Peluang Besar bagi Para Pecinta Buku untuk Menjadi Bookfluencer

Endah Wijayanti diperbarui 25 Jan 2021, 11:40 WIB

Fimela.com, Jakarta Mencintai buku dan ingin memanfaatkan media sosial dengan cara yang lebih positif? Yuk, jadi bookfluencer. Bookfluencer atau pemengaruh buku bisa diperankan oleh siapa saja yang mencintai buku. 

Hari Minggu, 24 Januari 2021, dalam Readers' Gathering: Bookfluencer 101 bersama Okky Madasari dan Hestia Istiviani, topik tentang bookfluencer menjadi bahan diskusi yang menarik. Dalam webinar yang menjadi bagian rangkaian acara daring Ruang Tengah bertema #Bersama yang digelar penerbit Gramedia Pustaka, Okky Madasari memaparkan tujuh poin tentang Bookfluencer Manifesto. 

Di era media sosial seperti ini, istilah influencer jelas sudah tidak asing lagi bagi kita. Mungkin kita lebih familier dengan influencer di bidang mode atau makanan. Tapi ternyata ada juga influencer di dunia buku yang disebut bookfluencer. 

Okky Madasari melaluia Bookfluencer Manifestoa yang ia paparkan, ia menjelaskan bahwa media sosial adalah ruang publik yang harus dimanfaatkan, diintervensi, dan diperebutkan. Dari sini berangkat poin penting kedua bahwa kebisingan dan kedangkalan yang mendominasi media sosial harus diubah menjadi percakapan gagasan, ekspresi, kreativitas, opini yang berdampak, pertanyaan kritis, dan cerita-cerita yang berjiwa. 

 

What's On Fimela
2 dari 3 halaman

Bookfluencer Bukan Sekadar Alat Promosi

Okky Madasari dalam Readers' Gathering: Bookfluencer 101.

Pada poin ketiga Bookinfluencer Manifesto, dipaparkan bahwa bookfluencer atau pemengaruh buku bukan sekadar alat promosi atau buzzer. Bookfluencer adalah bagian dari upaya merebuat ruang publik media sosial untuk menjadi ruang percakapan gagasan, untuk menyebarkan opini-opini yang berdampak, bagian dari ekspresi kreatif. 

Apakah bookfluencer sama dengan book reviewer? Okky mengungkapkan bahwa bookfluencer bukan sekadar "tukang review" buku, melainkan punya peran penting sebagai pencipta wacana dan pemantik percakapan tentang gagasan yang tertulis dalam sebuah buku. 

"Bookfluencer lahir dan tumbuh karena cinta. Cinta pada buku, cinta pada ilmu, cinta pada masyarakatnya," tulis Okky pada poin terakhir Bookinfluencer Manifesto yang ia tawarkan. "We should all be bookinfluencer."

3 dari 3 halaman

Siapa Saja Bisa Mulai Mencoba Menjadi Bookfluencer

Hestia Istivani dalam Readers' Gathering: Bookfluencer 101.

Hestia dari komunitas Baca Bareng mengungkapkan bahwa siapa saja yang mencintai buku dapat menjadi bookfluencer. Meski jumlah pengikutnya di media sosial tidak banyak, tidak apa-apa. Selama memang suka dan ingin membagikan sesuatu dari buku yang sedang dibaca, maka tulis saja.

Apakah ada Sahabat Fimela yang tertarik menjadi bookfluencer? Mulai saja dari buku yang sedang dibaca. Bagikan pendapat atau kesan dari buku tersebut, lalu bagi di media sosial. Berbagi rasa cinta pada dunia buku bisa dimulai dari langkah sederhana. 

#ElevateWomen