Sudah Minum Obat Tapi Sakit Asam Lambungku Tak Kunjung Sembuh, Ternyata...

Fimela diperbarui 02 Jul 2018, 14:30 WIB

Kadang dalam hidup ini, perempuan punya peran istimewa sebagai seorang penjaga. Meski kadang ujian hidup begitu berat tapi seorang perempuan bisa begitu tangguh menjalaninya. Seperti kisah sahabat Vemale dalam Lomba Menulis #JagainKamu ini. Ada cerita yang begitu menyentuh hati di dalamnya. Lomba menulis kali ini dipersembahkan oleh Softex Daun Sirih, yang selalu #JagainKamu para perempuan Indonesia.

***

Dua tahun terakhir ini adalah masa sibuk bagiku. Melanjutkan studi S2 memang berat rupanya. Senin sampai Jumat hidupku ada di kampus, kuliah, mengerjakan tugas, mengikuti kegiatan-kegiatan kampus sampai lebih menghabiskan banyak waktu di luar bersama teman-teman kuliah. Selama dua tahun pula, pola makanku bisa dibilang tidak benar. Makan tidak teratur dan makan apa saja terutama kopi, soda, mie instan, dan makanan pedas-pedas jadi makanan favoritku selama kuliah, terlebih makanan itulah yang menemaniku begadang mengerjakan tugas kuliah.

Sampai akhirnya tiga bulan yang lalu, mendadak sakit kepala dan perutku terasa kembung dan mual . Aku tidak peduli karena aku lebih memikirkan tugas akhirku ketimbang kesehatanku. Pikirku, aku hanya masuk angin biasa karena belakangan hari aku memang sering begadang.



Seminggu kemudian, aku tak kunjung sembuh, akhirnya aku pergi ke dokter dan dokter bilang tubuhku sedikit demam, tenggorokanku merah dan perut kembung karena masalah lambung. Aku terkena GERD, penyakit asam lambung. Setelah itu pola makanku berubah. Aku harus mengatur jadwal makan dan asupan makanan juga banyak pantangannya. Karena semakin memburuk dan malahan perutku tambah perih dan tak bisa tidur tiap malamnya karena dadaku sesak dan punggungku terasa nyeri hingga akhirnya aku memutuskan pergi ke rumah sakit. Aku diberi obat yang lebih tinggi dari yang sebelumnya dan beristirahat di rumah agar cepat sembuh.

Pada keempat kalinya aku kembali ke dokter karena aku harus tetap check up sampai benar-benar sembuh. Demamku sudah hilang. Tenggorokan merah dan perut kembung juga sudah hilang. Namun terkadang perut yang perih dan panas yang sampai terasa ke dada ini belum juga sembuh. Dokter berkata kalau obat sudah diminum teratur dan makan sudah dijaga kemungkinan besar stresku yang tak bisa dikendalikan. Pengendalian stres dan makan teratur adalah obat yang sebenarnya dan kunci kesembuhanku.



Sejak saat itu aku belajar mengolah stresku. Aku yang memang sedang mengerjakan tugas akhir pasti ada stresnya. Tapi aku berusaha tenang, membuat jadwal kapanku harus mengerjakan tugas akhir, bimbingan maupun jadwal makan, minum obat dan tidur. Aku harus disiplin dalam menjaga diri sendiri supaya bisa sembuh secepatnya dan sebulan kemudian akhirnya aku tak perlu minum obat karena perih dan keluhan-keluhanku itu hilang. Bonusnya, tugas akhirku pun selesai dengan baik dan lancar.

Pelajaran yang kupetik dari sakitku ini adalah aku harus hidup dengan disiplin sebagai bagian dari tanggung jawabku untuk menjaga diri sendiri, karena siapa lagi yang menjaga kalau bukan diri kita sendiri. Dan lebih penting lagi, sebelum menjaga orang lain, aku harus jadi penjaga yang baik bagi diri sendiri.





(vem/nda)
What's On Fimela