99,7% Penularan Kanker Serviks Disebabkan Oleh Hubungan Seksual

Fimela diperbarui 10 Jun 2017, 13:01 WIB

Kabar meninggalnya Julia Perez akibat kanker serviks menjadi duka yang luar biasa. Sebagai wanita, banyak diantara kita terdiam sesaat dan bertanya kembali, sudahkah kita memahami kanker serviks hingga mendalam? Pemahaman akan kanker serviks tidak hanya penting untuk kamu, tetapi juga bila suatu saat kamu memiliki anak perempuan.

Kanker Serviks, Virus HPV dan Penularannya Melalui Hubungan Seksual

Dari penyebab utamanya, kanker serviks berbeda dengan jenis kanker lain. Bila kanker jenis lain lebih sering karena keturunan dan gaya hidup yang buruk, maka penyebab utama kanker serviks adalah Human papillomavirus (atau kita lebih mengenalnya sebagai virus HPV). Berdasarkan data yang kami ambil dari Jurnal NCBI, disebutkan bahwa 99,7% penyebab kanker serviks adalah virus HPV. Data lanjutan menunjukkan bahwa HPV hanya menular melalui hubungan seksual. 

Oleh karena itu, pemahaman untuk melakukan hubungan seksual yang sehat tidak hanya penting untuk mencegah HIV dan AIDS, tetapi juga penyakit lain yang dapat ditularkan virus melalui hubungan seksual, salah satunya adalah HPV sebagai penyebab utama kanker serviks. Setia dengan pasangan (berlaku juga untuk pria) dan tidak melakukan hubungan seksual di usia dini adalah salah satu cara menghindari penyebab kanker serviks.

Pria Sering Tidak Sadar Membawa Virus HPV dan Menularkan Pada Pasangannya

Saya telah menuliskan di paragraf atas bahwa pria (terutama pasanganmu) juga bertanggung jawab pada kesehatan organ intimmu dengan cara.. tidak berganti-ganti pasangan. Dalam sebuah obrolan dengan dr. Lina yang membuka praktik di Perumahan Permata Jingga Malang, beliau mengatakan kepada saya bahwa:

Pria dan wanita sama-sama bisa membawa virus HPV penyebab kanker serviks. Namun pria seringkali tidak sadar membawa virus tersebut dan menularkannya pada pasangan (istrinya), karena pada pria memang tidak ada gejala sama sekali.

Maka penting bagi kamu untuk memastikan bahwa calon suami atau suami kamu memiliki gaya hidup yang sehat, terutama untuk hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan seksual. Tidak tabu kok membahas hal ini baik sebelum menikah atau setelah menikah. Jangan sampai, kamu sudah menjaga kesehatan dengan baik namun pasangan (secara tidak sadar) menularkan virus mematikan ini kepadamu.

Vaksin HPV dan Kapan Harus Diberikan?

Beberapa bulan yang lalu, dunia kesehatan Indonesia sempat geger karena Ikatan Dokter Anak Indonesia merekomendasikan agar vaksin HPV mulai diberikan ketika anak perempuan berusia 10 tahun. Terlepas dari pro kontra yang ditimbulkan, saya akan menjelaskan apa itu vaksin HPV.

Vaksin HPV adalah vaksin yang diberikan untuk mencegah penyebab kanker serviks, yaitu virus HPV. Banyak sekali jenis dari virus HPV (biasanya digolongkan dengan angka), namun secara khusus vaksin HPV akan melindungi seseorang dari penyebab utama kanker serviks yaitu HPV 16 dan HPV 18. 

Pemberian vaksin HPV akan dilakukan sebanyak 3 kali. Setelah vaksin pertama, maka vaksin kedua akan diberikan sebulan setelahnya. Sedangkan vaksin ketiga akan diberikan enam bulan sejak vaksin kedua.

Dari banyak jurnal kesehatan dan saran para dokter, vaksin HPV akan lebih efektif jika diberikan pada perempuan yang belum aktif secara seksual (usia 10 hingga belasan tahun). Namun demikian, tidak terlambat jika diberikan kepada perempuan yang telah aktif secara seksual. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan pap smear terlebih dahulu untuk mereka yang telah aktif secara seksual, untuk memeriksa apakah memiliki virus HPV atau tidak sebelum dilakukan vaksin.

Sebagai tambahan, karena virus HPV bisa dibawa oleh pria dan wanita, para pria juga disarankan untuk mendapatkan vaksin HPV. 

Di Bagian Tubuh Mana Vaksin Disuntikkan?

Banyak wanita yang takut melakukan vaksin HPV (terutama yang belum aktif secara seksual) karena berpikir bahwa vaksin tersebut akan disuntikkan di sekitar organ intim, namun hal itu tidak benar. Vaksin akan disuntikkan pada bagian lengan atas (seperti vaksin pada umumnya). Dari pengalaman pribadi saya, tidak ada efek samping setelah suntikan diberikan, hanya saja lengan terasa sedikit pegal namun akan hilang beberapa hari kemudian.

Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang vaksin HPV atau berkeinginan melakukan vaksin HPV, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter. Tidak perlu malu, sebab setiap perempuan berhak menjaga kesehatan dirinya sebaik mungkin. Ke dokter mana sebaiknya saya melakukan vaksin? Ke dokter kandungan bisa, ke dokter umum juga bisa.

Semoga tulisan ini bisa meningkatkan pemahaman akan pencegahan kanker serviks.

(vem/yel)