[Vemale's Review] Tidak Ada New York Hari Ini - M. Aan Mansyur

Fimela diperbarui 19 Jan 2017, 08:50 WIB

Judul: Tidak Ada New York Hari Ini (There is No New York Today)
Penulis: M. Aan Mansyur
Penerjemah: John H. McGlynn
Ilustrasi: emte
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-3465-3


Hari-hari membakar habis diriku.
Setiap kali aku ingin mengumpulkan
tumpukan abuku sendiri, jari-jariku
berubah jadi badai angin.
Dan aku mengerti mengapa cinta diciptakan

---

The days incinerate me.
But each time I try to gather
the heap of my ashes,
my fingers change to wind.
And I understand why love was created.

Sulitkah memahami puisi-puisi tentang cinta? Semestinya tidak karena kita pasti pernah merasakan cinta. Entah itu pengalaman jatuh cinta, putus cinta, cinta bertepuk sebelah tangan, hingga rindu karena cinta. Namun, soal cinta dan perasaan memang hal yang bersifat pribadi atau personal. Cara setiap orang memahami puisi cinta pun bisa saja berbeda satu sama lain. Dan seharusnya tak ada sikap menghakimi soal mana yang benar dan mana yang salah.

Kumpulan puisi M. Aan Mansyur ini berisi 31 puisi. Yang istimewa dari Tidak Ada New York Hari Ini (There is No New York Today)adalah karena puisi disajikan dalam dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Pastinya tak mudah menerjemahkan sebuah puisi berbahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Tapi cara John H. McGlynn menerjemahkan setiap larik puisi Aan Mansyur sungguh mempesona. Setiap puisi memiliki nyawanya sendiri dan meski disajikan dalam dua bahasa yang berbeda nyawanya tetap terasa sama.

Dipercantik dengan ilustrasi, membaca puisi di setiap halaman buku ini jadi terasa lebih menyenangkan. Dibuka dengan puisi yang berjudul Cinta lalu Tidak Ada New York Hari Ini,kita langsung diajak untuk menyelami perasaan seseorang (atau mungkin diri kita sendiri?) yang jatuh cinta. Betapa sebuah rasa yang bernama cinta bisa membolak-balik hati dan perasaan. Ada kesedihan, kepahitan, juga soal harapan yang diusung dalam puisi-puisi di buku ini.

Kalau ditanya puisi mana yang paling saya sukai atau jadi favorit, wah rasanya sulit untuk menjawabnya. Salah satu yang berkesan menurut saya adalah yang berjudul Puisi Tidak Menyelamatkan Apa Pun. Berikut petikan salah satu baitnya.

Puisi Tidak Menyelamatkan Apa Pun

Puisi tidak menyelamatkan apa pun, namun memberi
keberanian membuka jendela dan pintu pada pagi hari.
Menyeret kakiku menghadapi dunia yang meleleh
di jalan-jalan kota yang tidak berhenti berasap.

...

---

Poetry Can't Rescue Anything

Poetry can't rescue anything,
yet can raise in one the strength
to open doors and windows in the morning,
Or the will in me to drag my feet and face the world
that wilts on ever-gloomy streets.

...

Bagi saya, memahami sebuah puisi tak cukup hanya dengan mengikuti logika dan pikiran saja. Butuh rasa, hati, hingga pengalaman untuk bisa memaknai sebuah puisi. Meski memang tak jarang kita akan kebingungan ketika memahami sebuah puisi tapi akan selalu ada rasa berbeda yang kita rasa setelah membaca sebuah judul puisi. Dan pengalaman ini bisa tak sama pada setiap orang.

Dibuat berbunga-bunga, galau, merindu, dan juga patah hati ini rasanya membaca 31 puisi karya Aan Mansyur ini. Mencoba kembali menyelami dan memaknai arti cinta dan perasaan melalui puisi. Meski mungkin kita akan dibuat baper ketika membaca puisi-puisinya tapi akan ada perasaan hangat yang mengalir setiap kali menuntaskan sebuah puisi.

Selalu menyenangkan membaca puisi. Yang lagi patah hati bisa saja menemukan obatnya di setiap larik puisi karya Aan Mansyur ini. Yang lagi rindu atau dimabuk cinta juga bisa merasakan ketenangan dan kamu akan sadar bahwa ternyata, "Aku tidak sendirian menghadapi perasaan yang begitu rumit ini." Buat kamu yang ingin tahu lebih banyak soal makna cinta, rindu, kehilangan, juga harapan, Tidak Ada New York Hari Ini (There is No New York Today) ini akan sangat pas buatmu.

(vem/nda)
What's On Fimela