Terlalu Banyak Gula Tingkatkan Risiko Sakit Jantung & Stroke

Fimela diperbarui 27 Okt 2013, 08:00 WIB

Beberapa tahun terakhir berbagai studi menunjukkan bahwa makan terlalu banyak gula, terutama gula yang sering ditambahkan dalam masakan dan makanan olahan, dapat meningkatkan kadar lemak darah.

Sebuah studi di University of Minnesota menunjukkan bahwa konsumsi glukosa dalam jumlah besar dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah.

Peneliti menganggap bahwa tubuh manusia tidak dapat memetabolisme camilan manis secepat yang orang tersebut bisa makan. Jadi hati (liver) menempatkan beberapa glukosa dari snack tersebut ke aliran darah Anda, atau menyimpannya untuk digunakan kemudian.

David Levitsky, Ph.D., profesor ilmu psikologi dan gizi menambahkan, jika tangki di hati sudah penuh, kelebihan itu menjadi trigliserida. Glukosa dari snack yang Anda konsumsi masuk ke hati Anda juga, tapi bukannya disimpan ke dalam aliran darah, melainkan disimpan sebagai glikogen. Hati dapat menyimpan sekitar 90 sampai 100 gram glikogen. Jika tidak digunakan, sisa glikogen tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak (trigliserida).

Dengan memelihara berat badan yang sehat, kebanyakan orang dapat menjaga level trigliserida mereka pada tingkat yang dapat diterima. "Jika Anda kelebihan berat badan atau mengalami kenaikan berat badan, lemak akan menumpuk dan menjadi penanda dari penyakit jantung dan stroke," kata Levitsky.

Jika Anda termasuk salah satu dari orang-orang kelebihan berat badan, langkah pertama Anda adalah segera mengurangi makanan bergula dan bertepung, bir, dan minuman manis. Tubuh Anda tidak dibuat untuk menangani gula sebanyak itu.

Terlalu Banyak Gula Menekan Sistem Tubuh Anda

Dokter akan menggunakan tes toleransi glukosa oral atau oral glucose tolerance test (OGTT) untuk mendiagnosa prediabetes dan diabetes. Untuk menjalani OGTT, Anda perlu mengonsumsi 75 gram glukosa untuk melihat bagaimana sistem tubuh Anda memproses gula.

Hiperglikemia parah (gula darah yang tinggi) dapat menyebabkan penglihatan kabur, haus berlebihan, dan sering buang air kecil. Hipoglikemia (gula darah rendah) lebih mudah untuk dikenali, yaitu Anda merasa lemah, berkeringat dingin, dan cemas, penglihatan kabur, atau kelelahan beberapa jam setelah asupan gula yang banyak. OGTT akan lebih akurat ketimbang tes glukosa darah puasa biasa untuk mengukur kadar gula darah.

Hidup Lebih Lama dengan Mencegah Lonjakan Gula Darah

Jika Anda terbiasa makan makanan dalam jumlah besar, alkohol berlebihan, dan kurang aktivitas, maka Anda mungkin akan memperpendek usia Anda, bahkan jika berat badan Anda ideal sekalipun. Lonjakan gula darah berulang memberikan stres pada organ yang membentuk mesin metabolisme tubuh Anda.

Dan Anda mungkin tidak akan merasakannya. "Orang-orang dapat hidup tanpa gejala selama bertahun-tahun dalam keadaan prediabetes meskipun mereka telah kehilangan sebanyak 50 persen fungsi pankreas mereka" ungkap levitsky. "Dan mereka bahkan tidak tahu tentang hal itu." lanjutnya.

Orang dengan prediabetes memiliki risiko kesehatan yang sama dengan diabetes, terutama untuk penyakit jantung.

Jadi, mulailah pikirkan tentang apa yang Anda makan hari ini. Gula membuat Anda kecanduan, dengan rasa yang enak membuat Anda terus ingin mengonsumsi nya tanpa merasa kenyang. Batasi semua makanan berindeks glikemik tinggi seperti minuman bersoda, snack manis, kue, biskuit, roti, pancake, dan sebagainya.

"Makin sedikit stres yang Anda berikan pada sistem tubuh Anda, semakin lama tubuh Anda akan berfungsi dengan baik" kata Levitsky. Dan berhenti menyalahkan gula untuk semua masalah kesehatan yang Anda rasakan saat ini, karena pada intinya semua ada dalam diri Anda sendiri. (dan)

BACA JUGA : Waspada, 5 Penyakit Ini Mengintai Orang Bertubuh Gemuk

[initial]

(vem/df/dyn)