Untuk Ibuku yang Sudah Bekerja Keras, Kini Izinkan Putrimu untuk Merawatmu

Endah Wijayanti diperbarui 20 Des 2021, 09:15 WIB

Fimela.com, Jakarta Selalu banyak cinta dan hal istimewa dalam hubungan seorang anak dan ibu. Mungkin tak semuanya penuh suka cita, sebab ada juga yang mengandung duka lara. Masing-masing dari kita pun selalu punya cerita, seperti tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela untuk mengikuti Lomba Ungkapkan Rasa rindu pada Ibu di Share Your Stories Bulan Desember ini.

***

Oleh: Rahmi Fazriah

Mama, hujan dini hari ini belum lagi reda di luar jendela. Tubuh ringkihmu baru saja terlelap. Dalam lelapmu, terlihat jelas guratan-guratan di dahimu yang kian terlihat dalam. Guratan-guratan itu seakan bercerita tentang begitu banyak hal yang mama pikirkan selama berpuluh-puluh tahun mengurus anak dan suamimu.

Teringat dominannya dirimu untuk mengatur begitu banyak hal di rumah saat keempat anakmu masih kecil, ma. Setiap pagi sebelum mama berangkat kerja, telah mama siapkan sarapan pagi kami sebelum kami berangkat ke sekolah. Sesekali mama meneriakiku yang kadang lupa minum susu sebelum berangkat ke sekolah.

Sepulang kerja, mama mencuci pakaian kami dan membuat masakan untuk makan malam. Di dalam rumah semua ada aturannya, katamu. Sampai detail meletakkan barang pada tempatnya pun harus selalu benar, jangan meletakkan barang berpindah-pindah agar saat memerlukannya tidak sulit untuk mencarinya, begitu titahmu selalu.

Pada hari Minggu pun kami tak dapat bermain keluar rumah seenaknya sebelum kami menyelesaikan tugas hari Minggu kami di rumah. Ada yang mengepel, menyapu, mencuci sepatu, membersihkan rak sepatu, melap kaca jendela, membersihkan halaman, dan lain-lainnya. 

Pada hari Minggu itu juga adalah hari evaluasi perbuatan kami selama seminggu. Hampir di setiap hari Minggu mama memarahi kami yang banyak melanggar aturan. Iya, ma. Kedisiplinanmu teramat kental dalam mendidik kami. Jadilah semua hal harus beres di tanganmu.

Walaupun 24 jam otak mama terus berputar, namun tak pernah sedikit pun mama mengeluh lelah. Terima kasih untuk semua kasih sayang, kebaikan dan ajaranmu yang tak bisa kubalas dengan sempurna ya, ma. Terima kasih pula karena masih ada cara mendidikmu yang dapat kulanjutkan kepada putra-putriku di era digital ini, seperti tata krama, kejujuran dan menghargai waktu.

 

 

What's On Fimela
2 dari 2 halaman

Merawat Mama dengan Sepenuh Hati

Ilustrasi./Copyright shutterstock.com/g/photographeeeu

Dan kini, tak terasa hampir enam bulan dirimu telah terbaring di atas tempat tidurmu di usiamu yang ke-76 tahun. Mama masih belum dapat duduk sendiri dan semua kegiatanmu dilakukan di atas tempat tidur dalam keadaan terbaring usai dirimu terjatuh. Duh, mama. Andai saja aku dapat merubuhkan kekerasan hatimu untuk tidak menuruti keinginanmu yang ingin menyapu saat itu, andai saja tak kutinggalkan dirimu barang sejenak ke kamar kecil saat itu, tentu hal ini tidak akan terjadi.

Masih terngiang di telingaku teriakan mengerangmu menahan sakit ketika posisimu jatuh tengkurap dengan tangan dan paha kanan yang melintir. Ya Allah, ma. Di hari Jumat itu engsel bahu kanan dan engsel paha kananmu bergeser bersamaan. Aku sedih melihatnya, ma, sangat!

Setelah jatuh, terlihat jelas dirimu trauma hingga mama takut menggerakkan badan dan sejak peristiwa jatuhmu itu pula dirimu mulai demensia, ma. Dalam keadaan demensiamu, mama pernah memperhatikanku, lalu berucap, "Mamamu pasti orang baik, karena kamu anak baik dan lembut tutur katanya. Salam untuk mamamu, ya." Seketika menetes air mataku.

Aku mengusap pipimu dengan lembut sembari berbisik, "Ibu ini adalah mamaku," ucapku sambil menepuk dadamu pelan. Mama terperanjat mendengar ucapanku. Matamu yang kian mengecil itu terlihat bertambah sedikit diameternya: "O, iya? Masa?"

Sesekali terdengar kata maaf darimu karena sudah merepotkanku. Tidak, Ma. Jangan ucapkan itu karena merawatmu saat ini tentu tidaklah sebanding dengan saat mama merawatku sejak kecil.

Sekarang gantian aku yang merawat mama. Cepat sehat lagi ya, ma. Semoga sakitmu ini menambah pundi pahalamu. Semangat selalu dan terima kasih untuk semua pengorbanan yang telah mama tunaikan sebagai seorang ibu. Selamat Hari Ibu untuk mama, wanita mulia terkasih.

#ElevateWomen