Mengemas Tradisi Dalam Gaya Yang Fun

Fimela diperbarui 27 Feb 2012, 16:30 WIB

Vemale.com - Setelah hadir menampilkan lini keduanya kemarin, kini saatnya Lenny Agustin menghadirkan koleksi premium, di hari ketiga Indonesian Fashion Week 2012. Gamelan Bali yang khas menjadi musik pengiring awal show koleksi Lenny kali ini, yang sangat pas dengan tema Offerings atau dalam terjemahan bahasa Indonesia disebut sesajen. Pada koleksinya ini, Lenny mengeksplor kegembiraan, sisi lain dari sebuah persembahan sesajen.

Koleksi hadir dalam kebaya – kebaya berbahan sheer, masih dengan ciri khas Lenny yang selalu mengangkat sisi tradisi dan dikemas dengan cara yang fun. Penggunaan bahan – bahan khas Bali seperti bahan poleng dan endek menjadi salah satu material bahan yang hadir dalam aplikasi padanan atasan atau rok span. Warna – warna cerah Sesajenan juga menjadi inspirasi. Dengan menggunakan sulam Lampung, Lenny menyulap kain chiffon menjadi aplikasi hias sulam yang dipotong dan dijahit membentuk tali spaghetty untuk kemudian disusun dalam berbagai bentuk – bentuk unik dan kemudian disambungkan.

Sentuhan energik tangan Lenny mampu mengubah kain – kain tradisi serta busana etnik menjadi sesuatu yang sifatnya funky. Ia juga memadankan koleksinya dengan aksesoris yang sangat kaya akan bentuk dan warna, seperti sepatu pump dalam ragam warna – warna terang yang selaras dengan kalung dengan bandul ukiran yang colorful dan hiasan kepala yang juga menggunakan teknik sulam.

Ditemui setelah show, kepada Vemale, Lenny mengungkapkan bahwa dominasi kebaya pada koleksi kali ini adalah untuk memberikan pilihan lain bagi para wanita yang ingin memakai kebaya. Ada sentuhan Bali tapi tidak pure seperti aslinya, karena desainnya dibuat lebih funky. Tetap mengangkat keanggunan wanita Bali, tapi kesannya lebih muda.

"Saya memang senang mengeksplor budaya Indonesia, saya juga suka sesuatu yang colorful. Kalau dulu Makasar dan Batak, kali ini saya ingin menampilkan sisi mistik Sajen, sesuatu yang sakral bisa tampil lebih funky, ada warna - warni dan di situ saya juga lihat ada kegembiraan karena sajen itu juga merupakan simbol kegembiraan. Ide pembuatan kue dari tepung beras yang berwarna – warni dalam kue sajian, saya aplikasikan dalam sulaman kain," ujar Lenny.

Menurutnya pada koleksinya kali ini, sulaman paling banyak memerlukan banyak waktu dan ketelitian, karena semua pekerjaannya dengan tangan. Penggunaan bahan chiffon diperhitungkan agar susunan sulaman tidak berat jatuhnya nanti.

"Kebanyakan aku nggak pernah ambil bahan - bahan yang punya makna - makna yang sakral, pakai yang umum - umum saja, dan biasanya aku wujudkan dengan gaya yang lebih ngepop, misalnya dulu waktu Makasar kalung - kalung dari emas, aku ubah menjadi kalung-kalung yang lebih ngepop,” tandas Lenny saat ditanyakan mengenai beberapa bahan yang memiliki nilai sakral.

Dalam koleksi Offerings kali ini, Lenny mengambil unsur – unsur dalam pura. Besek sebagai wadah sajen pun diambil teknik anyam tikarnya sebagai aplikasi pelengkap koleksinya. Ia juga menjelaskan bahwa bahan - bahan koleksi Lenny Agustine masih banyak menggunakan bahan – bahan import. Kain - kain koleksi Lenny Agustine yang dianggap ekslusif ini digubahnya dalam budaya khas Indonesia, seperti baju bodo ataupun kurung.

(vem/ana/miw)
What's On Fimela