4 Contoh Cara Merespon Obrolan dengan Pasangan

Fimela Reporter diperbarui 16 Jan 2023, 12:55 WIB

Fimela.com, Jakarta Tahukah jika cara berkomunikasi dengan pasangan menjadi salah satu penyebab krusial terjadinya masalah dalam pernikahan? Cara seseorang berkomunikasi itu terkait dengan hubungan emosional yang terjalin. Dan dalam pernikahan, hubungan emosional erat kaitannya dengan kondisi kebahagiaan akan pernikahan itu sendiri. Jadi, salah satu cara untuk membuat pernikahan menjadi lebih bahagia ya dengan mengubah cara berkomunikasi.

Yakin, kamu dan pasanganmu sudah berkomunikasi dengan baik? Responsnya sudah positif, belum? Berikut ini 4 contoh cara merespons obrolan dengan pasangan. Yang pailing baik tentu active-constructive, ya.

What's On Fimela
2 dari 5 halaman

1. Active-Constructive

(c) Shutterstock

Ciri-cirinya antusias dan supportif. “Selamat ya, aku tahu kamu pasti keterima kerja. Yuk, kita rayakan keberhasilan kamu. Cerita dong, tentang posisi baru kamu di kerjaan sekarang.” Pasangan tidak hanya memberikan selamat, tapi juga merasa bangga, menunjukkan minat dan rasa ingin tahu yang disampaikan melalui respons yang baik dan positif.

3 dari 5 halaman

2. Passive-Constructive

ilustrasi/polkadot_photo/Shutterstock

Ciri-cirinya singkat namun tetap supportif. “Kamu keterima kerja? Wah, kabar baik, ya.” Respons yang diberikan pasangan sifatnya positif tapi tidak memberikan tanggapan secara aktif. Di sini, pasangan tidak terlalu menunjukkan respons emosional mereka.

4 dari 5 halaman

3. Active-Destructive

(c) Shutterstock

Ciri-cirinya merusak suasana. “Iya, bagus kalau kamu keterima kerja. Tapi aku yakin kamu akan lembur sampai malam dan kerja sampai stres, nggakpapa?” Meskipun pasangan secara aktif memberikan respons, tapi respons yang diberikan sebenarnya bersifat merusak.

5 dari 5 halaman

4. Passive-Destructive

Ilustrasi/Copyright shutterstock.com/g/Pitipat

Ciri-cirinya tidak peduli dengan hal yang sedang diobrolkan. “Yasudah kalau keterima kerja.” Respons dari pasangan yang sifatnya pasif dan tidak positif. Pasangan tidak begitu senang dengan kabar baik, atau malah tidak peduli sama sekali. Tidak ada kontak mata, apalagi senyuman.

Walaupun pada prakteknya tidak selalu bisa berjalan active-constructive. Bisa jadi sedang buru-buru atau sibuk, jadilah passive-constructive yang muncul sebagai respons. Atau mungkin sedang kesal/marah dengan pasangan, jadilah respons active-destructive atau passive-destructive yang keluar.

Nah, kalau ini terjadi, mungkin kita bisa menjelaskan ke pasangan dan meminta maaf karena memberikan respons yang kurang baik. Tapi tidak ada salahnya loh, untuk menyetop kebiasaan memberikan respons pasif dan mulai membiasakan diri untuk merespons pasangan secara aktif dan positif.

Kalau belum bisa atau belum terbiasa, bisa dimulai dengan cara komunikasi positif yang senyamannya dulu saja. Karena pada akhirnya, semua pasangan ingin mendapat respons yang baik dari pasangannya.

Ditulis oleh: Aulia Oktafia Mahmudah