Masih Dipantau, Sebab Katarak Anak Asri Welas Masih Misterius

Anto Karibo diperbarui 06 Des 2017, 23:00 WIB

Fimela.com, Jakarta Ketika penyakit katarak menimpa anak kedua Asri Welas, banyak orang yang terkejut. Wajar, karena penyakit ini biasanya dialami oleh orang lanjut usia. Namun, pada anak Asri Welas yang bernama Ibran justru menderita penyakit ini di usia bayi.

Meski sudah dioperasi dan dilakukan perawatan medis lainnya, namun tim medis masih terus memantau perkembangan yang terjadi pada Ibran. Pasalnya, sampai saat ini mereka belum bisa menemukan sebab bayi tersebut menderita katarak.

 

What's On Fimela
Meski telah diperbolehkan pulang, anak kedua Asri itu juga masih harus kembali menjalani perawatan dengan waktu yang telah ditentukan. Begitu juga dirumah, sudah ada yang merawat. (Deki Prayoga/Bintang.com)

"Aku sih sangat bersyukur sekali, cuma beberapa dokter mencari tahu, maksudnya gini 'Kok bisa nggak ada apa-apa selain itu' akunya ya alhamdulillah," kata Asri Welas di kawasan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Selasa (5/12/2017).

Menurut medis, biasanya kondisi yang menyebabkan penyakit tertentu pada bayi akan disertai dengan penyakit lainnya. Namun pada Ibran, dokter tidak menemukan hal lain yang menjadi penyebabnya.

"Maksudnya biasanya dibarengi dengan beberapa kelainan yang menyeramkan. Tapi alhamdulillah anakku nggak. Itu kita harus teliti lagi, perkembangannya gimana. Makanya Ibran sampai hari ini seminggu masih tiga kali terapi," ujar Asri Welas.

 

2 dari 2 halaman

Asri Welas dan Para Dokter Spesialis

Asri Welas (Bambang E. Ros/bintang.com)

Tak hanya satu dokter, namun Asri Welas sampai mendatangi beberapa dokter spesialis. "Kalau matanya profesor Rita di RS Pondok Indah. Perkembangan dan gizinya dokter Clara di RS Bunda. Jadi beda-beda. Nah, beberapa dokter yang menangani dia itu seperti buat kelas," imbuhnya.

"Maksudnya, Ibran udah masuk sampai mana. Jadi mereka sama sekali nggak mau kehilangan satu perkembangan Ibran. Jadi mereka tetap pantau gitu. Dari mana sih kataraknya, masih dicari terus sampai sekarang. Karena kita tidak menemukan, belum menemukan," tukas Asri Welas.