Jodoh Datang saat Aku Benar-Benar Pasrah Menyerahkan Segalanya pada Tuhan

Endah Wijayanti diperbarui 18 Jul 2021, 12:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Persiapan pernikahan seringkali dipenuhi drama. Ada bahagia, tapi tak jarang juga ada air mata. Perjalanan menuju hari H pun kerap diwarnai perasaan campur aduk. Setiap persiapan menuju pernikahan pun selalu punya warna-warninya sendiri, seperti kisah Sahabat Fimela dalam Lomba Share Your Stories Bridezilla: Perjalanan untuk Mendapat Status Sah ini.

***

Oleh: Agnes Sitanggang

Aku tentunya iri dengan setiap sahabat cewekku, yang ketika mendapatkan pria, selalu beruntung. Pria itu begitu tulus mencintai sahabatku, setiap harinya sahabatku bercerita tentang prianya. Dalam hatiku, "Ya Tuhan, kapan aku memiliki pria yang benar-benar cinta dan sayang denganku?"

Aku ingin flashback dulu dengan kisah cintaku sebelum aku menemukan pria yang saat ini menjalani hubungan serius denganku. Waktu itu, tahun 2016, aku masih bekerja di perbankan, dan dia sebagai wartawan.

Aku ketemu dia via aplikasi beetalk kala itu, dan hubungan kami berlanjut dengan ketemu, nongkrong, jalan, dan sebagainya. Singkat cerita, di tahun 2017 akhir, aku sempat tanya ke dia, "Kamu serius tidak sih sama aku?" Dan di situ dia bingung ingin jawab apa, karena memang hubungan kami ini terhalang oleh perbedaan agama. Huft.

Dia pun langsung, "Aku nggak tahu. Aku bingung." Dan aku sampai bilang dulu ke dia, "Aku mau kalau pun aku harus ikut ke agama kamu, aku akan belajar semuanya dari nol." Kami pun akhirnya menjalani hubungan ini tanpa tahu mau dibawa ke mana.

Bulan Desember 2017, saat itu Alm Mamaku sakit, aku sempat cerita ke Mama, "Ma, aku bingung dengan Ben, Ma. Dia awalnya sempat melarang aku, aku disuruh putus dan cari yang seiman."

Cuma karena memang aku cinta sama Ben, akhirnya Mamaku mengizinkan. Di awal tahun 2018, aku masih sempat traveling sama Ben keluar kota, karena aku nemenin dia kerja sekalian kami traveling.

Aku di situ mikir, Ben kok sibuk sekali ya, sampai omonganku nggak digubris, cuma aku di situ positif saja mikirnya. Dan selepas kami pulang, seminggu kemudian aku diteror sama perempuan (istri dia sekarang), cewek itu bilang, "Jangan ganggu-ganggu pacar aku." Ya sudah aku pun menjauh dan rasanya benci banget. Di tahun yang sama dia pun menikah, aku pun blokir semua medsos dia, karena aku sudah tersakiti.

Dan di tahun 2019 aku mulai membuka hati dengan pria yang usianya lebih muda dariku, tapi ternyata sama saja, malah lebih parah daripada berpacaran sama janda katanya. Dan akhirnya aku mulai lelah merasa sepertinya memang nggak ada pria yang tulus denganku.

Dan pada tahun 2020 aku berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, pada tahun 2020 ini aku mau fokus dengan pekerjaanku dulu saja, aku belum mau fokus dengan yang lain."

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Pria yang Tulus Mencintai

Bertemu jodoh./Copyright Agnes Sitanggang

Menjelang akhir tahun 2020, aku ke Bali tapi doaku berubah menjadi doa kusyukku kepada Tuhan soal jodoh. Aku selalu berdoa kepada Tuhan, "Tuhan, kali ini aku mohon, berikan aku pria yang benar-benar cinta, sayang serta tulus denganku, aku tidak mau lagi main-main, dan aku maunya pria itu pilihanmu. Berikanlah pria itu untukku di tahun 2021."

Dan mukjizat Tuhan itu sangat nyata di hidupku. Di awal Februari 2021 ini, Tuhan kirimkan dia buatku, dan kali ini benar-benar seiman.

Awalnya pertemuan kami via Facebook, pria ini sudah lama berteman denganku, dan aku pun selalu kepo profil dia, tapi respons dia dulu ke aku nggak ada sama skali, alias ya sudah berteman di FB saja tanpa saling sapa.

Aku ingat sekali pertemuan awal itu pada tanggal 5 Februari 2021 di jam 23.40 kami saling sapa. Tiba-tiba dia chat aku, karena memang sbelumnya aku buat status di Lineku," Jodoh..where are u?"

Eh di jam itu juga dia chat dan menelepon sampai 6 jam lebih..hehehe. Memang benar, Tuhan mempertemukan seseorang itu tanpa kami duga.

Aku bersyukur sekali, karena pria ini langsung dari Tuhan. Dan akhirnya pun kami berkomitmen untuk memiliki hubungan, dan dia pun mengajakku untuk menikah. Saat dia bilang sperti itu, Ya Tuhan, aku bahagia sekali. Dan dia menemui dengan datang ke Jakarta karena dia di Medan, dan kami pun pergi ke Bali di akhir bulan April, sekalian prewed ala-ala kami dulu, sebelum prewed sebenarnya nanti.

Selama dia di Jakarta, dia selalu menemaniku, kemana pun aku senang, dan mau karena dia pun anaknya nurut dan nggak neko-neko. Kami punya niat untuk menikah di tahun 2022.

Semoga Tuhan menyertai kami dan rencana indah dan baik kami. Tetapi mau akhir bulan ini, kami LDR lagi, dan ini lebih jauh. Aku harus mengizinkan dia pergi untuk mengais rezeki di kampung orang di Papua.

Dia bilang, "Aku kerja di sini dulu tidak masalah ya, cuma 6 bulan saja. Aku sudah bilang juga sama manajerku agar aku bisa nantinya ditempatkan di Jakarta lagi."

Semoga Tuhan selalu menjaga kamu selama berada di Papua dan kamu selalu menjaga cintamu buatku. Karena kamu dan aku ingin kami bisa lewati ini dulu dan nantinya kami bisa sama-sama terus dan rencana pernikahan kami terwujud di tahun 2022, ya.

#ElevateWomen