Kekerasan Finansial Berpotensi Terjadi pada Perempuan, Begini Cara Mencegahnya

Anisha Saktian Putri diperbarui 01 Des 2020, 07:30 WIB

Fimela.com, Jakarta Banyak orang memikirkan kekerasan dalam rumah tangga, hal pertama yang terlintas dalam pikiran ialah kekerasan verbal dan fisik. Tetapi penelitian menunjukan bahwa penyalahgunaan keuangan sering terjadi dalam hubungan yang bisa masuk ke dalam kekerasan finansial.

Melansir verywellmind.com, faktanya, sebuah studi oleh Pusat Keamanan Keuangan menemukan bahwa 99 persen kasus kekerasan dalam rumah tangga juga melibatkan pelecehan finansial. Terlebih lagi, pelecehan finansial sering kali merupakan tanda pertama dari kekerasan dalam pacaran dan kekerasan dalam rumah tangga.

Kekerasan finansial seperti pengendalian kemampuan korban memperoleh, menggunakan, dan memelihara sumber daya keuangan. Korban secara finansial dilarang bekerja. Uang dibatasi bahkan tidak diberikan uang sama sekali.

Penelitian menunjukkan bahwa para korban seringkali terlalu mengkhawatirkan kemampuan mereka untuk membiayai diri sendiri dan anak-anak mereka untuk mengakhiri hubungan. Ditambah lagi, ketidakamanan finansial adalah salah satu alasan utama perempuan kembali ke pasangan yang kasar.

Dampak dari kekerasan finansial ialah korban merasa tidak mampu dan tidak percaya diri karena pelecehan emosional yang menyertai pelecehan finansial. Mereka juga harus pergi tanpa makanan dan kebutuhan lain karena tidak punya uang.

Dalam jangka pendek, penyalahgunaan keuangan membuat korban rentan terhadap kekerasan fisik.

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Cara mencegah kekerasan finansial

Menyesuaikan prioritas./Copyright shutterstock.com/g/miya227

Jika hal ini sudah terjadi padamu, baiknya diskusikan atau membicarakan hal tidak nyaman ini bersama pasangan. Jika tidak bisa bicara sendiri, baiknya didampingi oleh psikolog. Tujuan diskusi ialah bisa membenahi nilai, kepercayaan, diluruskan keyakinan dan pola keuangan.

Atau jika belum menikah, bicarakan secara detail tentang keuangan keluarga. Agar nantinya saat menikah, ada keterbukaan masalah keuangan. Mulai dari penghasilan, pengeluaran, inestasi, hingga hutang.

Selain itu, sebagai perempuan kita dapat memiliki penghasilan sendiri agar jika terjadi hal yang tidak diinginkan kita siap dalam finansial. Bukan hanya bekerja, penghasilan juga bisa didapatkan dari berbisnis.

Kini, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan basis pengusaha perempuan terbesar di dunia di mana data dari Bank Indonesia menyebutkan bahwa lebih dari 60% dari total 57,83 juta UMKM Indonesia dijalankan oleh pengusaha perempuan. Berbagai data pun menunjukkan, UMKM yang dikelola perempuan memiliki kinerja keuangan yang lebih sustainable, seperti NPL yang lebih rendah dan disiplin keuangan yang lebih baik.

Bahkan banyak pihak membantu untuk mengembangkan bisnis seperti program Tidak Ada Yang Tidak Bisa atau #TAYTB Women Warriors, dari Bank OCBC NISP yang menghadirkan solusi menyeluruh untuk mendukung perempuan Indonesia menjalankan dan mengembangkan bisnisnya dengan maksimal, yakni:

1. Manage: layanan perbankan yang memungkinkan pengusaha perempuan untuk mengatur keuangan baik pribadi dan bisnis dengan mudah, aman dan nyaman, kapan saja dan dimana saja antara lain dengan fitura, solusi digital melalui ONe Mobile untuk kebutuhan transaksi pribadi maupun Velocity untuk kebutuhan transaksi bisnis. Kemudahan transaksi dengan satu solusi layanan dan satu pelaporan elektronik. Layanan Kartu Kredit, Debit Onlined. Laporan SPT

2. Grow: solusi keuangan dan non keuangan (beyond banking) untuk mendukung bisnis yang memungkinkan pengusaha perempuan mengembangkan dana pribadi maupun bisnisnya antara lain:a Pendanaan mulai Rp500 Juta sampai dengan Rp15 Milliar, baik untuk pengusaha individu maupun nasabah badan usaha. Nasabah Individu juga dapat menikmati berbagai solusi keuangan dalam Nyala Bisnis, sementara untuk nasabah badan usaha dapat menikmati berbagai solusi dalam SME banking. Suku Bunga kredit dan berbagai kondisi menarik lainnya. Solusi non keuangan atau beyond banking (mulai dari e-commerce, layanan pajak, akuntansi, pembayaran online sampai pengelolaan akun social media) yang membantu menjalankan dan mengembangkan bisnis secara efektif

3. Live: dukungan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas diri dengan membangun komunitas usaha, penyediaan program edukasi sehingga mereka dapat menikmati hidup sekaligus memberi dampak bagi perekonomian Indonesia.

"Bank OCBC NISP sangat menyadari bahwa salah satu tantangan terbesar bagi pengusaha perempuan adalah terkait pengelolaan keuangan, kurangnya rasa percaya diri hingga keterbatasan pengetahuan untuk mengembangkan bisnis secara berkelanjutan. Oleh karena itu, melalui program #TAYTB Women Warriors, Bank OCBC NISP menyediakan program khusus yang tidak hanya membantu pengusaha perempuan untuk mengelola dan mengembangkan bisnisnya, melainkan juga memberi dukungan berupa kegiatan edukasi dan komunitas pengusaha perempuan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman," ujar Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP pada konferensi pers peluncuran program #TAYTB Women Warriors di Jakarta (25/11).

 

#changemaker