Ibu, Aku Rindu: 10 Tahun Hilang Karena Tsunami, Raudhatul Jannah Kembali Memeluk Sang Bunda

Fimela diperbarui 08 Agu 2014, 14:00 WIB

Ladies, salah satu peristiwa bencana alam terbesar yang pernah terjadi di Indonesia adalah bencana tsunami yang terjadi di Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 2004. Dalam sekejap mata, seluruh kota dilibas habis oleh air bah yang merenggut nyawa ribuan penduduk Aceh tersebut.

Ada banyak kisah mereka yang meninggal bahkan hilang jejaknya hingga kini. Termasuk yang dialami oleh Raudhatul Jannah yang kala itu berusia 4 tahun dan kakak laki-lakinya yang berusia 7 tahun. Bencana yang terjadi pada 26 Desember 2004 tersebut memisahkan kedua bocah ini dari orang tuanya. Kedua bocah ini menyelamatkan diri dengan berpegangan pada batang kayu yang menghanyutkan mereka bersama air.

Raudhatul dan 'Weni'

Raudhatul dan kakaknya berhasil selamat. Namun alangkah sedihnya mereka saat menyadari kedua orang tuanya hilang, entah itu telah meninggal atau terpisah jauh di tempat yang tak bisa dijangkaunya. Beruntung Raudhatul bertemu dengan seorang nelayan dan istrinya yang akhirnya merawat Raudhatul seperti putri mereka sendiri dan memberi nama 'Weni' padanya.

Gadis Yang Berjalan Kaki Itu ...

Sepuluh tahun berlalu semenjak kejadian tersebut. Orang tua kandung Raudhatul menyangka sang putri telah meninggal dunia dalam musibah tersebut. Hingga pada bulan Juni lalu, saudara laki-laki Raudhatul melihat seorang gadis yang sangat mirip dengan Raudhatul, sedang berjalan kaki menuju ke sekolah. Setelah bertanya ke sana kemari, saudara Raudhatul menemukan fakta bahwa gadis tersebut terpisah jauh dari orang tuanya saat musibah Tsunami pada tahun 2004.

Hal ini semakin menguatkan pihak keluarga bahwa gadis itu benar adalah Raudhatul yang mereka cari selama ini. Akhirnya seluruh keluarga menemui Raudhatul yang diasuh di daerah Blangpidie, Aceh Barat Daya pada bulan Juni akhir. Ternyata benar, gadis yang kini beranjak dewasa tersebut adalah Raudhatul kecil yang mereka cari selama ini. Pertemuan mengharukan pun tak dapat dielakkan. "Saya dan suami sangat bahagia. Kami bersyukur pada Tuhan yang telah mempertemukan kami dengan putri kam setelah 10 tahun terpisah," ujar Jamaliah, ibu Raudhatul. "Hati saya berdegup kencang saat melihatnya. Kami saling berpelukan dan rasanya sangat nyaman mendekapnya dalam pelukan saya."

Siap Menjalani Tes DNA

Jamaliah mengatakan ia siap menjalani tes DNA untuk membuktikan 'Weni' adalah Raudhatul, putri kecilnya yang hilang. Namun Jamaliah sangat yakin gadis itu adalah putrinya sejak pertama kali mereka bertemu.

Dilansir oleh dailymail.co.uk, koran lokal melaporkan kondisi Raudhatul saat ini. Ia tampak bahagia tetapi tidak terlalu banyak bicara. Di usia 14 tahun, Raudhatul masih tinggal di kelas 4 SD karena ia mengalami kesulitan belajar akibat trauma pasca tsunami yang berdampak pada psikologisnya.

Ada banyak hal di dunia ini yang secara ajaib bisa terjadi. Ikatan batin yang kuat antara ibu dan anak adalah salah satunya. Sekalipun telah terpisah 10 tahun lamanya, berkat Tuhan lah, keluarga ini dapat bersatu kembali. Sungguh momen yang membahagiakan yang kita harapkan dapat terwujud pula pada keluarga-keluarga korban tsunami lainnya. Tak ada yang mustahil bagi-Nya, bukan?

(vem/wnd)
What's On Fimela