4 Kisah Dokter Perempuan yang Menginspirasi 

Anisha Saktian Putri diperbarui 23 Mar 2021, 07:34 WIB

Fimela.com, Jakarta Bulan Maret masih diperingati dengan Hari Perempuan Sedunia yang tepatnya pada tanggal 8 Maret silam. Momentum ini menjadikan perempuan lebih kuat lagi dalam menghadapi berbagi masalah.

Tangguh menghadapi masalah hidup pun diceritakan beberapa dokter perempuan dalam webinar International’s Women Festival, Women’s Breakthrough: Challenging Life, Preventing Mishaps, and Inspiring Others, Yayasan Bersatu Sehatkan Indonesia (Yayasan BSI) bekerja sama dengan Asian Medical Students Association Alumni Club Indonesia (AMSAAC INA) dan KICKS (Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks).

Mereka berbagi pengalaman bagaimana bangkit dari keterpurukan yang bisa menginspirasi. Siapa saja mereka? Berikut ulasannya

1. dr. Deibby Mamahit

Dokter dr. Deibby ini berjuang untuk mensupport anak-anaknya yang menyandang autism dan pada prosesnya berhasil mendirikan Brainworks, sebuah klinik di Singapura yang tujuan utamanya adalah membantu orangtua yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus untuk dapat menjalani hidup yang lebih baik, meningkatkan kualitas hidup, dan mencegah ketergantungan hidup anak-anaknya kepada kedua orang tua di kemudian hari.

Klinik tersebut berdiri di tahun 2010. Pada laman Instagram pribadinya pun ia selalu berbagi pengetahuan mengenai autism.

2 dari 3 halaman

 2. dr. Indah Sukmawati, SpJP

Dokter-dokter perempuan yang menginsirasi/dok. AMSAAC INA dan KICKS

 

seorang cardiologist ini berbagi kisahnya dalam bertahan menghadapi tantangan hidup yang berat karena kedua orangtuanya menyandang kanker. Saat itu beliau masih duduk di bangku kuliah.

Melalui pengalamannya, beliau ingin berbagi dan mengingatkan kita semua, terutama para perempuan untuk selalu siap mengahadapi tantangan hidup dan mencegah apapun yang dapat dicegah terutama dalam hal kesehatan, misalnya dengan melakukan medical checkup rutin, vaksinasi dan mempersiapkan asuransi.

3. dr. Rossalina, SpKJ

dr. Rossalina merupakan seorang psychiatrist dan personal growth accompanist yang menceritakan pengalaman dan berbagi tips-tipsnya dalam menghadapi krisis dan stres.

Melalui kisahnya beliau berpesan akan pentingnya self care dan self love bagi kesehatan mental kita. Sehingga dapat tercegah dari berbagai penyakit kejiwaan, selalu fokus, serta mampu menjalani hidup yang lebih bermakna dan siap menghadapi berbagai tantangan.

 

3 dari 3 halaman

4. dr. Meta Melvina

Ilustrasi rumah sakit/dok. Unsplash Insung Yoon

dr Meta menjadi salah satu anggota dari tim advokasi vaksinasi covid 19 IDI yang menjelaskan pentingnya mindset prevention, mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati.Beliau menceritakan bahwa dengan disiplin dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat, beliau mampu tetap menjaga kesehatan di tengah aktivitasnya sebagai salah satu garda depan perlindungan terhadap covid 19 di Indonesia, dimana banyaknya paparan virus covid selama pandemik yang dihadapi.

 “Kita masih harus melengkapi vaksinasi lainnya diluar vaksinasi covid, karena dikhawatirkan mulai ada indikasi munculnya twindemics atau banyak juga dikenal sebagai wabah dalam wabah,” ujar dr. Meta