Filosofi Tri Hita Kirana yang Jadi Dasar dari Tema BaliSpirit Festival 2019

fitriandiani diperbarui 25 Mar 2019, 18:00 WIB

Fimela.com, Jakarta BaliSpirit Festival 2019 merupakan ke-12 kalinya event ini berlangsung. Tahun ini, tema yang diangkat yakni Restore the Balance, atau Pemulihan Keseimbangan, yang dicapai melalui yoga, gerakan, tari, dan musik.

Inspirasi dari tema ini sendiri berasal dari filosifi Tri Hita Karana yang hingga kini masih menjadi pedoman hidup masyarakat Bali. "Tri" berarti Tiga, "Hita" berarti kebahagiaan, sedangkan "Karana" berarti penyebab. Tri Hita Karana diartikan sebagai "tiga penyebab terjadinya kebahagiaan."

Pada dasarnya hakikat dari ajaran Tri Hita Karana menekankan tiga hubungan manusia dalam kehidupan, yakni antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam sekitar, dan manusia ke Tuhan. Untuk prinsip pelaksanaannya dibutuhkan keseimbangan agar tujuan kebahagiaan itu tercapai.

Di BaliSpirit Festival 2019, ketiga unsur tersebut menjadi dasar dari seluruh rangkaian kegiatan, dengan tujuan menemukan kedamaian dalam diri, dan tercipta kebahagiaan rohani maupun jasmani.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Selaras dengan Konsep Tridaya dalam Kepercayaan Jawa

Press conference BaliSpirit Festival 2019. (Foto: Fimela.com/Fitri Andiani)

Sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana, dalam kepercayaan budaya Jawa ada pula konsep serupa yang bernama Tridaya. Hal ini ini diceritakan para pembicara dalam press conference pada Senin (25/3) di Yayasan Purnati, tempat berlangsungnya BaliSpirit Festival 2019.

Dalam kepercayaan Jawa Kuno, Tridaya itu terdiri dari Cipta, Rasa, dan Karsa. Cipta adalah sesuatu yang terkait dengan visi, pikiran, akal, gambaran yang dimiliki seseorang akan sesuatu. Rasa adalah sentuhan batin atas apa yang ada dalam Cipta, dan Karsa adalah tindakan.

Jika ketiga konsep tersebut berjalan selaras, maka kedamaian dan kebahagiaan akan tercipta.