelum benar-benar mempercayainya, apalagi turut menyebarkan mitos tersebut.

Berkaitan dengan kesehatan gigi, di bawah Bintang.com melansir dari brightside.me beberapa mitos terkait berikut dengan penjelasannya, untuk menambah pengetahuanmu. Simak ya!

Gula adalah musuh utama untuk gigi: salah. Gula bukan satu-satunya musuh untuk gigi. Faktanya, yang harus kita salahkan adalah bakteri jahat dalam mulut yang memproduksi asam untuk rongga kita. Bakteri ini hidup dengan memakan sisa-sisa karbohidrat pada gigi kita. Betul, gula merupakan karbohidrat. Tapi bahan-bahan lain yang mengandung karbohidrat lain juga berperan dalam berkembangnya bakteri tersebut, termasuk buah-buahan dan sereal.

Ibu hamil tidak boleh mengunjungi dokter gigi: salah. Sebaliknya, jika terjadi peradangan di rongga mulut ibu hami, itu harus segera ditangani. Biasanya para ibu hamil takut obat-obatan yang dikonsumsi akan mengganggu janin, tapi tenang saja, penelitian modern menunjukkan anestesi lokal aman untuk janin kok. Meski begitu, kamu harus tetap memperingatkan dokter gigimu bahwa kamu sedang hamil, ya!

Untuk membersihkan gigi dengan maksimal, kamu harus menggunakan sikat yang keras: betul. meski ada juga dokter gigi yang menyarankan untuk mengenakan sikat gigi yang lembut agar tidak melukai gusi. Yang pasti, lembut maupun keras aturannya tetap sama; gosok gigi dua hari sekali dan ganti sikat giginya setiap 3-4 bulan.

Gunakan tusuk gigi untuk membersihkan sisa makanan: salah. Gunakan benang khusus gigi untuk membersihkan sisa makanan karena kamu bisa melukai gusimu dengan tusuk gigi. Selain itu, jika kamu merasa perlu membersihkan gigimu dengan tusuk gigi atau benang gigi tiap habis makan, ini adalah sebuah peringatan untuk mengunjungi dokter gigimu!

Semakin sering kamu menyikat gigi, semakin sehat gigimu: Salah. Menyikat gigimu sering-sering justru kurang baik untuk gigimu karena kandungan dalam pasta gigi bisa memberikan dampak buruk. Sebaiknya, gunakan obat kumur khusus, untuk membersihkan gigimu di waktu-waktu antara sikat gigi pagi dan malam.

Gigi bungsu harus dicabut: salah. Faktanya; kalau gigi bungsumu tumbuh sempurna dan sehat, tidak ada alasan untuk mencabutnya.

Sikat gigi setelah sarapan: salah. Sebuah artikel dalam situs brightside.me menyebutkan bahwa opini tentang menyikat gigi setelah sarapan ini telah ada bahkan sebelum ada dokter gigi. Namun faktanya, lebih baik sikat gigi sebelum sarapan!

Semoga bisa membuatmu lebih berhati-hati menjaga kesehatan gigi, ya!